Geger Anak 8 Tahun di India Gigit Ular Kobra Sampai Mati

Reporter

magang_merdeka

Sabtu, 5 November 2022 19:00 WIB

Deepak, 8 tahun mengigit ulat kobra hingga mati. Foto : Dailymail

TEMPO.CO, Jakarta - Deepak, anak laki-laki asal India, 8 tahun, bikin geger karena membunuh seekor ular kobra yang melingkar di lengannya. Dia membunuh ular berbisa itu dengan cara menggigitnya.

Kejadian ini terjadi pada Senin, 31 Oktober 2022, di desa terpencil Pandarpadh, Chhattisgarh tengah, India. Ketika itu, Deepak, diserang oleh ular kobra yang langsung menempel di lengannya saat dia bermain di luar rumah.

Baca juga: Tentara Bayaran Rusia, Grup Wagner, Membuka Markas Pertamanya

Advertising
Advertising

Ular kobra itu kemudian menggigit Deepak. Dia melawan rasa sakit dengan menggoyangkan lengannya yang sedang digigit ular kobra, tetapi tidak bisa melepaskan reptil tersebut. Pada saat itulah si anak laki-laki tersebut menggigit ular yang melilit lengannya dan berhasil membunuh binatang itu.

"Ular itu melilit tangan saya dan menggigit saya. Saya sangat kesakitan. Karena reptil itu tidak bergerak ketika saya mencoba melepaskannya, saya menggigitnya dengan keras dua kali. Itu semua terjadi dalam sekejap," kata Deepak kepada The New Indian Express.

.

Gigitan ular sangat umum di India. Sebuah penelitian yang diterbitkan minggu lalu mengungkapkan lebih dari 85 persen kematian akibat gigitan ular yang tercatat pada 2019 di India.

Khawatir akan nyawa Deepak setelah digigit, orang tua Deepak lantas membawanya ke puskemas terdekat. Dari pemeriksaan, dokter menemukan bahwa ia menderita gigitan kering, yang berarti ular kobra tidak mengeluarkan racun apa pun. Dia masih dipantau untuk memastikannya benar-benar pulih.

Gigitan kering sering diberikan oleh ular dewasa yang memiliki kendali penuh atas penyebaran racun dari kelenjar mereka.

Ular menggunakan racun untuk membunuh mangsanya, atau saat melawan predator berbahaya. Gigitan kering sering diberikan ketika ular mencoba untuk memperingatkan atau menakut-nakuti hewan, daripada membunuh mereka.

Distrik Jashpur tempat Deepak bergumul dengan ular kobra, memang dikenal dengan ular-ularnya. Ada lebih dari 200 spesies ular yang hidup di wilayah tersebut.

Data pada 2019 mengungkap dari 63 ribu orang yang diperkirakan meninggal akibat gigitan ular, ada sebanyak 51 ribu yang tewas di wilayah India. Para peneliti dari Universitas James Cook di Queensland, Amerikat Serikat mengatakan mereka tidak percaya WHO bisa mengurangi separuh jumlah kematian akibat gigitan ular pada 2030 akan tercapai.

Mereka juga menyinggung tentang akses yang buruk untuk anti-venom di daerah pedesaan yang miskin sebagai salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap angka kematian.

Richard Franklin, seorang profesor yang memimpin penelitian soal ular ini, mengatakan intervensi untuk mengamankan pengiriman antivenom yang lebih cepat perlu digabungkan dengan strategi pencegahan seperti meningkatkan edukasi dan penguatan sistem kesehatan di daerah pedesaan.

Dia juga mengatakan mengamankan akses antivenom di seluruh pedesaan di dunia sama dengan menyelamatkan ribuan nyawa. Hal ini harus diprioritaskan agar terpenuhinya tujuan pemberantasan penyakit tropis yang mematikan dan terabaikan WHO.

Penelitian yang diterbitkan bulan lalu di Nature Communications, para peneliti mengumpulkan data otopsi dan registrasi vital dari kumpulan data Global Burden of Disease. Ini digunakan untuk memodelkan proporsi kematian hewan berbisa karena ular berdasarkan lokasi, usia, jenis kelamin dan tahun.

Hasil penelitian mengungkap sebagian besar kematian akibat bisa ular terjadi di Asia Selatan, seperti Afghanistan hingga Sri Lanka, termasuk Pakistan, India, dan Bangladesh. Di India khususnya, angka kematian akibat gigitan ular mencapai 100 ribu orang. Angka ini jauh lebih tinggi dari rata-rata global yaitu 0,8.

Wilayah Afrika sub-Sahara berada di urutan kedua, dengan Nigeria memiliki jumlah kematian terbesar yaitu 1.460 orang. Franklin mengatakan setelah gigitan ular berbisa terjadi, kemungkinan risiko kematian meningkat jika antivenom tidak diberikan dalam tempo enam jam.

Di India, 90 persen gigitan ular berasal dari empat spesies, yakni krait, ular berbisa Russell, ular berbisa gergaji, dan ular kobra India.

"Anti-racun ada untuk semua spesies ini, tetapi mencegah kematian akibat gigitan ular tidak hanya bergantung pada keberadaan antivenom, namun juga penyebarannya ke daerah pedesaan dan kapasitas sistem kesehatan untuk memberikan perawatan bagi korban dengan komplikasi sekunder seperti kegagalan pernapasan neuro-toksik atau cedera ginjal akut yang membutuhkan dialisis," kata Franklin.

Meskipun 63 ribu kematian dapat dikatakan banyak, jumlah ini sebenarnya mengalami penurunan 36 persen dari jumlah kematian pada 1990. Namun, para peneliti memperkirakan jumlah kematian diperkirakan akan mencapai 68 ribu pada tahun 2050 karena peningkatan populasi.

DAILYMAIL | NESA AQILA

Baca juga: Ular Sanca Telan Warga di Jambi, King Cobra Patuk Tuannya di Trenggalek

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Traveling ke India Coba Aktivitas Seru Mengamati Bintang

3 jam lalu

Traveling ke India Coba Aktivitas Seru Mengamati Bintang

Aktivitas seru yang dikenal dengan istilah stargazing juga bisa didapatkan di India

Baca Selengkapnya

8 Destinasi Slow Travel di Asia Termasuk di Indonesia

5 jam lalu

8 Destinasi Slow Travel di Asia Termasuk di Indonesia

Slow travel memungkinkan wisatawan merasakan budaya lokal dan menjauh dari keramaian

Baca Selengkapnya

Intrik di Rumah Bordil, Sinopsis dan Daftar Pemeran dalam Serial India Heeramandi: The Diamond Bazaar

23 jam lalu

Intrik di Rumah Bordil, Sinopsis dan Daftar Pemeran dalam Serial India Heeramandi: The Diamond Bazaar

Serial India Heeramandi: The Diamond Bazaar yang sudah tayang di Netflix memiliki alur kompleks dan menampilkan aktor serta aktris ternama.

Baca Selengkapnya

Teaser Baru Vivo Y200 Pro Muncul di India, Miliki Desain Ramping dengan Layar Lengkung 3D

1 hari lalu

Teaser Baru Vivo Y200 Pro Muncul di India, Miliki Desain Ramping dengan Layar Lengkung 3D

Teaser menampilkan Vivo Y200 Pro yang memiliki bodi ramping dan layar melengkung.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

3 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

3 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

14 Orang Tewas Tertimpa Papan Reklame di Mumbai saat Badai Petir

4 hari lalu

14 Orang Tewas Tertimpa Papan Reklame di Mumbai saat Badai Petir

Papan reklame tersebut roboh menimpa beberapa rumah dan sebuah pompa bensin di Mumbai, India akibat angin kencang dan hujan deras

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

4 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

4 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya