Serbia Meminta Izin NATO untuk Mengirim Pasukan ke Kosovo Utara

Reporter

Tempo.co

Minggu, 11 Desember 2022 17:17 WIB

Aleksandar Vucic, perdana menteri Serbia sekaligus calon Presiden Serbia. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Serbia akan meminta penjaga perdamaian NATO untuk mengizinkannya mengerahkan militer dan polisi Serbia ke Kosovo utara yang bergejolak. Namun, Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengakui kemungkinan permintaan itu tidak akan disetujui.

Baca juga: Serbia dan Kosovo Bikin Kesepakatan soal Pelat Nomor Kendaraan

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell bulan lalu memperingatkan potensi "eskalasi dan kekerasan." Ini setelah pembicaraan darurat antara Kosovo dan Serbia gagal menyelesaikan perselisihan panjang mereka mengenai pelat nomor mobil yang digunakan oleh etnis minoritas Serbia di Kosovo.

Proposal Beograd untuk mengirim pasukannya ke bekas provinsi Serbia yang kini telah merdeka - dapat meningkatkan ketegangan yang sudah mendidih di negara-negara Balkan.

Vucic mengatakan pada konferensi pers pada Sabtu di Beograd bahwa dia akan membuat permintaan untuk mengerahkan pasukan Serbia dalam sebuah surat kepada komandan misi KFOR NATO, pasukan penjaga perdamaian aliansi di Kosovo.

Advertising
Advertising

“Kami akan meminta dari komandan KFOR untuk memastikan pengerahan personel tentara dan polisi Republik Serbia ke wilayah Kosovo dan Metohija,” kata Vucic, menambahkan bahwa dia “tidak punya ilusi” bahwa permintaan itu akan diterima.

Permintaan kepada NATO akan menjadi yang pertama kalinya Beograd berusaha untuk mengerahkan pasukan di Kosovo di bawah ketentuan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang 1998-1999. NATO menjadi perantara melawan Serbia untuk melindungi Kosovo yang mayoritas penduduknya Albania.

Resolusi itu mengatakan Serbia dapat mengerahkan hingga 1.000 pejabat militer, polisi, dan bea cukai ke situs-situs keagamaan Kristen Ortodoks, daerah-daerah dengan mayoritas Serbia dan penyeberangan perbatasan, jika penempatan semacam itu disetujui oleh komandan KFOR. Pada saat resolusi tersebut, Kosovo yang mendeklarasikan kemerdekaannya pada 2008 masih diakui sebagai bagian dari Serbia.

Beograd, didukung oleh Rusia dan China, telah menolak untuk mengakui kenegaraan Kosovo.

NATO masih memiliki sekitar 3.700 penjaga perdamaian yang ditempatkan di bekas provinsi Serbia itu untuk mencegah kekerasan antara etnis Albania dan Serbia.

Kantor Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti mengatakan langkah Serbia akan menjadi "tindakan agresi" dan indikasi "kecenderungan Serbia untuk mengacaukan kawasan".

Pernyataan Vucic muncul setelah serentetan insiden dan ketegangan yang meningkat antara otoritas Kosovo dan Serbia Kosovo yang merupakan mayoritas di wilayah utara Kosovo.

Pada Sabtu, warga Serbia Kosovo baku tembak dengan petugas polisi di wilayah utara yang bergolak. Presiden Kosovo Vjosa Osmani mengumumkan bahwa pemilihan lokal yang dijadwalkan pada 18 Desember di daerah itu akan ditunda hingga tahun depan.

Baku tembak pecah setelah Serbia memblokir jalan-jalan utama di wilayah utara untuk memprotes penangkapan mantan anggota polisi Kosovo yang mundur dari jabatannya bulan lalu bersama dengan pejabat etnis Serbia lainnya.

Pihak berwenang di Pristina mengatakan mantan polisi Dejan Pantic ditangkap karena diduga menyerang kantor komisi pemilihan, petugas polisi dan petugas pemilihan pada Selasa.

Wali Kota Serbia di kota Kosovo utara, bersama dengan hakim lokal dan sekitar 600 petugas polisi, mengundurkan diri bulan lalu sebagai protes atas keputusan pemerintah untuk mengganti pelat nomor mobil yang dikeluarkan Beograd dengan yang dikeluarkan oleh Pristina.

Polisi mengatakan blokade pada Sabtu menghentikan lalu lintas, dan mereka terpaksa menutup dua penyeberangan perbatasan antara Kosovo dan Serbia. Belakangan, mereka mengatakan mendapat serangan di beberapa lokasi dekat danau yang berbatasan dengan Serbia. Tidak ada laporan langsung tentang cedera.

Dalam upaya meredakan ketegangan, Presiden Kosovar Osmani mengumumkan penundaan pemilihan lokal hingga 23 April di kota utara Mitrovica, Zubin Potok, Zvecan dan Leposavic.

Uni Eropa juga telah memperingatkan Serbia dan Kosovo untuk menyelesaikan perselisihan mereka secara damai. Dan, Uni Eropa mengancam menolak menormalisasi hubungan jika mereka ingin dianggap memenuhi syarat untuk menjadi anggota blok tersebut.

Baca juga: Tolak Pelat Nomor Kosovo, Polisi Etnis Serbia Beramai-ramai Mundur

AL JAZEERA

Berita terkait

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

1 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

7 hari lalu

Menhan Rusia Menuduh NATO Kerahkan 33 Ribu Prajurit Dekat Perbatasan

Menhan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan NATO telah mengerahkan sekitar 300 tank dan lebih dari 800 jenis kendaraan lapis baja dekat perbatasan Rusia.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

25 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

26 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Para Menteri NATO Pertimbangkan Dana Militer 100M Euro untuk Ukraina

27 hari lalu

Para Menteri NATO Pertimbangkan Dana Militer 100M Euro untuk Ukraina

Dana ini akan memberikan NATO sebuah peran yang lebih langsung dalam membantu Ukraina dalam melawan invasi Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Tak Ingin Serang Negara Anggota NATO

32 hari lalu

Vladimir Putin Tak Ingin Serang Negara Anggota NATO

Vladimir Putin memastikan Rusia tidak punya rencana apapun pada negara anggota NATO dan tidak akan menyerang.

Baca Selengkapnya

Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

33 hari lalu

Putin Tak Serang Anggota NATO, Tapi Ancam Tembak Jet F-16

Putin mengatakan pesawat F-16 mampu mengangkut senjata nuklir. Ia menyatakan tak akan menyerang anggota NATO, tapi tembak jatuh F-16.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Sedikitnya 3 Kasus TPPO Sebulan Terakhir, Salah Satunya Ferienjob

36 hari lalu

Polisi Ungkap Sedikitnya 3 Kasus TPPO Sebulan Terakhir, Salah Satunya Ferienjob

Kasus TPPO berkedok program magang mahasiswa di Jerman atau ferienjob diduga melibatkan kampus.

Baca Selengkapnya

Kasus TPPO ke Serbia, Pelaku Minta Korban Beralasan Holiday di Pemeriksaan Imigrasi

36 hari lalu

Kasus TPPO ke Serbia, Pelaku Minta Korban Beralasan Holiday di Pemeriksaan Imigrasi

Polresta Bandara Soekarno-Hatta menangkap tiga tersangka kasus pengiriman Calon Pekerja Migran Indonesia atau TPPO dengan tujuan Serbia.

Baca Selengkapnya

Polresta Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Kasus TPPO ke Serbia, Tangkap 3 Tersangka

36 hari lalu

Polresta Bandara Soekarno-Hatta Ungkap Kasus TPPO ke Serbia, Tangkap 3 Tersangka

Polresta Bandara Soekarno-Hatta mengungkap kasus pengiriman Calon Pekerja Migran Indonesia non-prosedural atau TPPO dengan tujuan negara Serbia.

Baca Selengkapnya