Donetsk Mulai Ekspor Batu Bara

Reporter

Tempo.co

Kamis, 6 Oktober 2022 16:00 WIB

Ilustrasi Batu Bara. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Donetsk People’s Republic (DPR) Vitaly Khotsenko pada Rabu, 5 Oktober 2022, mengkonfirmasi kalau batu bara yang ada di Donetsk, Ukraina, sedang dikirim ke Turki. Setelah tiba di Turki, batu bara tersebut akan dikirim ke timur tengah dan Afrika.

Dalam wawancara dengan Novosti, Khotsenko menjelaskan batu bara dari tempatnya itu sedang diekspor ke pasar-pasar tradisional, yang membutuhkan batu bara. Khotsenko meyakinkan proses ekstrasi telah membuat batu bara dari Donetsk berkualitas tinggi dan sesuai dengan permintaan internasional.

Baca juga : Pembangkit Batu Bara di Eropa Kerek HBA Awal Oktober jadi USD 330,97 per Ton

Advertising
Advertising

Petugas berusaha mengevakuasi korban setelah serangan rudal Rusia di Chasiv Yar, Donetsk, Ukraina, 10 Juli 2022. Rusia semakin menggencarkan serangan di Donetsk, Ukraina Timur. setelah mereka menduduki Luhansk. Gubernur wilayah Donetsk Pavlo Kyrylenko/Handout via REUTERS

Donetsk People’s Republic dikenal sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya mineral. Donetsk People’s Republic adalah pensuplai batu bara terbesar keempat untuk wilayah Eropa.

Cadangan batu bara di Donetsk yang sudah diekstraksi diperkirakan lebih dari 10 miliar ton. Sampai Februari 2022, total ada 115 tambang batu bara yang beroperasi di Donbass yang memproduksi sekitar 70 juta ton batu bara mentah per tahun.

Pada Rabu pagi, 5 Oktober 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menanda-tangani empat pakta unifikasi menjadi undang-undang dengan Donetsk People’s Republic, Lugansk People’s Republics, wilayah Kherson dan wilayah Zaporozhye. Keempat wilayah itu, sudah melakukan referendum pada September lalu dan secara resmi melepaskan diri dari Ukraina untuk bergabung dengan Rusia.

Putin mengesahkan undang-undang yang memungkinkan pencaplokan empat wilayah Ukraina - Donetsk dan Luhansk di timur serta Zaporizhzhia dan Kherson di selatan, memiliki dasar hukum untuk bergabung dengan Rusia.

Secara sah, pemimpin Rusia itu kini sudah menyatukan empat wilayah, yang mewakili sekitar 18 persen teritorial Ukraina, sebagai bagian dari federasi.

Tensi perang Ukraina makin meninggi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin beberapa waktu lalu mengumumkan mobilisasi militer parsial untuk mendongkrak perang Ukraina. Warga Rusia banyak yang protes dan kabur dari tanah airnya karena menolak wajib militer.

Sumber: RT.com

Baca juga: Ini Alasan Jurnalis Rusia Pengkritik Putin Kabur dari Tahanan Rumah

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

10 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

2 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

4 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya