Pilpres Kazakhstan akan Digelar di Tengah Invasi Rusia ke Ukraina

Reporter

Daniel Ahmad

Editor

Sapto Yunus

Sabtu, 19 November 2022 06:00 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menghadiri sesi Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) pada 17 Juni 2022 [Maxim Shemetov/Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - Kazakhstan akan menggelar pemilihan presiden pada Ahad, 20 November 2022, di tengah ketegangan invasi Rusia ke Ukraina, sama-sama negara bekas pecahan Uni Soviet. Pesta demokrasi di Kazakhstan kali ini dianggap sebagai yang paling penting.

Baca: Serbia Dapat Tambahan Suplai Gas dari Rusia

Rusia dan Kazakhstan berbagi perbatasan darat terpanjang di dunia. Fakta geografis itu memicu kekhawatiran di antara beberapa orang Kazakh mengenai keamanan negara dengan populasi etnis Rusia terbesar kedua di antara bekas republik Soviet setelah Ukraina.

Inkumben Kassym-Jomart Tokayev secara terbuka menolak klaim teritorial yang dibuat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina. Langkah itu diperkirakan memperburuk hubungan antara bekas republik Soviet dan Moskow.

Pada sebuah forum di St. Petersburg pada Juni lalu, Tokayev berbagi panggung dengan Putin. Dia mengatakan pemerintahnya tidak mengakui wilayah yang dikuasai Rusia di Ukraina timur dan bahwa Kazakhstan menjunjung tinggi perbatasan yang diakui secara internasional.

Advertising
Advertising

Ucapan blak-blakannya mengejutkan para pengamat dan memicu ancaman kemarahan dari beberapa komentator pro-perang di media Rusia. Bulan lalu, ketika Tokayev menjadi tuan rumah pertemuan puncak presiden Asia Tengah, dia mengadakan pertemuan tatap muka dengan para pemimpin lain tetapi tidak ada pembicaraan bilateral dengan Putin.

Tokayev yang berusia 69 tahun mulai menjabat pada 2019 setelah presiden Kazakhstan sebelumnya mengundurkan diri di tengah protes. Setelah selamat dari kerusuhan pada Januari yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, Tokayev meluncurkan reformasi--termasuk amendemen konstitusi dan kenaikan upah minimum--dan menyerukan pemilu lebih cepat.

Selain Tokayev, lima calon presiden lain dalam kontestasi Kazakhstan tahun ini adalah Qaraqat Abden dari Asosiasi National Alliance of Professional Social Workers, Saltanat Tursynbekova dari Asosiasi Kazakh Mothers-the Way to Traditions, Meyram Qazhyken dari Asosiasi Commonwealth of Trade Unions of Kazakhstan Amanat, Zhiguli Dayrabayev dari Asosiasi People's Democratic Patriotic Party Auyl, dan Nurlan Auesbayev dari Asosiasi National Social Democratic Party.

Komisi Pemilihan Pusat Kazakhstan telah menerima permohonan dari 12 kandidat yang dicalonkan oleh asosiasi publik republik. Enam kandidat lolos melewati prosedur yang sudah ditetapkan dan sudah terdaftar.

Saat ini para kandidat sedang mengelar kampanye yang berlangsung hingga 19 November. Dari enam kandidat tersebut, dua capres perempuan adalah Qaraqat Abden dan Saltanat Tursynbekova.

Total 10.101 tempat pemungutan suara (TPS) akan tersedia dan hampir 12 juta warga negara sudah masuk dalam daftar pemilih. Sementara itu, 68 TPS juga sudah disediakan di bawah misi konsulat dan diplomatik Kazakhstan di luar negeri.

Berita terkait

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

5 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

6 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

15 jam lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

1 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

1 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

2 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

3 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

4 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

4 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya