Kasus Suap Masuk Universitas Top Amerika Serikat, Terdakwa Bebas

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 17 Juni 2022 14:30 WIB

Georgetown University (georgetown.edu)

TEMPO.CO, Jakarta - Sidang kasus dugaan suap untuk masuk perguruan tinggi ternama di Amerika Serikat kembali digelar, Kamis, 16 Juni 2022. Terdakwa Amin Khoury dibebaskan dari tuduhan menyuap pelatih tenis Universitas Georgetown agar putrinya bisa masuk ke perguruan tinggi elite itu.

Kasus itu adalah yang terakhir dalam skandal penerimaan mahasiswa baru di pengadilan.

Amin Khoury dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan melakukan konspirasi dan pemalsuan surat. Pengacara tersangka, Roy Black, mengaku "sangat senang" dengan keputusan itu.

Dalam persidangan dia berdalih bahwa putri Khoury diterima masuk Georgetown atas usahanya sendiri dan bahwa saksi kunci yang dihadirkan pemerintah tidak dapat dipercaya.

Khoury menjadi tersangka pertama yang dibebaskan di antara puluhan kasus dalam penyelidikan bernama "Operasi Varsity Blues".

Penyelidikan itu mengungkap bagaimana para orang tua melakukan tindakan melampaui batas agar anak mereka mendapatkan tempat di universitas ternama seperti Stanford, Yale dan Universitas Southern California.

Lima puluh empat orang telah mengaku atau divonis bersalah di pengadilan, termasuk aktor Lori Loughlin dan Felicity Huffman.

Penuntut mengatakan para orang tua itu melakukan tindakan ilegal pada sistem penerimaan mahasiswa baru.

Khoury, 56 tahun, tidak dituduh seperti tersangka-tersangka lain yang bekerja sama dengan William "Rick" Singer, konsultan penerimaan mahasiswa yang mengaku mendalangi penipuan dan penyuapan.

Namun penuntut mengatakan Khoury setuju membayar 200.000 dolar AS (Rp2,97 miliar) kepada pelatih tenis Gordon Ernst.

Ernst pada Oktober mengaku bersalah telah menerima lebih dari 3 juta dolar AS dari sejumlah klien Singer agar anak mereka bisa masuk ke Universitas Georgetown, Washington, melalui jalur atlet berprestasi.

Penuntut mengatakan Khoury di rumahnya pada 2015 menyerahkan sebuah kantong kertas cokelat berisi uang tunai senilai 180.000 dolar kepada perantara bernama Timothy Donovan untuk diberikan kepada Ernst karena telah membantu memasukkan anaknya sebagai rekrutan atlet.

Donovan, yang menjalankan bisnis konsultasi tenis bagi siswa SMA, memberikan kesaksian sebagai saksi pemerintah setelah mendapatkan kekebalan hukum dari penuntut.

Namun pengacara Roy Black di persidangan berpendapat bahwa Donovan "mengarang" cerita itu agar tidak dituntut dalam kejahatan pajak yang dia lakukan.

Pengacara itu juga mengatakan bahwa uang tersebut diberikan sebagai hadiah kepada Ernst, "teman sepanjang hidup" yang bermain tenis dengan Khoury saat kuliah di Universitas Brown dan sedang menghadapi kesulitan finansial.

Khoury adalah putra Amin J. Khoury, pendiri dan mantan direktur utama B/E Aerospace, pembuat interior pesawat.

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

4 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

4 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

5 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

15 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

19 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Menteri Nadiem: Unair PTN Terbaik Pertama Sebagai Badan Hukum

21 jam lalu

Menteri Nadiem: Unair PTN Terbaik Pertama Sebagai Badan Hukum

Universitas Airlangga (Unair) meraih penghargaan terbaik pertama kategori Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum dari Mendikbud-Ristek.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

21 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

23 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

23 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya