Anggota Parlemen Rusia Mendesak Larangan WhatsApp untuk Pegawai Negeri

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Kamis, 20 Oktober 2022 12:40 WIB

Logo WhatsApp pada layar ponsel. (thenextweb.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota parlemen Rusia pada Rabu, 19 Oktober 2022, mendesak lembaga-lembaga negara berhenti menggunakan aplikasi perpesanan WhatsApp. Kementerian Industri negara itu juga berupaya mempromosikan perangkat lunak produksi dalam negeri ketika Rusia mencoba melepaskan diri dari teknologi Barat.

Baca: AS Dakwa Lima Warga Rusia, Selundupkan Peralatan Militer dan Minyak Venezuela

Pada Maret lalu, pemilik WhatsApp, Meta Platforms Inc., dinyatakan bersalah atas "aktivitas ekstremis" di Rusia. WhatsApp kemudian ditambahkan ke daftar "teroris dan ekstremis" badan pemantau keuangan Rosfinmonitoring. Pengacara Meta di pengadilan mengatakan Meta tidak melakukan aktivitas ekstremis dan menentang Russophobia.

Rusia juga memblokir Facebook dan Instagram pada bulan yang sama, menolak pembatasan pada media Rusia dan beberapa unggahan yang diizinkan oleh pengguna di Ukraina.

WhatsApp banyak digunakan oleh orang Rusia. Namun Wakil Kepala Komite Parlemen Rusia Anton Gorelkin mengatakan secara pribadi ia akan menghapus aplikasi dan merekomendasikan larangan yang lebih luas.

Advertising
Advertising

“Saya pikir perlu memperkenalkan larangan penuh penggunaan WhatsApp untuk tujuan resmi oleh pegawai negara bagian dan kota Rusia," tulis Gorelkin di Telegram, aplikasi perpesanan yang sangat populer di Rusia.

“Apakah itu alternatif Rusia atau dari Dubai tidak masalah, yang utama adalah itu bukan milik perusahaan yang secara terbuka berpartisipasi dalam perang informasi melawan negara kita dan termasuk dalam daftar organisasi teroris dan ekstremis,” Gorelkin menambahkan.

Rusia mengakui kekurangan utama pada industri elektroniknya. Ketika sanksi Barat dan eksodus perusahaan asing menghalangi aksesnya ke impor dan solusi teknologi, Rusia berusaha meningkatkan industri dengan keringanan pajak dan pinjaman istimewa.

Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Vasily Shpak mengatakan ceruk yang kosong akibat hengkangnya produsen telekomunikasi asing harus diisi oleh produsen dalam negeri.

“Tidak akan ada jalan kembali,” ujar Shpak seperti dikutip kantor berita Interfax. Menurut dia, perusahaan yang keluar dari Rusia tidak boleh diizinkan kembali ke tempat yang sama yang telah mereka tinggalkan.

“Ceruk ini harus diisi oleh produsen kami," kata Shpak, yang menyerukan produk elektronik dengan perangkat lunak dalam negeri membentuk asas kemandirian teknologi Rusia.

Baca: Rusia - Iran Kompak Tantang Barat soal Sanksi Drone di Perang Ukraina

REUTERS

Berita terkait

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

9 jam lalu

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

Sebelumnya Oktober lalu, Fahmi memperingatkan tindakan tegas terhadap Meta dan Facebook dan medsos jika mereka memblokir kontennya

Baca Selengkapnya

5 Aplikasi Edit Foto di HP Android dan iPhone, Hasilnya Estetik

12 jam lalu

5 Aplikasi Edit Foto di HP Android dan iPhone, Hasilnya Estetik

Ada banyak aplikasi edit foto di HP Android dan iPhone yang bisa Anda coba agar tampilan foto jadi lebih estetik. Aplikasi ini bisa digunakan gratis.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

14 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Muncul Tulisan 'This Story is Unavailable' di Instagram, Ini Penyebabnya

16 jam lalu

Muncul Tulisan 'This Story is Unavailable' di Instagram, Ini Penyebabnya

Sering muncul tulisan 'this story is unavailable' di Instagram? Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti story sudah kadaluwarsa.

Baca Selengkapnya

WhatsApp Siapkan Fitur Baru Stiker dengan Kata Kunci dan Tidak Perlu Edit di Aplikasi

17 jam lalu

WhatsApp Siapkan Fitur Baru Stiker dengan Kata Kunci dan Tidak Perlu Edit di Aplikasi

Fitur stiker teranyar yang dikembangkan WhatsApp disebut memudahkan pengguna untuk menemukan stiker yang dicarinya.

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

19 jam lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

20 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

20 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Alan Walker Bagikan Nomor Telepon Indonesia, Auto Masuk Grup WA Keluarga

1 hari lalu

Alan Walker Bagikan Nomor Telepon Indonesia, Auto Masuk Grup WA Keluarga

Alan Walker sampai kebingungan ketika dia dimasukkan ke dalam grup WhatsApp keluarga, netizen Indonesia balas dengan komentar lucu.

Baca Selengkapnya