Rusia Setop Ekspor Gandum dari Laut Hitam, Biden Marah: Keterlaluan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 30 Oktober 2022 15:05 WIB

Kapal kargo Razoni berbendera Sierra Leone yang membawa gandum Ukraina, terlihat di Laut Hitam di lepas pantai Kilyos, dekat Istanbul, Turki, 3 Agustus 2022. Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul dengan Turki dan PBB pada 22 Juli 2022 untuk membuka jalan bagi Ukraina untuk mengekspor sekitar 22 juta ton biji-bijian dan produk pertanian lainnya. REUTERS/Umit Bektas

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia pada Sabtu, 29 Oktober 2022, menangguhkan kesepakatan ekspor biji-bijian dari Laut Hitam yang ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-bangsa. Penangguhan ekspor itu menurut Rusia, setelah serangan pesawat tak berawak Ukraina secara besar-besaran terhadap armadanya di Krimea.

Baca: Rusia Tuding Inggris Ledakkan Pipa Nord Stream. London: Pengalihan Isu

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan Ukraina menyerang Armada Laut Hitam dekat Sevastopol di semenanjung Krimea dengan 16 pesawat tak berawak pada Sabtu pagi. Rusia menuding serangan tersebut dibantu oleh Inggris.

Keputusan Rusia menghentikan kesepakatan ekspor gandum dikecam keras oleh Presiden AS Joe Biden. Penangguhan itu akan memotong ekspor biji-bijian Ukraina dari pelabuhan-pelabuhan penting di Laut Hitam.

"Tidak ada manfaat atas apa yang mereka lakukan. PBB merundingkan kesepakatan itu dan harus menjadi akhir," kata Biden kepada wartawan di negara bagian Delaware, Amerika Serikat.

Kesepakatan itu memungkinkan pengiriman biji-bijian dari Ukraina, yang merupakan salah satu eksportir terbesar di dunia. Sejak invasi Rusia, ekspor gandum dari Ukraina berhenti.

Advertising
Advertising

Rusia mengatakan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam sebuah surat, bahwa pihaknya menangguhkan kesepakatan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Sebabnya PBB tidak bisa menjamin keselamatan kapal sipil yang bepergian berdasarkan pakta tersebut.

Rusia juga telah meminta Dewan Keamanan PBB untuk bertemu pada hari Senin mengenai serangan itu. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy di akun Twitter.

Koordinator PBB untuk pusat koordinasi kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang berbasis di Istanbul mengatakan lima kapal keluar dan empat kapal masuk melewati koridor kemanusiaan dengan aman. “Ada lebih dari 10 kapal baik outbound maupun inbound menunggu untuk masuk koridor,” kata Amir Abdulla dalam sebuah pernyataan. Dia menambahkan tidak ada kesepakatan antara para pihak untuk pergerakan kapal pada hari Minggu.

Inggris pada Sabtu membantah tudingan Rusia itu. Inggris juga mengatakan bahwa klaim Rusia, termasuk bahwa personel angkatan laut Inggris meledakkan pipa Nord Stream bulan lalu, adalah palsu. Tuduhan Rusia itu bertujuan mengalihkan perhatian dari kegagalan militer Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan keputusan Rusia menangguhkan kesepakatan ekspor gandum tidak masuk akal. Keputusan itu membutuhkan tanggapan internasional yang kuat dari PBB dan negara-negara anggota G20.

"Ini adalah upaya Rusia agar terjadi kelaparan skala besar di Afrika dan Asia," kata Zelensky dalam pidato melalui video pada Sabtu malam. Dia menambahkan bahwa Rusia harus dikeluarkan dari G20.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan Moskow menggunakan dalih palsu untuk menenggelamkan kesepakatan. "Saya meminta semua negara untuk menuntut Rusia menghentikan permainan kelaparan dan berkomitmen kembali pada kewajibannya," kata Kuleba.

Pada September lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menuding ekspor gandum Ukraina lebih banyak dikirimkan ke negara-negara kaya anggota Uni Eropa, dibandingkan ke Asia dan Afrika. Lebih dari 80 persen gandum diekspor ke negara kaya di Eropa dan sisanya ke Turki untuk diberikan ke negara miskin.

Namun klaim itu dibantah oleh Ukraina. Kuleba sebelumnya mengatakan gandum Ukraina dikirimkan ke Asia, Afrika dan Timur Tengah.

Simak: Presiden Joe Biden Pastikan Hadiri KTT G20 Bali, Bagaimana dengan Putin?

REUTERS

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

7 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya