Tayyip Erdogan Kecewa pada Perdana Menteri Yunani

Reporter

Tempo.co

Selasa, 24 Mei 2022 18:30 WIB

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyapa pendukungnya di Istanbul, Turki, 24 Juni 2018. Erdogan dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan Presiden Turki oleh Kepala Komisi Pemilihan Umum Turki. Kayhan Ozer/Presidential Palace/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis. Erdogan menyebut Mitsotakis sudah dianggap tidak ada lagi baginya. Sebab Mitsotakis dianggap lebih suka memilih berurusan dengan politikus yang menyimpan janji-janji mereka (tidak diwujudkan).

“Tidak ada lagi nama Mitsotakis dalam buku saya. Pada tahun ini, kami seharusnya menggelar rapat dewan strategis. Saya tidak akan pernah bisa melakukan rapat seperti itu dengannya karena kami kami berjalan dengan para politikus yang menyimpan janji-janji mereka,” kata Erdogan, Senin, 23 Mei 2022.

Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis memeriksa jet tempur Rafale, saat upacara kedatangan jet Rafale pertama dari Prancis, di Tanagra, Yunani, 19 Januari 2022. Keenam Rafale, dikawal oleh dua jet tempur Mirage dalam formasi sebelum mendarat, satu per satu, di pangkalan udara Tanagra dekat Athena. REUTERS/Alkis Konstantinidis

Advertising
Advertising

Erdogan menuduh Perdana Menteri Mitsotakis menyabotase upaya untuk menyelesaikan sengketa lama soal teritorial udara kedua negara dan cedera janji untuk tidak melibatkan negara ketiga. Mitsotakis dituduh Erdogan telah melibatkan Pemerintah Amerika Serikat dengan meminta Negara Abang Sam tersebut agar tidak mengirim jet tempur F-16 ke Turki.

Dalam pidatonya di hadapan anggota parlemen Amerika Serikat pada Senin lalu, Mitsotakis mengklaim bahwa ketika NATO sangat membutuhkan fokus negara anggotanya untuk membantu mengalahkan agresi Rusia, terjadi ketidakstabilan di sisi tenggara NATO.

Turki sebelumnya sudah dikenai sejumlah sanksi dan dikeluarkan dari program F-35 Amerika Serikat karena Turki tetap membeli sistem pertahanan rudal S-400 dari Rusia kendati Washington sudah memperingatkan agar Turki tidak melakukan hal tersebut. Sejak kasus tersebut, Ankara terjebak dengan jet tempur F-16 yang menua, yang sekarang diharapkan bisa diperbaharui dan dilengkapi dengan pesawat baru.

Yunani prihatin dengan keinginan Turki untuk meningkatkan kemampuan jet tempurnya. Sebab hal tersebut bisa membahayakan keamanan di kawasan timur mediterania. Dalam beberapa tahun terakhir, Yunani dan Turki juga saling tuding telah melanggar batas wilayah udara.

Sumber: RT.com

Baca juga: PM Yunani Minta Turki Tarik Kapal dari Laut Mediterania

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

3 hari lalu

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

Baru setahun menjabat, PM Skotlandia Humza Yousaf yang merupakan pejabat muslim pertama mengundurkan diri sambil menangis.

Baca Selengkapnya

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

4 hari lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

4 hari lalu

Mengapa Jarak Lari Maraton Sejauh 42 Kilometer?

Jarak lari maraton sejauh 42 kilometer tidak lepas dari sejarah Yunani Kuno, perhelatan Olimpiade pertama, hingga campur tangan Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

7 hari lalu

PM Spanyol Ajukan Cuti Sementara Usai Istrinya Dituduh Korupsi

PM Spanyol Pedro Sanchez adalah pendukung utama Palestina. Ia memutuskan untuk cuti sementara usai istrinya dituduh korupsi.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

8 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

9 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

9 hari lalu

7 Hal yang Perlu Diketahui Saat Traveling ke Yunani

Ada beberapa hal yang harus diketahui wisatawan sebeulum berkunjung Yunani

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

11 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

12 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

14 hari lalu

Sejarah Persia Jadi Iran, Bagaimana Syiah jadi Aliran Mayoritas di Negara Itu?

Iran dulunya merupakan bagian dari kekaisaran Persia. Lalu berganti nama. Salah satu paham aliran Syiah tumbuh paling subur di negara tersebut.

Baca Selengkapnya