CNN Minta Maaf Masuki Situs Pembantaian Thailand Tanpa Izin
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Senin, 10 Oktober 2022 12:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Stasiun televisi Amerika Serikat CNN meminta maaf dan menarik cerita tentang pembantaian Thailand yang menewaskan puluhan anak-anak prasekolah pada Ahad waktu setempat.
Seperti dilansir Al Jazeera Senin 10 Oktober 2022, langkah ini dilakukan CNN setelah jurnalisnya memasuki pusat penitipan anak di mana 24 anak dan 12 orang dewasa terbunuh serta merekam TKP tanpa izin.
Dua wartawan CNN yang terlibat didenda setelah pihak berwenang menemukan mereka bekerja di negara itu dengan visa turis. “Namun, mereka dibebaskan dari kesalahan karena memasuki pusat penitipan anak tanpa izin,” kata Wakil Kepala Polisi Thailand Surachate Hakparn.
Kedua wartawan meminta maaf seperti yang dilakukan wakil presiden eksekutif dan manajer umum CNN International, Mike McCarthy. McCarthy mengatakan wartawannya tidak pernah bermaksud untuk melanggar aturan apa pun dan telah meminta izin untuk memasuki gedung.
"Kami sangat menyesalkan segala kesusahan atau pelanggaran yang mungkin ditimbulkan oleh laporan kami, dan atas ketidaknyamanan kepada polisi pada saat yang menyedihkan bagi negara ini," katanya dalam pernyataan yang di-tweet oleh CNN.
Dia mengatakan CNN berhenti menyiarkan laporan itu dan menghapus video itu dari situs webnya
Dalam penyelidikan terungkap bahwa para jurnalis CNN mengira mereka telah memperoleh izin untuk masuk dan memfilmkan TKP oleh seorang sukarelawan atau petugas kesehatan. Mereka tidak menyadari bahwa orang tersebut tidak punya otoritas untuk mengizinkan mereka masuk.
Baca juga: Keluarga Korban Penembakan Massal di Thailand Tumpahkan Sedih di Kuil
“Mereka masing-masing setuju untuk membayar denda 5.000 baht dan meninggalkan negara itu,” kata Surachate.
Pihak berwenang mulai menyelidiki insiden tersebut setelah seorang reporter Thailand memposting gambar di media sosial yang memperlihatkan dua anggota kru meninggalkan tempat kejadian di timur laut Thailand. Ini merupakan TKP serangan pada Kamis oleh seorang polisi yang dipecat dan membantai 36 orang, 24 di antaranya anak-anak.
Seorang anggota awak CNN terlihat memanjat tembok rendah dan pagar di sekitar kompleks, melewati pita polisi, dan yang lainnya sudah berada di luar. Gambar itu memicu kritik dari Foreign Correspondents' Club of Thailand, yang mengatakan "kecewa" dengan liputan CNN dan keputusan untuk memfilmkan TKP di dalamnya.
"Ini tidak profesional dan pelanggaran serius terhadap etika jurnalistik dalam pelaporan kejahatan," kata klub.
Asosiasi Jurnalis Thailand mengkritik tindakan tersebut sebagai "tidak etis" dan "tidak sensitif".
Sebagai tanggapan awal, CNN mentweet bahwa kru telah memasuki tempat itu ketika garis polisi telah dihapus dari pusat penitipan anak. Mereka juga mengklaim mendapat izin dari tiga pejabat kesehatan masyarakat yang keluar dari gedung bahwa mereka dapat merekam di dalam.
"Tim mengumpulkan rekaman di dalam pusat selama sekitar 15 menit, lalu pergi," kata CNN dalam tweet-nya. “Selama waktu ini, penjagaan telah dipasang kembali, jadi tim harus memanjat pagar di tengah untuk pergi.”
Sebagai pembantaian terburuk dalam sejarah Thailand, serangan itu menarik perhatian luas media internasional ke kota kecil Uthai Sawan di pedesaan timur laut Thailand.
Baca juga: Mukjizat, Anak Tiga Tahun Ini Selamat dari Penembakan Massal di Thailand
AL JAZEERA