Pilpres Kazakhstan akan Digelar di Tengah Invasi Rusia ke Ukraina
Reporter
Daniel Ahmad
Editor
Sapto Yunus
Sabtu, 19 November 2022 06:00 WIB
Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia Daniyar Sarekenov menyebut semua pihak terdampak dengan ketegangan geopolitik invasi Ukraina Rusia, termasuk negaranya. Mengenai pemilu kali ini, dia menegaskan ini bukan hanya tentang masalah internal Kazakhstan tetapi juga tantangan global.
"Dan sekali lagi itu membuktikan bahwa kami lebih maju dan mungkin harus menyesuaikan jalan kami sesuai dengan kondisi lingkungan hukum internasional," kata Sarekenov.
Kazakhstan saat ini sangat bergantung pada Caspian Pipeline Consortium (CPC), salah satu jaringan pipa terbesar di dunia yang melintasi Rusia ke pelabuhan Laut Hitam Novorossiisk. Dari total ekspor 68 juta ton per tahun, 53 juta ton minyak Kazakh melewatinya.
Meskipun tidak ada yang bisa menggantikan volume itu, dorongan yang diumumkan minggu lalu untuk meningkatkan pengiriman trans-Kaspia sepuluh kali lipat di tahun-tahun mendatang, menjadi 20 juta ton, adalah tanda paling jelas dari langkah pemerintah Tokayev untuk membatasi ketergantungan ekonomi pada Rusia.
"Kami telah mengembangkan peta jalan untuk mendiversifikasi ekspor (minyak)," kata Perdana Menteri Alikhan Smailov kepada wartawan. "Pekerjaan sedang dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan kemampuan ekspor minyak ke segala arah."
Di tengah permintaan populer untuk perubahan besar-besaran, Tokayev baru-baru ini mempercepat rencana untuk meningkatkan jumlah minyak Kazakh yang diekspor ke barat melintasi Laut Kaspia untuk menghindari Rusia di utara.
Baca: Demonstran Iran Membakar Rumah Ayatullah Khomeini
REUTERS