Ada 10 Panggilan Darurat Sebelum Tragedi Halloween Itaewon Terjadi

Reporter

Tempo.co

Rabu, 2 November 2022 10:30 WIB

Situasi kepadatan saat insiden dalam perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, 29 Oktober 2022. Sebanyak 149 orang tewas dalam insiden tersebut saat para pengunjung berdesak-desakan di gang sempit. Foto: Alland Dharmawan

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo pada Rabu, 2 November 2022, menuntut agar Kepolisian Korea Selatan menjelaskan apa tindakan yang dilakukan setelah berkali-kali menerima telepon darurat beberapa jam dan menit sebelum pesta-pesta halloween di Itaewon berubah menjadi bencana yang menewaskan lebih dari 150 orang. Di antara korban tewas dalam halloween Itaewon ada 26 WNA.

Musibah ini terjadi pada Sabtu malam, 29 Oktober 2022, dimana desak-desakan telah menewaskan 157 orang dan 151 orang luka-luka. Ada 29 korban luka dalam kondisi kritis. Sebanyak 26 korban tewas WNA berasal dari 14 negara.

“Kepolisian harus melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memberikan sebuah penjelasan yang bersih dan transparan ke publik,” kata Perdana Menteri Han, yang hendak memulai rapat dengan Satgas penanganan bencana.

Advertising
Advertising

Baca juga: Begini Sejarah Festival Halloween Itaewon yang Makan Korban Ratusan Jiwa

Situasi kepadatan dalam perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, 29 Oktober 2022. Korban tewas saat berdesak-desakan di dalam gang sempit berukuran lebar 4 meter. Foto: Alland Dharmawan

Sebelumnya pada Selasa, 1 November 2022, Kepolisian Korea Selatan mempublikasi sebuah transkrip adanya panggilan darurat ke polisi. Panggilan darurat itu sebenarnya sinyalemen atau peringatan akan kemungkinan kejadian desak-desakan maut. Rentetan telepon ke layanan darurat itu terjadi sekitar empat jam sebelum tragedi yang menewaskan lebih dari 150 orang terjadi.

Menurut transkrip yang dipublikasikan itu, polisi menerima sekitar 10 telepon yang membawa pesan sama bahwa ada kekacauan di Itaewon. Tak ada yang menduga, kekacauan itu akan berbuntut sangat fatal.

Puluhan ribu anak muda memenuhi jalan dan gang-gang di Itaewon, yang terkenal sebagai distrik tempat hiburan malam. Untuk pertama kalo sejak pandemi Covid-19, acara pesta – pesta halloween boleh dilakukan tanpa masker dan aturan Covid-19 lainnya.

Kepolisian Korea Selatan terkenal memiliki rencana yang sangat hati-hati guna memastikan kerumunan massa tetap terkendali. Namun, apa yang terjadi pada Sabtu malam, 29 Oktober 2022? Ketika itu, puluhan ribu anak muda Korea Selatan diberi kebebasan untuk bebas dari aturan Covid-19. Walhasil pengunjung yang ingin merayakan halloween di kawasan hiburan malam distrik Itaewon, Seoul, membludak.

Kepolisian saat itu hanya mengerahkan 137 petugas, yang sebagian besar ditugaskan bukan untuk mengarahkan kerumunan para pengunjung, namun untuk memantau kemungkinan tindak kejahatan seperti pelecehan seksual, pencurian dan penggunaan narkoba.

Pada Minggu pagi, 30 Oktober 2022, keputusan itu harus dibayar dengan nyawa. Lebih dari 150 orang yang ingin pesta halloween tewas berdesak-desakan di sebuah gang di Itaewon.

Sebagian besar pejabat tinggi di pemerintahan Korea Selatan bungkam tentang apa yang salah di Itaewon pada Sabtu sore, 29 Oktober 2022. Kejadian ini tercatat dalam sejarah Korea Selatan sebagai musibah terburuk, di mana Kepolisian dianggap gagal mengendalikan massa sehingga menjadi sulit terkontrol

Baca juga: Keluarga Korban Insiden Halloween Itaewon Menuntut Jawaban dari Pemerintah

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

5 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

8 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

16 jam lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

19 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

20 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

21 jam lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

21 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

22 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

22 jam lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

23 jam lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya