Krisis Inggris: Partai Buruh Desak Pemilu setelah Liz Truss Mundur
Reporter
Daniel Ahmad
Editor
Sita Planasari
Jumat, 21 Oktober 2022 17:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Krisis Inggris yang semakin memanas menyebabkan Ketua Partai Buruh Keir Starmer menyerukan agar pemilu segera digelar. Seruan ini dilakukan setelah Liz Truss mundur sebagai perdana menteri pada Kamis, 20 Oktober 2022.
Starmer menyatakan pergolakan politik di Inggris menunjukkan Partai Konservatif tidak lagi layak untuk memerintah. Dia menyebut rakyat Inggris pantas mendapatkan yang lebih baik.
Baca juga: Krisis Inggris: Ekonomi Bergejolak setelah Liz Truss Memotong Pajak
"The Tories (Partai Konservatif) tidak dapat menanggapi kekacauan terbaru mereka, dengan hanya menunjuk jari mereka dan menyeret orang-orang di atas tanpa persetujuan dari orang-orang Inggris," kata Starmer dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Sky News, Jumat, 21 Oktober 2022.
Starmer menyatakan Partai Konservatif tidak boleh lagi melakukan eksperimen kepemimpinan. Dia menyebut Inggris bukanlah wilayah kekuasaan pribadi Partai Konservatif.
Partai Konservatif memenangkan suara mayoritas dalam pemilu 2019 dengan membawa pemilih baru ke dalam partai. Sesuai dengan sistem politik Inggris, partai pemenang pemilu punya hak membangun pemerintahan sendiri.
Pendaftaran untuk jabatan perdana menteri dari partai Konservatif akan dibuka mulai Jumat ini dan akan ditutup pada Senin siang, 24 Oktober 2022. Pemimpin baru akan dipilih pada akhir pekan depan.
Dua kandidat terkuat akan berdebat langsung dan disiarkan di televisi. Setelah itu akan dilakukan pemungutan suara online bagi anggota partai untuk memilih.
Rishi Sunak, Jeremy Hunt, Penny Mordaunt dan Ben Wallace semuanya disebut-sebut sebagai calon penerus Truss.
<!--more-->
Salah satu opsi potensial, anggota parlemen sepakat mengangkat satu kandidat. Artinya, kontes akan berakhir pada Senin jika hanya satu orang yang dapat menerima cukup banyak suara.
Ketua Komite Tertutup Partai Konservatif mengatakan bahwa perdana menteri baru akan dipilih pada Jumat 28 Oktober. Truss tetap menjabat sebagai PM sampai saat itu.
Mantan Perdana Menteri Boris Johnson, yang baru keluar dari Downing Street Nomor 10, pada bulan lalu juga digadang-gadang jadi kandidat favorit.
Pemimpin Partai Buruh Keir Starmer mengatakan rakyat Inggris yang tengah dilanda krisis punya kesempatan membandingkan kekacauan Tories dan program pihaknya.
"Kita harus memiliki kesempatan di awal yang baru. Kita membutuhkan pemilihan umum - sekarang," katanya.
<!--more-->
Selain Ketua Umum Partai Buruh, seruan pemilu baru juga dilakukan Pemimpin Partai Liberal Demokrat atau Libdem, Ed Davey. Ia mendesak publik untuk pergi ke tempat pemungutan suara.
"Kami tidak membutuhkan perdana menteri Konservatif lain yang bergerak dari krisis ke krisis. Kita membutuhkan pemilihan umum sekarang dan Konservatif keluar dari kekuasaan," katanya di media sosial.
Pengunduran diri Truss terjadi setelah 15 anggota parlemen Tory secara terbuka memintanya untuk mundur. Catatan itu membuat Truss sebagai perdana menteri terpendek dalam sejarah Inggris.
Pergolakan politik Inggris yang terjadi hari ini tidak terlepas dari kekacauan ekonomi akibat kebijakan Truss.
Di bawah kepemimpinan Truss, pemerintahan Inggris berusaha menjungkir-balikkan program fiskal dengan meluncurkan 45 miliar GBP atau sekitar Rp786 triliun untuk pemotongan pajak atau anggaran mini.
Kebijakan itu dianggap tidak sesuai anggaran, tetapi dipercaya LizTruss sangat dibutuhkan demi menghentikan ekonomi Inggris dari stagnasi.
Baca juga: 3 Faktor yang Bikin PM Inggris Liz Truss Mundur
SKY NEWS | REUTERS | THE INDEPENDENT