Putin Umumkan Kerahkan Rudal Sarmat di Akhir 2022 untuk Perang

Reporter

Tempo.co

Rabu, 22 Juni 2022 08:39 WIB

Uji peluncuran rudal balistik interkontinental Rusia, Sarmat. Twitter/MOD Rusia

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan rudal balistik Sarmat akan dikerahkan pada akhir 2022. Rudal buatan Rusia itu mampu membawa hulu ledak nuklir dan menghindari radar. Rudal Sarmat telah diuji pada April di tengah ketegangan yang meningkat akibat perang Rusia Ukraina.

Pernyataan itu diumumkan Putin pada Selasa, 21 Juni 2022, dengan lulusan akademi militer. “Direncanakan pada akhir tahun, rudal Sarmat akan bertugas tempur,” kata Putin kepada para wisudawan.

Rusia berhasil menguji coba rudal Sarmat pada April. Hal ini membuat sejumlah pengamat ketakutan karena bisa meningkatkan prospek konfrontasi nuklir dengan Barat.

Pengerahan rudal Sarmat dilakukan sebagai bagian dari peningkatan militer Rusia yang lebih besar, menurut Putin. Ia menambahkan bahwa pasukan Rusia telah mulai menerima sistem pertahanan udara dan rudal S-500 yang diklaimnya tidak ada tandingan di dunia.

Rusia telah membenahi sistem pertahanan udaranya dengan S-500, yang dapat dengan cepat dikerahkan dan dapat mencegat pesawat jarak jauh, rudal hipersonik, dan ICBM. “Kami akan terus mengembangkan dan memperkuat angkatan bersenjata kami, dengan mempertimbangkan potensi ancaman dan risiko militer,” kata Putin.

Advertising
Advertising

Ia juga memuji pasukan Rusia di Ukraina yang bertindak dengan keberanian, profesionalisme, seperti pahlawan sejati. Moskow menyebut invasi ke Ukraina adalah operasi militer khusus yang bertujuan membebaskan wilayah Donbas timur Ukraina.

Para petinggi di negara Barat sebelumnya mengatakan rudal Sarmat akan menjadi tantangan besar bagi keamanan. Rudal tersebut, yang telah dikembangkan oleh Rusia selama bertahun-tahun, memiliki muatan besar dan jangkauan ekstrem. Rudal ini kemungkinan besar dapat melewati sebagian besar sistem pertahanan radar.

Putin sebelumnya memuji rudal Sarmat sebagai senjata yang benar-benar unik yang akan menjamin keamanan negaranya dari ancaman eksternal. Kehadiran rudal Sarmat akan membuat musuh Rusia berpikir dua kali sebelum menyerang.

Pada April, juru bicara Pentagon saat itu John Kirby meremehkan pentingnya uji coba rudal Sarmat. Kirby mengatakan Moskow telah memberi tahu Washington sebelumnya, seperti yang wajib dilakukan berdasarkan Perjanjian START Baru 2011, yang membatasi senjata nuklir kedua negara.

"Pengujian itu rutin dan tidak mengejutkan," kata Kirby kepada wartawan pada April. “Tentu saja, departemen tetap fokus pada agresi Rusia yang melanggar hukum dan tidak beralasan terhadap Ukraina.”

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebelumnya mengatakan bahwa Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir jika keberadaannya terancam.

Baca: Putin Pidato di Forum Ekonomi Ejek Sanksi Barat ke Rusia: Kami Orang-orang Kuat

ALJAZEERA

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

8 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

16 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

5 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

5 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

6 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya