Arab Saudi Habiskan Insentif Rp21 Triliun untuk Dorong Peralatan Militer Buatan Lokal

Reporter

magang_merdeka

Rabu, 14 Desember 2022 10:45 WIB

Pasukan keamanan Arab Saudi melakukan parade militer untuk persiapan haji tahunan di Mekkah, Arab Saudi, 3 Juli 2022. Pasukan Arab Saudi mengadakan simulasi dari situasi pengejaran dan penangkapan, sementara paramedis lakukan simulasi respons cepat untuk pengangkatan udara ke tempat yang aman. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur bagian umum Arab Saudi Ahmed al-Ohali, pada Senin, 12 Desember 2022, mengungkap Arab Saudi telah menggolontorkan dana sebesar USD 1,4 miliar (Rp 21 triliun) sebagai uang insentif untuk meningkatkan produksi di sektor militer buatan dalam negeri selama dua tahun terakhir

Al-Ohali mengatakan dari total USD 1,4 miliar uang insentif tersebut, sebanyak USD 877 juta (Rp 13.8 miliar) dialokasikan untuk penelitian dan pengembangan yang dilakukan sepanjang 2021 dan 2022. Sisa uang USD 478,6 juta (Rp 7.469 miliar) didistribusikan ke perusahaan-perusahaan di sektor militer Kerajaan Arab Saudi, termasuk Industri Militer Arab Saudi (SAMI).

Foto yang diambil pada 16 November 2015 menunjukkan seorang pilot Arab Saudi bersiap untuk menaiki jet tempur F-15 di pangkalan militer Khamis Mushayt. [PressTV]

Baca juga: Jepang Tambah Anggaran Pertahanan Rp 113 Triliun pada 2023

Advertising
Advertising

Dalam pidato video yang dibagikan lewat Twitter oleh kantor berita Arab Saudi (SPA), al-Ohali mengatakan sektor militer Kerajaan Arab Saudi diharapkan bisa menyumbang sekitar $25,2 miliar (Rp 398 triliun) ke PDB Arab Saudi pada tahun 2030.

CEO SAMI Walid Abukhaled mengatakan pihaknya akan fokus pada sistem pesawat tak berawak (drone), radar, dan keamanan siber pada tahun-tahun mendatang. Abukhaled berbicara dengan al-Ohali dalam sebuah forum di Riyadh pada Senin, 12 Desember 2022, atau persisnya setelah pengumuman anggaran pengeluaran militer Arab Saudi 2023.

Visi Saudi 2030 diluncurkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Perdana Menteri Kerajaan Arab Saudi pada 2016 dalam upaya mengembangkan industri lokal, termasuk di sektor militer, sehingga bisa mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi dari minyak.

“Kerajaan Arab Saudi memiliki anggaran pertahanan terbesar ketiga di dunia dan sekarang menjadi yang kesembilan berkat rasionalisasi pengeluaran,” kata Abukhaled.

Abukhaled pada 2019 lalu pernah mengatakan, Arab Saudi akan menjadi negara pengekspor peralatan militer top di dunia. SAMI, menurut dia, ingin masuk dalam kelompok 25 perusahaan militer di dunia pada tahun 2030. Arab Saudi juga akan memenuhi permintaan perlengkapan militer untuk pasar domestik dalam jumlah besar.

Abukhaled mengakui Arab Saudi tidak memiliki pengalaman dalam industri militer. Meski begitu, rancangan reformasi tentang Visi Kerajaan Arab Saudi 2030 telah memasukkan bidang ini sebagai tujuan. Abukhaled menambahkan SAMI bekerja sama dalam hal inisiatif dengan General Authority for Military Industries atau GAMI untuk memastikan bahwa industri ini berada dalam atmosfir yang tepat untuk beroperasi

Al Arabiya | Reuters | Nugroho Catur Pamungkas

Baca juga: Mike Tyson Ibadah Umrah bersama DJ Khaled, Begini Perjalanan Si Leher Beton Menjadi Mualaf

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kemenag: Ibadah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Dideportasi hingga Denda Setara Rp 42,5 Juta

4 jam lalu

Kemenag: Ibadah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Dideportasi hingga Denda Setara Rp 42,5 Juta

Jemaah tanpa visa haji resmi bisa dikenakan sanksi deportasi dan dilarang memasuki Arab Saudi sesuai jangka waktu yang diatur UU

Baca Selengkapnya

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

4 jam lalu

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

Tentara Israel baku tembak dengan anggota Hamas di gang-gang sempit di Jabalia pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Rumah Warga Retak Imbas Ledakan Pabrik Smelter Nikel PT KFI, Perusahaan Janji Bertanggung Jawab

5 jam lalu

Rumah Warga Retak Imbas Ledakan Pabrik Smelter Nikel PT KFI, Perusahaan Janji Bertanggung Jawab

PT Kalimantan Ferro Industry (PT KFI) janji bertanggung jawab atas dampak ledakan pablik smelter yang dialami warga.

Baca Selengkapnya

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

10 jam lalu

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

Istri eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membantah apabila dia pernah mengintimidasi Wijanto Tirtasana, bekas kongsi bisnisnya.

Baca Selengkapnya

Pabrik Smelter Nikel PT KFI di Kutai Kartanegara Meledak, Rumah Warga Retak

12 jam lalu

Pabrik Smelter Nikel PT KFI di Kutai Kartanegara Meledak, Rumah Warga Retak

Ledakan di pablik smelter nikel kembali terjadi. Kali ini di pabrik smelter milik PT Kalimantan Ferro Industry (PT KFI) di Kutai Kartanegara, Kaltim.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

12 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

13 jam lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

Cerita Detik-detik Ledakan di Area Smelter Nikel PT KFI di Kutai Kartanegara

14 jam lalu

Cerita Detik-detik Ledakan di Area Smelter Nikel PT KFI di Kutai Kartanegara

Bunyi ledakan tiba-tiba menggoyang tubuh Lusi Puspita. Di luar, semburat api dan asap menguar di area kerja PT Kalimantan Ferro Industri atau PT KFI.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

1 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya