Rusia Tuding Prancis di Balik Kiriman Bom Parsel untuk Diplomatnya di Afrika Tengah

Reporter

Tempo.co

Minggu, 18 Desember 2022 07:00 WIB

Ilustrasi bom molotov. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala pusat kebudayaan Rusia di Republik Afrika Tengah terluka parah pada Jumat, 16 Desember 2022, setelah membuka bom parsel. Moskow menuduh Prancis berada di balik ledakan itu.

Baca: Zelensky Mengaku Didesak Agar Sudi Berunding dengan Rusia

Prancis membantah klaim bos kelompok tentara bayaran Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin, bahwa Paris terlibat dan harus ditunjuk sebagai negara sponsor terorisme.

Afrika Tengah telah berjuang melawan perang saudara sejak 2013. Wilayah ini merupakan jantung dari tawaran Rusia untuk pengaruh strategis di Afrika.

"Kepala pusat kebudayaan Rusia menerima bingkisan anonim pada hari Jumat, membukanya dan terjadi ledakan," kata kedutaan, dikutip oleh kantor berita resmi TASS.

Kepala Pusat Kebudayaan Rusia, Dmitry Sytyi, kini dirawat di rumah sakit karena cedera serius. "Saya telah meminta kementerian luar negeri Rusia untuk memulai prosedur untuk menyatakan Prancis sebagai negara sponsor terorisme," kata Prigozhin seperti dikutip dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh perusahaannya, Concord.

Advertising
Advertising

Dia menyerukan "penyelidikan menyeluruh" terhadap "metode teroris Prancis dan sekutu Barat yaitu Amerika Serikat serta lainnya."

Diplomat top Prancis pada hari Jumat membantah klaim Prigozhin. "Informasi ini salah dan merupakan contoh propaganda Rusia dan imajinasi aneh," kata Menteri Luar Negeri Catherine Colonna saat berkunjung ke Maroko.

Prigozhin, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan tidak jelas apakah Sytyi akan berhasil melewati masa kritis. "Dokter Rusia melakukan segala yang mereka bisa di rumah sakit Bangui untuk menyelamatkannya," kata Prigozhin.

Sebelum pingsan, Prigozhin mengaku Sytyi melihat catatan yang diduga berbunyi, "Ini untukmu dari seluruh Prancis, Rusia akan keluar dari Afrika."

Prigozhin mengatakan Sytyi pertama kali menerima bingkisan dari Togo pada 11 November. Paket itu berisi foto putranya yang tinggal di Prancis dan sebuah catatan yang bertuliskan lain kali dia akan menerima kepala putranya jika Rusia tidak meninggalkan Afrika.

Sytyi membuka paket baru pada hari Jumat karena mengira paket itu berisi kepala putranya. "Jika Dmitry Sytyi tetap hidup, dia akan melanjutkan perjuangan dan melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana mereka yang mencoba hidupnya terbakar dalam api sejarah," kata Prigozhin. "Jika dia meninggal, dia akan selamanya menjadi simbol perjuangan ini."

Media Rusia, RIA Novosti mengutip seorang diplomat yang mengatakan Sytyi menerima bingkisan itu di rumahnya, jauh dari pusat kebudayaan. "Dia menerimanya, membawanya ke rumahnya dan membukanya," kata diplomat itu.

Prancis, bekas kekuatan kolonial, mengirim hingga 1.600 tentara untuk membantu menstabilkan Afrika Tengah setelah kudeta tahun 2013 memicu perang saudara di sepanjang garis sektarian. Selama beberapa tahun terakhir, gesekan telah tumbuh antara kedua negara karena kehadiran militer Rusia.

Pada 2018, Moskow mengirim instruktur ke negara itu, dan pada 2020 menyusul dengan ratusan paramiliter untuk membantu Presiden Faustin Archange Touadera mengalahkan pemberontak yang maju ke ibu kota.

Prancis, PBB, dan lainnya mengatakan mereka adalah tentara bayaran dari kelompok Wagner yang didukung Kremlin, yang dikaitkan dengan kekejaman dan penjarahan sumber daya.

Simak: Putin Kumpulkan Jenderal Rusia Usai Gempur Ukraina Habis-habisan

CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

15 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

1 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

1 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

1 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

2 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

3 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

3 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya