Rusia Bantah Terlibat Kebocoran Nord Stream di Laut Baltik

Reporter

Tempo.co

Kamis, 29 September 2022 16:45 WIB

Proyek Pipanisasi Nord Stream 2 menghubungkan pasokan gas di Rusia ke pembeli di Jerman. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu membantah negaranya terlibat dalam kebocoran dua pipa gas Nord Stream di Laut Baltik. Peskov menyebut tuduhan bahwa Rusia terlibat dalam kebocoran pipa gas Nord Stream 1 dan 2 sebagai "bodoh dan tidak masuk akal".

"Apakah ini untuk kepentingan kami? Tidak, kami akan kehilangan sejumlah rute pasokan gas ke Eropa. Apakah ini untuk kepentingan Eropa? Tidak, mereka juga dalam situasi yang sangat sulit," kata Peskov dalam konferensi pers harian.

Dialog dan kerja sama yang cepat dari semua pihak diperlukan untuk mencari tahu apa yang terjadi sesegera mungkin, katanya. Ia menambahkan bahwa raksasa gas Rusia, Gazprom, pemilik dari jaringan pipa itu, harus berpartisipasi dalam investigasi tersebut.

Kementerian luar negeri Rusia juga mengklaim kebocoran terjadi di daerah yang dikendalikan oleh intelijen AS, menurut kantor berita RIA Novosti.

Sementara pada Kamis 29 September 2022, penjaga pantai Swedia mengatakan kepada surat kabar Svenska Dagbladet bahwa mereka telah menemukan kebocoran baru di Nord Stream 2 awal pekan ini.

Advertising
Advertising

Itu terjadi setelah tiga kebocoran lainnya dilaporkan pada jaringan pipa - yang mengalir dari Rusia ke Jerman - dengan dugaan sabotase secara luas. "Dua dari empat ini berada di zona ekonomi eksklusif Swedia," kata juru bicara penjaga pantai Jenny Larsson kepada surat kabar itu. Dua lainnya berada di zona Denmark.

Sebuah sumber pertahanan Inggris mengatakan kepada Sky News bahwa pelaku kemungkinan melakukan serangan terencana dengan menggunakan bahan peledak bawah air. Mereka mengatakan ranjau bisa saja diturunkan dengan tali panjang, dijatuhkan dari atas kapal atau ditempatkan di sebelah pipa dengan drone bawah air.

Tak satu pun dari pipa-pipa itu sedang digunakan pada saat ledakan-ledakan yang diduga terjadi, tetapi pipa-pipa itu masih diisi dengan gas yang telah dimuntahkan ke laut. Nord Stream 2 mengalir dari Rusia ke Jerman dan akan membawa gas ke Eropa. Namun, ketika Rusia menginvasi Ukraina, Jerman menolak lisensi.

Kebocoran pertama terdeteksi pada Senin pagi sekitar 23 kilometer tenggara Pulau Bornholm Denmark. Pada Selasa, dua kebocoran lagi dilaporkan di jalur paralel Nord Stream 1, dan hari ini penjaga pantai Swedia mengungkapkan bahwa sebenarnya ada empat kebocoran.

Pusat seismologi nasional Swedia mengatakan "ledakan bawah laut yang kuat" tercatat di area kebocoran terjadi. Bjorn Lund, seismolog dari Universitas Uppsala, mengatakan kepada televisi SVT: "Tidak ada keraguan bahwa ini adalah ledakan."

Sebagai tanggapan, Norwegia mengatakan militernya akan lebih terlihat di instalasi minyak dan gasnya sendiri. Kepala diplomat Uni Eropa (UE) Josep Borrell pada Rabu mengatakan kebocoran Nord Stream itu kemungkinan besar akibat sabotase.

Dalam sebuah pernyataan yang mengatasnamakan 27 negara anggota UE, Borrell mengatakan blok itu akan mendukung investigasi apa pun yang bertujuan untuk mendapatkan kejelasan penuh tentang apa yang terjadi dan mengapa, serta akan mengambil langkah lebih lanjut untuk meningkatkan ketahanan UE dalam keamanan energi.

Baca juga: Insiden Nord Stream, Uni Eropa Bersumpah Lindungi Infrastruktur Energi

SKY NEWS | REUTERS

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

22 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

5 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

5 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

5 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya