Rusia - Iran Kompak Tantang Barat soal Sanksi Drone di Perang Ukraina

Reporter

Tempo.co

Kamis, 20 Oktober 2022 11:08 WIB

Jajaran drone dalam latihan militer di lokasi yang dirahasiakan di Iran,. Gambar diperoleh pada 24 Agustus 2022. Angkatan Darat Iran/Wana/Handout melalui Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia memperingatkan Perserikatan Bangsa-bangsa agar tak menyelidiki dugaan serangan oleh pesawat tak berawak atau drone buatan Iran dalam perang di Ukraina. Sebelumnya Iran juga telah menyangkal soal senjata ini ketika Uni Eropa menyiapkan sanksi baru.

Baca: Dubes Iran Tegaskan Negaranya Tidak Berpihak pada Rusia Maupun Ukraina

Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris mengadakan pertemuan tertutup Dewan Keamanan mengenai dugaan penjualan pesawat tak berawak ke Rusia. Ketiga negara ini menggambarkan penjualan drone ke Rusia sebagai pelanggaran pembatasan senjata PBB terhadap Iran.

Uni Eropa dan Amerika Serikat mengatakan mereka memiliki bukti bahwa Iran memasok Shahed-136, drone murah yang meledak saat mendarat. Serangan drone Iran itu diklaim telah menyebabkan lima orang tewas pada Senin di ibukota Kyiv serta menghancurkan infrastruktur sipil.

Ukraina, yang telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran, mengatakan militernya telah menembak jatuh lebih dari 220 pesawat tak berawak Iran dalam waktu kurang dari sebulan. Gambar-gambar yang beredar menunjukkan hubungan senjata tersebut dengan Iran.

Namun diplomat Rusia Dmitry Polyanskiy mengecam tuduhan itu tak berdasar dan teori konspirasi. Dia beralasan bahwa kata Rusia untuk geranium tertulis di pesawat tak berawak, yang secara resmi dikenal sebagai kendaraan udara tak berawak. "UAV yang digunakan oleh tentara Rusia di Ukraina diproduksi di Rusia," kata Polyanskiy kepada wartawan di luar Dewan Keamanan. "Saya akan merekomendasikan agar Anda tidak meremehkan kemampuan teknologi industri drone Rusia."

Advertising
Advertising

Namun dia memperingatkan terhadap penyelidikan PBB di lapangan di Ukraina sebagai bagian dari penegakan sanksi yang ada terhadap Iran. "Tim tidak memiliki mandat untuk melakukan investigasi, itu bukan bagian dari komite sanksi. Jadi ini sama sekali tidak profesional dan politis," katanya.

Jika Sekretariat PBB atau Sekretaris Jenderal Antonio Guterres masih melanjutkan penyelidikan, dia mengatakan akan meninjau kembali kerja sama dengan lembaga ini.

Utusan Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, juga menolak tudingan tersebut sebagai klaim yang tidak berdasar. Teheran, yang abstain dalam pemungutan suara pada perang Ukraina, menginginkan "resolusi damai" perang.

Tuduhan transfer senjata itu terjadi ketika Iran menghadapi tekanan yang meningkat atas tindakan kerasnya terhadap protes terbesar dalam beberapa tahun terakhir, yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang aktivis perempuan berusia 22 tahun yang ditahan oleh polisi moral.

Uni Eropa diperkirakan akan menyetujui sanksi atas drone menjelang pertemuan puncak pada Kamis di Brussels. Dalam daftar yang dilihat oleh AFP seperti dilansir dari Channel News Asia, menunjukkan blok 27 negara itu merencanakan sanksi terhadap tiga pejabat militer senior. Di antara pejabat militer itu adalah Jenderal Mohammad Hossein Bagheri, kepala staf angkatan bersenjata Iran, serta pembuat pesawat tak berawak atau drone Shahed Aviation Industries, sebuah perusahaan kedirgantaraan yang terkait dengan kekuatan Pengawal Revolusi.

Nabila Massrali, juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, mengatakan blok itu telah mengumpulkan bukti sendiri, dan akan mempersiapkan tanggapan Uni Eropa yang jelas, cepat dan tegas.

Baca juga: Amerika dan Turki Membahas Sanksi untuk Rusia

CHANNEL NEWS ASIA

Berita terkait

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

2 jam lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

19 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

21 jam lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

2 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

3 hari lalu

Belajar Teknologi Drone, 10 Mahasiswa STIK Polri Kursus Singkat di Universitas Kepolisian Korea Selatan

Selain teknologi drone, mahasiswa STIK Polri juga mempelajari forensik untuk mencari barang bukti penyebab terjadinya pembunuhan.

Baca Selengkapnya