Wawancara Ketua MPR Iran: Ada Pihak yang Memanfaatkan Kematian Mahsa Amini

Reporter

Daniel Ahmad

Selasa, 25 Oktober 2022 08:00 WIB

Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majelis Permusyawaratan Islam Iran Abolfazl Amoui saat wawancara dengan Tempo di Jakarta, Senin, 24 Oktober 2022. Sumber: TEMPO/Daniel Ahmad

TEMPO.CO, Jakarta - Iran sedang menjadi sorotan internasional karena beberapa kasus di negara itu, yakni gelombang unjuk rasa yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini dan dugaan keterlibatan Iran dalam perang Ukraina.

Ketua MPR Iran bidang Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Abolfazl Amoui prihatin banyak pemberitaan mengenai isu-isu tersebut yang salah dipahami. Berbeda dengan laporan-laporan Barat mengenai gelombang protes yang dipicu oleh kematian Amini, Iran menganggap peristiwa itu sudah berlalu. Tidak ada kemungkinan revolusi karena aksi tersebut makin surut.

Berikut wawancara lengkap Tempo dengan Abolfazl di Jakarta Selatan, Senin, 24 Oktober 2022.

Advertising
Advertising

Protes yang dipacu oleh kematian Mahsa Amini masih terus berlangsung, bagaimana Anda menjelaskan ini? Apakah ada potensi revolusi?

Yang kami lakukan adalah berusaha membedakan antara protes dan aksi damai serta kerusuhan dan kekacauan. Protes dan aksi damai memang merupakan hak bagi masyarakat menurut undang-undang Iran, dan masyarakat memiliki hak untuk menyampaikan aspirasi mereka melalui protes dan aksi damai di beberapa bentuk dari keputusan negara.Ketika keamanan umum terganggu, saya rasa tidak ada negara di dunia yang akan diam.

Baca juga: 80 Ribu Warga Jerman Gelar Solidaritas untuk Mahsa Amini di Berlin

Setelah beberapa minggu dengan adanya kejadian ini, keamanan dan kedamaian di Iran sudah terlaksana secara sempurna, dan jika ada pihak yang ingin menyampaikan protes, bisa menyampaikannya dengan aksi damai. Analisa umum saya menyatakan bahwa, ini hanya merupakan sebuah aksi protes dan jauh dari revolusi. Sebab jumlah mereka sangat sedikit dibandingkan dengan masyarakat Iran yang berjumlah 85 juta jiwa.

Meninggalnya Amini dan insiden ini memang sangat menyedihkan bagi Republik Islam Iran. Ini juga menimbulkan pertanyaan dari berbagai pejabat di Iran, sehingga Presiden Iran, Ketua Parlemen Iran memerintahkan dilakukannya investigasi secara independen. Parlemen Iran pun telah membentuk sebuah kelompok independen yang melakukan investigasi secara mandiri.

Kelompok yang saya sebutkan memiliki akses ke sumber terbuka dan juga kepada data dari kepolisian forensik di Iran. Disebutkan bahwa tidak terjadi aksi pemukulan maupun kekerasan terhadap Amini dan pihak-pihak yang menyaksikan dan melihat tubuh dari Mahsa Amini bisa konfirmasi hal tersebut.

Yang terjadi adalah Amini dalam rekam jejak kesehatannya pernah ada riwayat operasi otak ketika masih kecil. Saat Amini berada dalam pusat kepolisian, dia mengalami tekanan mental, sehingga kambuh dan mengakibatkan meninggal dunia.

Selanjutnya, reaksi keluarga Amini ....

Berita terkait

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

1 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

Polisi kembali mengambil alih gedung kampus Universitas California Irvine dari para pengunjuk rasa pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

4 hari lalu

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional

Baca Selengkapnya

Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

5 hari lalu

Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

Panglima Garda Revolusi Iran menyatakan Iran tak pernah terhambat dengan sanksi-sanksi Barat.

Baca Selengkapnya