Rusia Umumkan Terduga Lain Pelaku Serangan Bom Mobil Darya Dugina

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 29 Agustus 2022 18:00 WIB

FOTO FILE - Jurnalis dan pakar politik Darya Dugina, putri ahli politologi Rusia Alexander Dugin, difoto di studio TV Tsargrad di Moskow, Rusia, dalam gambar selebaran tak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 21 Agustus 2022. Tsargrad.tv/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Badan intelijen Rusia FSB mengumumkan identitas seorang warga Ukraina lain sebagai bagian dari tim yang membunuh Darya Dugina, putri seorang ultra-nasionalis Rusia terkemuka pendukung invasi ke Ukraina.

Dugina, yang seperti ayahnya Alexander Dugin adalah pendukung penyerangan ke Ukraina, tewas dalam pemboman mobil di luar Moskow pada 20 Agustus 2022 dalam apa yang disebut Presiden Vladimir Putin sebagai "kejahatan keji dan kejam."

Dua hari setelah pembunuhan wartawati berusia 29 tahun itu, FSB, badan intelijen domestik utama Rusia, mengatakan telah memecahkan kasus tersebut, menyebutkan nama seorang wanita Ukraina yang dikatakan telah membuntuti Dugina selama berminggu-minggu, menyewa sebuah apartemen di kompleks perumahannya dan menanam bom di mobilnya sebelum melarikan diri dari Rusia ke Estonia.

Tindakan pelaku itu, menurut FSB, didukung Kyiv. Kantor berita Tass, menyebutkan nama terduga pelaku adalah Bogdan Petrovich Tsyganenko.

Ukraina, yang mengatakan Rusia melancarkan perang agresi gaya kekaisaran, membantah terlibat dalam pembunuhan Dugina, yang digambarkan oleh politisi pro-Kremlin dan TV pemerintah Rusia, di mana dia sering muncul menjadi komentator perang, sebagai martir.

Advertising
Advertising

Pada Senin, 29 Agustus 2022, FSB menyatakan, telah mengidentifikasi anggota lain dari "kelompok sabotase dan teroris" Ukraina yang merencanakan dan melakukan pembunuhan itu.

Dikatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tersangka baru, seorang pria yang lahir pada 1978 yang disebutkan namanya dan menunjukkan rekaman CCTV, telah membantu merakit bom mobil di garasi sewaan di Moskow dan telah menyiapkan dokumen dan plat nomor palsu untuk wanita yang menanam bom di mobil Dugina.

Pria itu telah keluar dari Rusia melalui Estonia sehari sebelum serangan, katanya.

Dalam video berdurasi 11 menit yang dirilis oleh FSB, rekaman CCTV menunjukkan pria itu memasuki Rusia pada 30 Juli, masuk dan keluar dari kompleks garasi di Moskow, mengumpulkan apa yang dikatakan FSB sebagai plat nomor palsu, dan keluar dari Rusia pada dini hari 19 Agustus, sehari sebelum Dugina terbunuh.

Rekaman CCTV juga menunjukkan wanita Ukraina yang dituduh oleh FSB menanam bom mobil berjalan di area di mana mobil diparkir di sebuah festival yang dihadiri Dugina sesaat sebelum dia terbunuh. Menurut Tass, FSB menyebut nama perempuan itu Natalya Vovk.

FSB mengatakan wanita Ukraina itu mengawasi Dugina, memastikan dia telah meninggalkan festival, dan kemudian mengikutinya dengan mobil dan meledakkan bom mobil.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan, "tidak ada belas kasihan" bagi mereka yang bertanggung jawab atas kematian Dugina.

Pada upacara peringatan di Moskow pekan lalu, Alexander Dugin mengatakan putrinya telah jatuh di garis depan dan menyerukan Rusia untuk mengamankan "kemenangan" di Ukraina demi anaknya.

Reuters, Tass

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

7 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya