Belanda Minta Maaf ke Pasukan Pelindung di Genosida Muslim Serbia Bosnia

Reporter

Daniel Ahmad

Minggu, 19 Juni 2022 16:00 WIB

PM Belanda Mark Rutte. REUTERS/Laurent Dubrule

TEMPO.CO, Jakarta - Belanda secara resmi meminta maaf kepada pasukan penjaga perdamaian PBB yang dikirim untuk mempertahankan daerah kantong Bosnia Srebrenica. Sebab tentara-tentara itu dikirim dalam kondisi tidak memiliki senjata dan tenaga yang mencukupi untuk menjaga perdamaian.

Para prajurit pelindung diserbu oleh pasukan Serbia Bosnia yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic, peristiwa yang kemudian diketahui membantai 8 ribu laki-laki dan anak laki-laki Muslim pada Juli 1995. Pertumpahan darah itu akhirnya disebut oleh pengadilan kejahatan perang internasional sebagai genosida.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyampaikan langsung permintaan maafnya kepada ratusan veteran unit penjaga perdamaian Dutchbat III di pangkalan militer, Belanda pada Sabtu, 18 Juni 2022. Permintaan maaf itu disampaikan setelah hampir 27 tahun.

“Hari ini, saya atas nama pemerintah Belanda meminta maaf kepada semua perempuan dan laki-laki Dutchbat III. Untuk Anda dan orang-orang yang tidak bisa hadir hari ini. Dengan penghargaan dan rasa hormat sebesar-besarnya terhadap cara Dutchbat III yang dalam keadaan sulit terus berusaha berbuat baik. Bahkan ketika itu tidak mungkin lagi,” kata Rutte, seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu, 19 Juni 2022.


Sebuah laporan diterbitkan pada tahun lalu, tentang pengalaman sekitar 850 tentara yang membentuk Dutchbat III. Studi tersebut membuat rekomendasi termasuk "gerakan kolektif" pemerintah agar mengakui perjuangan pasukan penjaga perdamaian Belanda.

Belanda telah lama bergulat dengan warisan pembantaian Srebrenica. Perdana Menteri Wim Kok mengundurkan diri pada 2002 silam setelah sebuah laporan mengkritik pihak berwenang Belanda karena mengirim tentara ke zona bahaya tanpa mandat yang tepat atau senjata yang dibutuhkan. Di tempat itu, pasukan harus melindungi sekitar 30 ribu pengungsi yang melarikan diri ke pangkalan Belanda di Bosnia timur.


Mahkamah Agung Belanda pada 2019 memutuskan bahwa Pemerintah Belanda harus ikut bertanggung jawab atas kematian sekitar 350 laki-laki Muslim yang dibunuh oleh tentara Serbia Bosnia dalam pembantaian tersebut.

Pengadilan menemukan, pasukan penjaga perdamaian Belanda mengevakuasi orang-orang itu dari pangkalan militer mereka di dekat Srebrenica pada 13 Juli 1995. Walaupun pada saat itu, mereka mengetahui bahwa mereka dalam ancaman pasukan Serbia Bosnia.

PBB juga telah dikritik karena dianggap gagal mengizinkan serangan udara NATO untuk mendukung pasukan Belanda ketika mereka diserang. Pasukan Belanda saat itu hanya bermodalkan senjata ringan.
AL JAZEERA

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

17 jam lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

22 jam lalu

Fakta tentang Gustavo Petro, Presiden Kolombia, Pembela Hak-hak Palestina

Kolombia pernah berhubungan akrab dengan Israel, tetapi Gustavo Petro, sang presiden, tidak pernah menahan diri untuk mengkritik negara Zionis itu.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

1 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

1 hari lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

2 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

3 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

3 hari lalu

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

Baru setahun menjabat, PM Skotlandia Humza Yousaf yang merupakan pejabat muslim pertama mengundurkan diri sambil menangis.

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

3 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Negara 100 Persen Muslim, Bentrok Pengunjuk Rasa di UCLA

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Negara 100 Persen Muslim, Bentrok Pengunjuk Rasa di UCLA

Top 3 Dunia diawali dengan artikel tentang negara dengan 100 persen penduduk muslim.

Baca Selengkapnya

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

4 hari lalu

Dipenjara Israel 20 Tahun, Penulis Palestina Menangkan Hadiah Arab Bergengsi

Penulis Palestina Basim Khandaqji, yang dipenjara 20 tahun lalu di Israel, memenangkan hadiah bergengsi fiksi Arab pada Ahad

Baca Selengkapnya