Kepala Penjara Filipina Diduga Dalangi Pembunuhan Jurnalis Mabasa

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 7 November 2022 19:00 WIB

Duka untuk Percival Mabasa, jurnalis Filipina yang tewas ditembak pada 3 Oktober 2022 di Manlia (Reuters)

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Filipina menduga kepala penjara negara itu memerintahkan pembunuhan seorang jurnalis radio terkemuka, yang kematiannya menjadi perhatian internasional.

Wartawan kawakan Percival Mabasa, 63 tahun, yang menggunakan nama "Percy Lapid" dalam programnya, ditembak mati di pinggiran kota Manila pada 3 Oktober 2022 saat ia mengemudi ke studionya.

Polisi telah mengajukan pengaduan pembunuhan terhadap direktur jenderal Biro Pemasyarakatan Gerald Bantag, yang saat ini diskors dari tugas, serta petugas keamanan Ricardo Zulueta, yang membantunya, demikian dilaporkan kantor berita radi Australia, ABC, Senin, 7 November 2022.

Dugaan keterlibatan Bantag bermula dari menyerahnya Joel Escorial, yang wajahnya terekam kamera CCTV dan diduga menjadi eksekutor Mabasa. Ia menyerah kepada pihak berwenang bulan lalu karena takut akan keselamatannya setelah polisi menyiarkan wajahnya, yang terlihat dalam rekaman keamanan, kata para pejabat.

"Dia (Bantag) mungkin akan menjadi pejabat tertinggi negeri ini yang pernah didakwa dengan kasus seberat ini," kata Menteri Kehakiman Crispin Remulla.

Advertising
Advertising

Bantag diduga memerintahkan pembunuhan Mabasa karena "terus mengekspos masalah dirinya di acaranya," kata Eugene Javier dari Biro Investigasi Nasional.

Laman Free Malaysia Today mengutip AFP, melaporkan, Bantag dan Zulueta juga dituduh memerintahkan pembunuhan Cristito Villamor Palana, salah satu narapidana yang diduga memberikan perintah pembunuhan kepada Escorial.

Escorial telah mengidentifikasi Palana ke polisi.

Palana dicekik dengan kantong plastik oleh anggota gengnya sendiri, kata Javier.

Pengaduan pidana juga telah diajukan terhadap 10 narapidana.

Jaksa di departemen kehakiman akan memutuskan apakah ada cukup bukti untuk mengajukan tuntutan di pengadilan.

Suka Blak-Blakan

Mabasa adalah seorang kritikus vokal terhadap kebijakan mantan presiden Rodrigo Duterte serta penggantinya Ferdinand Marcos Jr.

Dia juga kritis terhadap seseorang yang diduga sebagai simpatisan komunis – serta operasi perjudian online dan informasi yang salah seputar darurat militer.

Dia adalah jurnalis kedua yang terbunuh sejak Marcos menjabat pada 30 Juni.

Meski Filipina merupakan salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi jurnalis, pembunuhan seperti itu jarang terjadi di Manila.

Menurut Reuters, setidaknya 187 wartawan telah tewas dalam 35 tahun terakhir di Filipina, menurut pengawas internasional Reporters Without Borders, termasuk 32 tewas dalam satu insiden pada tahun 2009.

Keluarga Mabasa menyebut pembunuhannya sebagai "kejahatan yang menyedihkan" dan menuntut "pembunuhnya yang pengecut dibawa ke pengadilan."

Javier mengatakan penyelidikan atas pembunuhan jurnalis tersebut telah mengungkap “pelembagaan organisasi kriminal di dalam pemerintahan”.

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

10 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

2 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

2 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

11 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

21 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

25 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

25 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

25 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

27 hari lalu

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional

Baca Selengkapnya