Dewan Keamanan PBB Gelar Pertemuan Tertutup, Bahas Paket Drone Iran ke Rusia

Reporter

Daniel Ahmad

Rabu, 19 Oktober 2022 15:45 WIB

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai entitas independen, di New York City, AS 21 Februari 2022. REUTERS/Carlo Allegri

TEMPO.CO, Jakarta -Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis berencana untuk mengangkat isu dugaan pengiriman drone Iran ke Rusia dalam pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB, pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Para diplomat mengkonfirmasi pertemuan ini, di tengah kencangnya tuduhan bahwa Moskow menggunakan pesawat tak berawak asal Iran dengan target warga sipil Ukraina.

Baca juga: Zelensky Ejek Rusia Bangkrut karena Gunakan Drone Iran

Berbicara dengan syarat anonim, para diplomat mengatakan ketiga negara Barat akan meminta seorang pejabat PBB di Dewan Keamanan untuk memberi penjelasan singkat kepada anggota mengenai pengiriman paket drone Iran ke Rusia itu.

Rusia meluncurkan lusinan drone "kamikaze", atau kendaraan udara tak berawak (UAV), di Ukraina pada Senin, 17 Oktober 2022. Agresi itu menghantam infrastruktur energi dan menewaskan lima orang di ibu kota Kyiv.

Advertising
Advertising

Ukraina menyebut mereka adalah drone serang Shahed-136 buatan Iran - amunisi liar yang meluncur menuju target mereka sebelum jatuh dengan kecepatan tinggi dan meledak saat terjadi benturan. Kyiv pada Selasa, 18 Oktober 2022, berencana memutuskan hubungan dengan Iran karena penggunaan drone itu.

Teheran membantah memasok drone ke Moskow, sementara Washington mengatakan penolakan Iran adalah kebohongan. Kremlin pada Selasa membantah pasukannya telah menggunakan pesawat tak berawak Iran untuk menyerang Ukraina.

<!--more-->

Jajaran drone dalam latihan militer di lokasi yang dirahasiakan di Iran,. Gambar diperoleh pada 24 Agustus 2022. Angkatan Darat Iran/Wana/Handout melalui Reuters

Mengutip pejabat saat ini, dan mantan pejabat AS, New York Times melaporkan pada Selasa, bahwa Iran telah mengirim pelatih ke wilayah Ukraina yang diduduki Moskow untuk membantu Rusia soal armada pesawat tak berawak yang mereka beli dari Teheran.

Surat kabar itu mewartakan, para pelatih Iran beroperasi dari pangkalan militer Rusia di Krimea, di mana banyak dari drone telah bermarkas sejak dikirim dari Iran. Para pelatih itu disebut berasal dari Korps Pengawal Revolusi Islam, bagian dari militer Iran yang dianggap Washington sebagai organisasi teroris.

"Meskipun kami tidak akan mengomentari kebocoran intelijen yang diklaim, kami telah memperingatkan sejak Juli bahwa Iran berencana untuk memberikan senjata ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina," kata seorang Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS.

Dua pejabat senior Iran dan dua diplomat Iran mengatakan kepada Reuters bahwa Iran telah berjanji untuk memberi Rusia rudal darat-ke-darat, di samping lebih banyak drone.

Secara terpisah, Ukraina telah mengundang para ahli PBB untuk menyelidiki dugaan penggunaan drone Iran oleh Rusia.

<!--more-->

Menurut sebuah surat yang dilihat oleh Reuters, langkah itu dianggap melanggar Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB yang mendukung kesepakatan nuklir Iran 2015.

Surat itu, tertanggal 14 Oktober, menyatakan, pada akhir Agustus 2022, pesawat tak berawak seri Shahed dan Mohajer dipindahkan ke Rusia. Ukraina dan negara-negara besar Barat menilai itu sebagai pelanggaran resolusi 2231, yang mendukung kesepakatan nuklir Iran 2015.

Pakta itu membatasi program nuklir Teheran, mempersulit Teheran untuk mengembangkan senjata atom, sambil mengurangi sanksi ekonomi. Di bawah resolusi tersebut, embargo senjata konvensional terhadap Iran berlaku hingga Oktober 2020.

Terlepas dari upaya AS di bawah mantan Presiden Donald Trump untuk memperpanjang embargo senjata, Dewan Keamanan telah menolaknya, dan kemudian mengizinkan Iran akan melanjutkan ekspor senjata. Trump telah mengeluarkan Washington dari kesepakatan nuklir dengan Iran pada 2018.

Namun, Ukraina, bersama dengan Amerika Serikat, berpendapat, resolusi tersebut masih mencakup pembatasan rudal dan teknologi terkait hingga Oktober 2023 dan dapat mencakup ekspor dan pembelian sistem militer canggih seperti drone.

Dalam surat itu, Ukraina mengatakan drone Iran, UAV Mohajer dan Shahed yang dikirim ke Rusia, memenuhi parameter yang ditentukan di bawah 2231. Alasannya karena mereka mampu mencapai jangkauan yang sama dengan atau lebih besar dari 300 kilometer.

Baca juga: Iran Kirim Rudal dan Drone Kamikaze ke Rusia, meski Terancam Sanksi Barat

REUTERS

Berita terkait

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

34 menit lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

10 jam lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

23 jam lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

23 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

1 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

1 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

2 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya