Rusia Beri Diskon Besar-besaran Bensin hingga Gandum untuk Taliban

Reporter

Tempo.co

Rabu, 28 September 2022 10:17 WIB

Kapal kargo Razoni berbendera Sierra Leone yang membawa gandum Ukraina, terlihat di Laut Hitam di lepas pantai Kilyos, dekat Istanbul, Turki, 3 Agustus 2022. Sebelumnya, sebanyak 16 kapal yang membawa muatan gandum dan biji-bijian berangkat dari pelabuhan Odesa di Ukraina, pada 1 Agustus lalu di tengah invasi Rusia. REUTERS/Mehmet Emin Caliskan

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban telah menandatangani kesepakatan sementara dengan Rusia untuk memasok bensin, solar, gas dan gandum ke Afghanistan. Hal ini diutarakan oleh Penjabat Menteri Perdagangan dan Industri Afghanistan Haji Nooruddin Azizi yang dilansir dari Reuters, Rabu, 28 September 2022.

Azizi mengatakan kementeriannya sedang bekerja untuk mendiversifikasi mitra dagangnya. Rusia telah menawarkan diskon kepada pemerintah Taliban untuk harga komoditas global rata-rata.

Kesepakatan itu adalah transaksi internasional pertama yang dilakukan oleh Taliban sejak berkuasa kembali di Afghanistan lebih dari setahun yang lalu. Kesepakatan itu dapat membantu meringankan isolasi gerakan Islam yang secara efektif memutusnya dari sistem perbankan global.

Tidak ada negara yang secara resmi mengakui kelompok Taliban yang melakukan pemberontakan selama 20 tahun melawan pasukan Barat dan sekutu lokal di Afghanistan sebelum menyerbu ke Kabul saat pasukan AS mundur. Para diplomat Barat mengatakan Taliban perlu mengubah arahnya pada hak asasi manusia, khususnya perempuan. Taliban juga harus membuktikan bahwa mereka telah memutuskan hubungan dengan kelompok-kelompok militan internasional untuk mendapatkan pengakuan formal.

Rusia tidak secara resmi mengakui pemerintah Taliban, tetapi Moskow menjadi tuan rumah bagi para pemimpin gerakan itu menjelang jatuhnya Kabul dan kedutaan besarnya tahun lalu. Rusia juga hanya satu dari sedikit negara yang tetap membuka kantor kedutaannya di ibu kota Afghanistan.

Taliban Impor Gandum, Bensin hingga Diesel dengan Harga Miring dari Rusia

Advertising
Advertising

Azizi mengatakan berbekal kesepakatan itu, Rusia akan memasok sekitar satu juta ton bensin, satu juta ton diesel, 500.000 ton gas minyak cair (LPG) dan dua juta ton gandum setiap tahun.

Kementerian energi dan pertanian Rusia tidak segera menanggapi permintaan ihwal perjanjian tersebut. Kantor Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, yang bertanggung jawab atas minyak dan gas, juga tidak menanggapi.

Azizi mengatakan perjanjian itu akan berjalan untuk masa percobaan yang tidak ditentukan. Setelah itu kedua belah pihak diharapkan meneken kesepakatan jangka panjang jika transaksi itu memuaskan.

Dia menolak memberikan perincian tentang harga atau metode pembayaran. Azizi hanya mengatakan Rusia telah menyetujui diskon ke pasar global untuk barang-barang yang akan dikirim ke Afghanistan melalui jalan darat dan kereta api.

Kesepakatan itu diselesaikan setelah tim teknis Afghanistan menghabiskan beberapa minggu dalam diskusi di Moskow. Bulan lalu, Azizi berada di Moskow.

Sejak Taliban mendapatkan kembali kekuasaan, Afghanistan telah jatuh ke dalam krisis ekonomi. Bantuan pembangunan yang diandalkan negara itu dipotong dan di tengah sanksi yang sebagian besar membekukan sektor perbankan.

Kesepakatan perdagangan kemungkinan akan diawasi dengan ketat di Amerika Serikat. Para pejabatnya mengadakan pembicaraan rutin dengan Taliban mengenai rencana sistem perbankan negara itu.

Washington telah mengumumkan pembentukan dana perwalian Swiss untuk beberapa cadangan bank sentral Afghanistan yang disimpan di Amerika Serikat. Taliban telah menuntut agar dana bank sentral Afghanistan yang jumlahnya mencapai US$ 7 miliar dicairkan untuk operasional.

Masyarakat Afghanistan Hidup dalam Kemiskinan

Azizi mengatakan data internasional menunjukkan sebagian besar warga Afghanistan hidup di bawah garis kemiskinan. Kantornya bekerja untuk mendukung perdagangan dan ekonomi internasional.

"Afghanistan sangat membutuhkan," katanya. "Apa pun yang kami lakukan, kami melakukannya berdasarkan kepentingan nasional dan kemaslahatan rakyat."

Dia mengatakan Afghanistan juga menerima beberapa gas dan minyak dari Iran dan Turkmenistan. Selain itu ada hubungan dagang yang yang kuat dengan Pakistan, namun kini mereka ingin melakukan diversifikasi.

"Sebuah negara tidak boleh bergantung hanya pada satu negara, kita harus memiliki cara alternatif," katanya.

Negara-negara Kelompok Tujuh (G7) berusaha menemukan cara untuk membatasi pendapatan ekspor BBM dari Rusia setelah invasinya ke Ukraina pada Februari. Namun Moskow berhasil mempertahankan pendapatan melalui penjualan minyak mentah ke Asia yang meningkat terutama ke China dan India. Uni Eropa akan melarang impor minyak mentah Rusia mulai 5 Desember dan produk minyak Rusia pada 5 Februari.

Baca: Taliban Bebaskan Tawanan asal AS, Ditukar dengan Tahanan Narkoba

REUTERS

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

8 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

21 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

22 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

4 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

4 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya