Setelah Pengeboman di Istanbul, Turki Memburu Target di Irak dan Suriah

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Rabu, 16 November 2022 09:30 WIB

Tentara Turki dengan kendaraan militer kembali dari kota Tal Abyad, Suriah, seperti yang digambarkan di perbatasan Turki-Suriah di Akcakale, Turki, 24 Oktober 2019. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Turki berencana mengejar target di Suriah utara setelah menyelesaikan operasi lintas perbatasan melawan militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang di Irak. Pernyataan tersebut disampaikan seorang pejabat senior Turki pada hari Selasa, 15 November 2022, dua hari setelah ledakan bom di Istanbul pada Ahad lalu.

Baca: Reaktor Nuklir dalam Masa Perawatan, Prancis Terancam Gelap

Pemerintah Turki menyalahkan militan Kurdi atas ledakan di Istiklal Avenue, Istanbul, yang menewaskan enam orang dan melukai lebih dari 80 orang itu.

Pejabat itu mengatakan ancaman yang ditimbulkan oleh militan Kurdi atau kelompok ekstremis ISIS di Turki tidak dapat diterima. Ia menambahkan Ankara akan menghilangkan ancaman di sepanjang perbatasan selatannya dengan cara apa pun.

Suriah adalah masalah keamanan nasional bagi Turki. Sudah ada pekerjaan yang dilakukan untuk ini,” kata pejabat itu kepada Reuters. Ia menolak disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Advertising
Advertising

“Ada operasi yang sedang berlangsung melawan PKK di Irak. Ada target tertentu di Suriah setelah itu selesai,” ia menambahkan.

Tidak ada komentar segera dari Kementerian Luar Negeri Turki.

Hingga kini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan di pedestrian yang populer di kalangan wisatawan itu. PKK dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan Kurdi telah membantah terlibat.

Dalam sebuah pernyataan di situsnya, PKK menyatakan mereka tidak menargetkan warga sipil.

“Tidak diragukan lagi kami tidak menargetkan warga sipil dengan cara apa pun,” kata PKK.

Sejauh ini Turki telah melakukan tiga serangan ke Suriah utara terhadap milisi YPG Kurdi Suriah, yang disebut sebagai sayap PKK. Presiden Recep Tayyip Erdogan sebelumnya mengatakan bahwa Turki dapat melakukan operasi lain terhadap YPG.

Sementara PKK dianggap sebagai kelompok teroris oleh Turki, Amerika Serikat dan Uni Eropa bersekutu dengan YPG melawan ISIS dalam konflik di Suriah.

Orang Turki khawatir bahwa lebih banyak serangan dapat terjadi menjelang pemilihan umum yang ditetapkan pada Juni 2023. Jajak pendapat menunjukkan Erdogan bisa kalah setelah dua dekade berkuasa.

Baca: Di KTT G20 Volodymyr Zelensky Minta Pemimpin Dunia Bantu Hentikan Invasi Rusia

REUTERS

Berita terkait

Ragam Reaksi Warganet soal Kenaikan Harga Tiket Timnas Indonesia Lawan Irak dan Filipina

3 jam lalu

Ragam Reaksi Warganet soal Kenaikan Harga Tiket Timnas Indonesia Lawan Irak dan Filipina

Kenaikkan harga tiket Timnas Indonesia memicu amarah netizen yang melontarkan berbagai komentar unik di akun Instagram resmi @timnas.Indonesia.

Baca Selengkapnya

2 Laga Terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Ingin Dimenangi Anak Asuh Shin Tae-yong

1 hari lalu

2 Laga Terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Ingin Dimenangi Anak Asuh Shin Tae-yong

Shin Tae-yong targetkan dua kemenangan dalam dua laga penutup Kualifikasi Piala Dunia 2026. Lawan mana saja?

Baca Selengkapnya

Target Shin Tae-yong Sapu Bersih Sisa Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ini 5 Fakta World Cup 2026

1 hari lalu

Target Shin Tae-yong Sapu Bersih Sisa Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ini 5 Fakta World Cup 2026

Shin Tae-yong targetkan dua kemenangan dalam dua laga penutup Kualifikasi Piala Dunia 2026. Berikut fakta-fakta World Cup 2026.

Baca Selengkapnya

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

2 hari lalu

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional

Baca Selengkapnya

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

2 hari lalu

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

Erdogan mengatakan lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di Turki.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

3 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

Pada 13 Mei 1981, Mehmet Ali Agca menembak Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Kilas balik peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Profil Chora, Sebuah Gereja Kuno yang Diubah Erdogan Menjadi Masjid

4 hari lalu

Profil Chora, Sebuah Gereja Kuno yang Diubah Erdogan Menjadi Masjid

Presiden Erdogan mengubah gereja kuno Chora menjadi masjid, sebuah langkah yang dikritik oleh dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Pesawat Kargo Boeing Mendarat Darurat di Istanbul Tanpa Roda Depan

7 hari lalu

Pesawat Kargo Boeing Mendarat Darurat di Istanbul Tanpa Roda Depan

Pesawat kargo Boeing melakukan pendaratan darurat tanpa roda depan. Percikan api beterbangan.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

10 hari lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

13 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya