Hari Ini di 1973 Pemimpin Uni Soviet Brezhnev ke AS, Ini Rekam Jejak Leonid Brezhnev

Jumat, 24 Juni 2022 20:35 WIB

Pemimpin Uni Soviet Leonid Brezhnev dan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter menandatangani Traktat SALT II, Vienna, 18 Juni 1979. Traktat Tersebut Merombak kebijakan ekonomi warisan Joseph Stalin seperti pengendalian harga mata uang rubel. (wikipedia.org)
<!--more-->

Perubahan-perubahan yang dibawa dari kebijakan Khrushchev dihentikan. Kebijakan luar negeri yang diterapkan sama Leonid Brezhnev ini banyak disebut sebagai ‘Doktrin Brezhnev’. kebijakan ini membatasi kemerdekaan serta menginvasi negara-negara satelit Uni Soviet. Mereka tidak diperkenankan meninggalkan Pakta Warsawa atau mengganggu monopoli kekuasaan partai komunis.

Alasan Brezhnev memutuskan untuk menginvasi sesama negara komunis adalah karena saat itu pemimpin Cekoslowakia, Alexander Dubcek menggaungkan reformasi yang dianggapnya berbahaya bagi Uni Soviet. Brezhnev mengumumkan doktrinnya pada 3 Agustus 1968. Tak lama, pada 20 Agustus 1968 pasukan Uni Soviet menginvasi Cekoslowakia dan melengserkan para pemimpinnya

Leonid Brezhnev beberapa kali mendukung negara-negara komunis yang tengah berada dalam konflik. Salah satu contohnya adalah dukungan ke Vietnam Utara yang saat itu tengah berperang melawan Vietnam Selatan dan Amerika Serikat.

Konflik paling diingat pada masa Brezhnev adalah invasi Afghanistan pada tahun 1979. Invasi ini bertujuan untuk membantu pemerintahan komunis Afghanistan yang baru saja naik kekuasaan setelah melakukan kudeta. Pemerintahan komunis Afghanistan tersebut diserang oleh kelompok pemberontak. Brezhnev memutuskan menggunakan doktrinnya untuk membantu pemerintahan komunis Afghanistan tersebut.

Brezhnev juga membangun armada Angkatan Laut yang kuat. Perlengkapan militer Uni Soviet pun ditingkatkan. Selain itu, Brezhnev juga mencoba untuk memperbaiki hubungan Pakta Warsawa dengan Jerman Barat. Hubungan dengan Amerika Serikat juga sempat membaik ketika kedua negara menandatangani Perundingan Pembatasan Persenjataan Strategis (rudal balistik berhulu ledak nuklir).

Pada awalnya berkuasanya Brezhnev, Uni Soviet menikmati ekonomi yang besar karena ekspor bahan baku seperti gas dan minyak. Mereka juga membuat senjata nuklir yang setara dengan Amerika Serikat serta diakui sebagai salah satu negara adidaya dunia.

Melansir Notable Biographies, Masyarakat Uni Soviet banyak merasakan kemajuan pada masa kepemimpinan Brezhnev, gaji rata-rata di Rusia tumbuh lebih dari dua kali lipat dalam dua puluh tahun. Pelayanan kesehatan, pendidikan, dan akomodasi yang layak mengalami peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, sisi negatifnya pendapatan Uni Soviet dari penjualan sumber daya alam ini tidak berinovasi atau mengembangkan ekonominya.

Benar saja, pada pertengahan 1970-an, Uni Soviet mulai memasuki masa stagnasi. Kondisi yang bahkan masih menggerogoti setelah kematian Brezhnev. Ekonomi Uni Soviet perlahan-lahan semakin melemah. Korupsi banyak berkembang di dalamnya. Meski begitu Brezhnev tidak pernah melakukan pembersihan besar-besaran layaknya Stalin.

Faktor utama penyebab stagnasi ini adalah pengabaian di bidang pertanian dan di bidang industri. Hal ini menyebabkan kekurangan pangan dan barang-barang konsumsi lainnya. Pengeluaran yang besar untuk proyek-proyek bergengsi ketika Perang Dingin seperti program luar angkasa sangat membebani ekonomi Uni Soviet.

Pada 10 November 1982, Leonid Brezhnev menghembuskan nafas terakhirnya akibat serangan jantung. Ia diberikan pemakaman kenegaraan diikuti dengan 5 hari berkabung nasional seluruh Uni Soviet. Brezhnev dimakamkan di Lapangan Merah, Moskow, dekat dengan tembok Kremlin.

HATTA MUARABAGJA
Baca juga :

Berita terkait

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

2 jam lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

12 jam lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

13 jam lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

14 jam lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

15 jam lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

18 jam lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

19 jam lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

20 jam lalu

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

Menhan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu, bahwa terkait Rafah, AS meninjau beberapa pengiriman senjata jangka pendek ke Israel.

Baca Selengkapnya

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

21 jam lalu

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB untuk memprotes pemungutan suara yang mendukung keanggotaan penuh Palestina

Baca Selengkapnya

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

23 jam lalu

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

Pemerintahan Joe Biden mengakui bahwa Israel kemungkinan menggunakan senjata yang disediakan AS tak sesuai hukum kemanusiaan di Gaza

Baca Selengkapnya