Pemimpin Junta Myanmar Temui Putin, Pertama Setelah Kudeta

Reporter

Tempo.co

Rabu, 7 September 2022 14:30 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Perdana Menteri Myanmar Min Aung Hlaing saat pertemuan di sela-sela Forum Ekonomi Timur (EEF) 2022 di Vladivostok, Rusia 7 September 2022. Sputnik/Valeriy Sharifulin/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima militer Myanmar dan pemimpin kudeta Min Aung Hlaing Rabu 7 September 2022 akhirnya bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ini menjadi tanda lebih lanjut dari hubungan yang semakin dalam antara kedua negara yang terkena sanksi internasional akibat kudeta dan invasi ke Ukraina.

Min Aung Hlaing, yang merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih Myanmar dalam kudeta pada Februari 2021, telah mengunjungi Rusia dua kali sejak kudeta, terakhir pada Juli. Namun, ia gagal bertemu dengan Putin.

Mereka akhirnya bertemu di sela-sela Forum Ekonomi Timur (EEF) yang diselenggarakan Moskow, yang berlangsung di Vladivostok, kota paling timur Rusia.

“Hubungan kami berkembang secara positif,” kantor berita RIA, mengutip Putin mengatakan selama pembicaraan. Putin adalah pemimpin asing kedua yang bertemu Min Aung Hlaing sejak perebutan kekuasaan militer.

Global New Light of Myanmar yang dikelola pemerintah mengatakan ketua Dewan Administrasi Negara bertemu dengan penasihat Putin, Anton Kobyakov pada Selasa malam. Harian itu menerbitkan foto di halaman depan dua delegasi yang duduk berhadapan di meja panjang.

Advertising
Advertising

Wakil menteri pertahanan Rusia Alexander Fomin dan perwira militer senior dari Myanmar juga hadir. Fomin adalah tamu terhormat di Hari Angkatan Bersenjata Myanmar pada Maret.

“Delegasi membahas membangun hubungan baik antara Federasi Rusia dan Myanmar dan (dua) angkatan bersenjata," kata surat kabar itu, mencatat bahwa 2022 menandai 75 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

Pembicaraan juga mencakup kerja sama ekonomi yang lebih luas, termasuk penerbangan langsung antara kedua negara untuk meningkatkan pariwisata dan perdagangan minyak dan gas.

Myanmar telah mengumumkan pada Agustus rencana untuk mengimpor bahan bakar minyak Rusia untuk mengurangi krisis pasokan. Di Vladivostok, Min Aung Hlaing mengatakan kepada Putin bahwa Myanmar siap membayar impor dalam rubel Rusia.

Dukungan militer Rusia, khususnya untuk angkatan udara, juga sangat penting dalam kampanye jenderal untuk menghancurkan perlawanan dari kelompok bersenjata anti-kudeta, yang dikenal sebagai Angkatan Pertahanan Rakyat. Serta organisasi bersenjata etnis yang lebih mapan yang telah berjuang untuk otonomi politik selama beberapa dekade.

Tom Andrews, Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar, mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB awal tahun ini bahwa Rusia adalah salah satu dari tiga negara yang telah memasok senjata ke Myanmar sejak kudeta, meskipun digunakan terhadap warga sipil. Yang lainnya adalah China dan Serbia.

Militer mengambil alih Myanmar pada hari parlemen baru negara itu akan bersidang untuk pertama kalinya sejak pemilihan November 2020, yang dimenangkan dengan telak oleh Liga Nasional untuk Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi.

Myanmar terjerumus ke dalam krisis oleh kudeta, yang memicu protes skala besar dan gerakan pembangkangan sipil nasional. Lebih dari 2.000 orang telah tewas dalam tindakan keras militer terhadap lawan-lawannya.

Penolakan rezim untuk mengikuti rencana regional untuk mengakhiri kekerasan, serta sanksi internasional, telah membuat Myanmar semakin terisolasi. Akibatnya, mereka memperdalam kemitraannya dalam jangka panjang dengan sekutu seperti Rusia. Moskow, sementara itu, juga berada di bawah tekanan atas invasinya ke Ukraina yang dimulai enam bulan lalu.

Baca juga: Petinggi Junta Myanmar ke Rusia Lagi, Beli BBM atau Senjata?

AL JAZEERA

Berita terkait

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

5 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

5 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

5 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

6 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

6 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

7 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya