Rusia Aneksasi Wilayah Ukraina, Indonesia Tak Berani Bersikap Tegas?

Reporter

Daniel Ahmad

Selasa, 4 Oktober 2022 20:00 WIB

Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyampaikan pidato saat kampanye dan konser yang menandai ulang tahun keempat aneksasi Rusia di Manezhnaya Square di Moskow, Rusia, 18 Maret 2018. REUTERS/Grigory Dukor

TEMPO.CO, Jakarta- Pernyataan Indonesia dalam menanggapi aneksasi empat wilayah Ukraina oleh Rusia dianggap masih bersayap.

Menurut ahli politik internasional dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Fitriani, penilaian ini diambil setelah memperhatikan tanggapan Kementerian Luar Negeri RI ihwal pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia seperti diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin di Kremlin pada Jumat, 30 September 2022.

Fitriani menyebut sikap Indonesia mengenai aneksasi empat wilayah Ukraina - Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia masih bisa dipahami berbeda. Sebab tidak secara eksplisit menyebut Rusia, negara yang melakukan pencaplokan itu.

"Indonesia untuk saat ini perlu menyatakan ketidaksetujuannya atas aneksasi 4 wilayah (Ukraina oleh Rusia)," kata Fitriani kepada Tempo, Selasa, 4 Oktober 2022.

"Dengan tidak menyebutkan nama negara yang dimaksud, pernyataan Indonesia dapat disalahartikan. Indonesia bisa dianggap mendukung Rusia dan meminta Ukraina menghormati pernyataan kedaulatan Rusia atas 4 wilayah tersebut," katanya menambahkan.

Advertising
Advertising

Dalam pernyataannya, Kemlu menegaskan posisi Indonesia menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain. Di keterangan yang dibagikan melalui Twitter, Kemlu memang tidak menyebut kata 'Rusia' atau mengecam negara tersebut atas pencaplokannya terhadap wilayah Ukraina.

"Referendum tersebut melanggar prinsip piagam PBB dan hukum internasional. Referendum itu akan semakin menyulitkan penyelesaian konflik melalui perundingan dan akibatkan perang semakin berkepanjangan, yang akan merugikan semua pihak," tulis Kemlu RI di Twitter, Minggu, 2 Oktober 2022.

Fitriani menilai, RI selalu berusaha untuk menjalankan doktrin kebijakan luar negeri bebas aktif sehingga memegang prinsip damai dan inklusif. Rangkaian cuitan Kemlu itu dianggap senafas dengan pernyataan kementerian tersebut pada awal konflik terjadi.

Lawatan Presiden RI Joko Widodo dan diplomasi ulang-aliknya ke Moskow dan Kyiv pada Juli lalu, menurut Fitriani, adalah salah satu upaya untuk menciptakan perdamaian dunia.

Namun peneliti CSIS itu menyebut, pernyataan Putin yang mengambil alih empat wilayah Ukraina membuat peta kekuasaan kembali berubah dan Indonesia perlu untuk menyatakan kekhawatirannya.

Berita terkait

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

2 jam lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

11 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

1 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

1 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

2 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

2 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya