Reaksi Beragam Warga Menjelang Pemilu Malaysia

Reporter

magang_merdeka

Kamis, 17 November 2022 15:30 WIB

Sejumlah warga sedang mengikuti perhitngan suara pemilu Malaysia 2018 di Hotel Sheraton Petaling Jaya, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Kamis dini hari, 10 Mei 2018. Awang Azman

TEMPO.CO, Jakarta - Hajar Wahab, 22 tahun, seorang mahasiswi di Malaysia, mencoba untuk melawan apatisme politik dan memberi penyuluhan soal pemilu pada pemilih pemula tentang proses pemungutan suara menjelang pemilu Malaysia yang ketat pada 19 November. Hajar juga menjabat sebagai Ketua Organisasi Mahasiswa seluruh Malaysia

Di sebuah ruang makan di Universitas Islam Internasional Malaysia, Hajar berdiri di samping tempat pemungutan suara darurat, saat dia menunjukkan kepada sesama mahasiswa cara menandai dan memberikan suara pemilihan.

Menurutnya yang dipertaruhkan saat ini adalah stabilitas pemerintah. Malaysia terakhir kali menyelenggarakan pemilu pada 2018. Semenjak itu, Malaysia telah dipimpin tiga perdana menteri. Wahab telah menyaksikan runtuhnya dua pemerintahan, sementara dua koalisi oposisi utama terpecah.

Gejolak politik di Malaysia telah menguras tenaga para pemilih, dengan dua pemilihan lokal yang diadakan dalam satu tahun terakhir menunjukkan jumlah pemilih yang lebih rendah dari rata-rata. Hajar mengatakan meski kelelahan itu bisa dimaklumi, penting bagi anak muda untuk menyuarakan kekesalannya di kancah nasional.

"Itu akan semakin mendorong Anda untuk memilih," kata Hajar.

Kelompok pemilih muda di Malaysia cukup besar, yakni sekitar enam juta orang yang baru berhak memberikan suara. Hal itu karena dampak reformasi yang menurunkan usia pemilih dari 21 tahun menjadi 18 tahun dan memungkinkan pendaftaran otomatis. Pemilih di bawah usia 40 tahun sekarang merupakan setengah dari 21 juta pemilih.

Upaya para mahsiswa seperti Hajar tampaknya membuahkan hasil. Jajak pendapat terbaru menunjukkan jumlah pemilih akan meningkat di tengah masuknya pemilih baru dan saat kampanye meningkat menjelang hari pencoblosan.

“Pemilih muda merasa bahwa ini adalah pemilu penting yang tidak boleh mereka lewatkan, terutama kaum muda yang baru pertama kali memilih,” kata Ibrahim Suffian, Direktur lembaga survei independen Merdeka Center.

Baca juga: PM Inggris Liz Truss Mundur Buntut dari Krisis Politik

Menurutnya, kekhawatiran atas stabilitas dan kepemimpinan pemerintah datang pada saat inflasi meningkat dan prospek ekonomi yang mendung. Kondisi ini mendorong jumlah pemilih dalam pemilu Malaysia 2022.

Aliansi pendukung Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri, Barisan Nasional saat ini mencari mandat yang lebih kuat, dan menjauhkan diri dari skandal korupsi 1MDB bernilai miliaran dolar. Barisan Nasional menghadapi dua pesaing besar dalam pemilu ini. Pertama pemimpin oposisi anti kemapanan Anwar Ibrahim, dan kedua adalah mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, yang dipaksa keluar dari jabatannya setelah menghadapi Najib terkait 1MDB.

Beberapa partai kecil lainnya juga bersaing dalam pemilihan yang akan melihat 945 kandidat bersaing memperebutkan 222 kursi anggota parlemen Malaysia, sebuah faktor yang dapat membagi suara menjadi beberapa cara.

Blok saingan kemungkinan perlu membentuk aliansi karena tidak ada partai atau koalisi tunggal yang dapat memenangkan cukup kursi parlemen dan membentuk pemerintahan sendiri. Muhammad Imran Hazem Ashari, 22 tahun, warga Malaysia, mengatakan akan memilih partai mana pun yang dapat memberi stabilitas.

Beberapa pemilih tetap tidak tertarik oleh pertikaian politik yang terus-menerus, percaya bahwa pilihan mereka akan berdampak kecil. Eddie Putera Noordin, 55 tahun, seniman, mengatakan dia merasa memilih adalah kejahatan karena dia tidak percaya pada kandidat atau partai yang bersaing.

"Saya takut memilih karena siapa pun yang Anda pilih akan menjadi bagian dari koalisi yang lemah. Mereka harus membentuk aliansi dengan partai-partai yang ditolak dalam pemilihan, dan pada akhirnya akan membentuk pemerintahan yang sama," kata Eddie.

REUTERS | Nugroho Catur Pamungkas

Baca juga: Anwar Ibrahim Tuding Militer Lakukan Kecurangan dalam Pemilu Malaysia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

21 jam lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

22 jam lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

1 hari lalu

Pakar Hukum Unand Beri Catatan Putusan MK, Termasuk Dissenting Opinion 3 Hakim Konstitusi

Pakar Hukum Universitas Andalas atau Unand memberikan tanggapan soal putusan MK dan dissenting opinion.

Baca Selengkapnya

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

1 hari lalu

Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

6 hari lalu

Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.

Baca Selengkapnya

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

7 hari lalu

Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

Budi Arie Setiadi mengatakan Tim Cook mengapresiasi hasil pemilu presiden Indonesia atas terpilihnya Prabowo.

Baca Selengkapnya

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

9 hari lalu

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

9 hari lalu

Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

Hari ini, 17 April 2019 atau Pemilu 2019 pertama kali Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan secara serentak.

Baca Selengkapnya

Hindari Urusan Politik, Anies Baswedan Disebut Masih Fokus Silaturahmi Lebaran

15 hari lalu

Hindari Urusan Politik, Anies Baswedan Disebut Masih Fokus Silaturahmi Lebaran

Anies Baswedan tengah berfokus pada urusan internal dan silaturahim hari raya Idulfitri 2024.

Baca Selengkapnya

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

16 hari lalu

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.

Baca Selengkapnya