Barat Gertak Putin soal Kesepakatan Biji-bijian dengan Ukraina

Kamis, 3 November 2022 16:32 WIB

Kapal berbendera Sierra Leone, Razoni meninggalkan pelabuhan laut di Odesa setelah memulai kembali ekspor gandum, di tengah serangan Rusia di Ukraina, Ukraina, 1 Agustus 2022. Layanan pers Komando Angkatan Laut Ukraina/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat Barat mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin agar tak main-main soal kesepakatan ekspor biji-bijian yang memungkinkan ekspor gandum Ukraina. Tekanan itu muncul setelah Moskow setuju untuk kembali bergabung dengan perjanjian yang ditengahi PBB.

Baca: Mali: Rusia akan Kirim Makanan dan BBM Senilai Rp1,56 Triliun

Menteri Luar Negeri James Cleverly mendesak Putin berhenti menggunakan sektor pangan sebagai senjata agresinya. Dia mengutuk, langkah itu dapat mengancam memperburuk kelaparan di seluruh dunia.

"Dia (Putin) telah menyadari telah melakukan hal konyol dengan menghentikan kapal memasuki pelabuhan Ukraina untuk memuat biji-bijian, memberi makan dunia. Inisiatif biji-bijian sekarang harus diperpanjang tanpa hambatan Rusia lebih lanjut," kata Cleverly di Twitter, Rabu, 2 November 2022.

Menggemakan komentar Cleverly, Duta Besar Washington untuk PBB Linda Thomas-Greenfield sebelumnya mengatakan bahwa Rusia tidak dapat menghalangi produksi pangan global. Saat wawancara dengan CNN, seperti dikutip The Independent, dia mengaku senang bahwa Moskow telah sadar dan melanjutkan partisipasinya di kesepakatan biji-bijian.

Berdasarkan koridor biji-bijian Laut Hitam yang disepakati pada Juli 2022, Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) - yang terdiri dari pejabat PBB, Turki, Rusia dan Ukraina - menyetujui pergerakan kapal dan memeriksa kapal pembawa biji-bijian. Lebih dari 9,5 juta ton jagung, gandum, produk bunga matahari, barley, rapeseed, dan kedelai telah diekspor sejak komitmen itu dicapai.

Advertising
Advertising

“Mereka tidak bisa menghalangi memberi makan seluruh dunia,” kata duta besar AS Linda Thomas-Greenfield kepada CNN dalam sebuah wawancara, menambahkan bahwa dia “senang” mendengar tentang kembalinya Rusia ke perjanjian, dan bahwa Moskow jelas telah "yakin" bahwa mereka perlu melanjutkan partisipasi.

Rusia menghentikan perannya dalam kesepakatan Laut Hitam pada Sabtu, 29 Oktober 2022, untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Moskow keluar karena pakta itu dianggap tidak dapat menjamin keselamatan kapal sipil yang berlayar setelah serangan terhadap kapal Black Armada laut.

Pada Rabu, 2 November 2022, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan mau bergabung kembali dengan kesepakatan biji-bijian. Moskow mengaku telah menerima jaminan tertulis dari Kyiv untuk tidak menggunakan koridor biji-bijian Laut Hitam untuk operasi militer melawan Rusia.

"Federasi Rusia menganggap bahwa jaminan yang diterima saat ini tampaknya cukup, dan melanjutkan implementasi perjanjian," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan sebelumnya bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah mengatakan bahwa kesepakatan pangan akan terus beroperasi pada tengah hari pada hari Rabu.

“Transportasi biji-bijian akan berlanjut seperti yang telah disepakati sebelumnya pada pukul 12 siang hari ini,” kata Erdogan.

Simak: Ukraina Tembak Depot Minyak Rusia di Shakhtarsk

THE INDEPENDENT | REUTERS

Berita terkait

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

2 jam lalu

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico alami percobaan pembunuhan. Begini respons pimpinan dunia seperti Putin, Zelensky, Joe Biden hingga Rishi Sunak.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

1 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

3 hari lalu

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

Menhan Rusia yang baru, Andrei Belousov mengatakan tugas utama Rusia adalah menang di Ukraina dengan jumlah pasukan yang minimal.

Baca Selengkapnya

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

5 hari lalu

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

Perombakan mengejutkan dilakukan Presiden Putin, menggantikan Shoigu dengan ekonomi Andrei Belousov sebagai menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya