Uni Eropa Berencana Beri Utang untuk Ukraina
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Selasa, 10 Mei 2022 19:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah sumber diplomatik mengungkap Uni Eropa berencana mendanai biaya operasional Pemerintah Ukraina setidaknya selama tiga bulan. Dana sebesar 15 miliar euro (Rp 230 triliun) dilaporkan akan dikucurkan melalui skema utang baru
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya mengatakan pada IMF (Badan Moneter Internasional) bahwa dia membutuhkan dana USD 7 miliar (Rp 101 triliun) per bukan untuk membayar gaji-gaji, uang pensiun, dan pengeluaran negara lainnya. Pemberitaan media menyebut Amerika Serikat sudah berjanji akan memberikan satu pertiga dari jumlah yang dibutuhkan itu selama tiga bulan ke depan.
Sedangkan Uni Eropa berencana membuat obligasi khusus. Media Politico mewartakan Komisi Eropa pada Jumat, 6 Mei 2022, telah menyampaikan ke para duta besar Uni Eropa dari negara anggota perihal rencana tersebut (beri pinjaman ke Ukraina). Diantara rencana tersebut adalah memberikan utang menggunakan jaminan dari negara-negara anggota Uni Eropa.
Utang yang dirancang untuk membantu Ukraina tersebut, kemungkinan akan menggunakan dana 100 miliar euro (Rp 1.536 triliun), yang awalnya dikumpulkan untuk membantu warga Uni Eropa yang kehilangan pekerjaan karena lockdown Covid-19. Utang yang akan diberikan pada Ukraina itu nantinya akan disekuritisasi sebagai obligasi dengan jangka waktu 5 tahun sampai 30 tahun.
Rencananya, skema ini akan diumumkan pada 18 Mei 2022 dan setidaknya tiga negara sudah meminta sejumlah opsi. Tiga negara itu adalah Austria, Jerman dan Yunani.
Dilaporkan pula, diharapkan negara-negara non-Uni Eropa seperti Jepang, Norwegia dan Inggris mau bergabung sehingga beban Uni Eropa sedikit berkurang. Prancis juga dilaporkan telah mengusulkan agar perihal ini dibahas dalam sebuah rapat pada akhir Mei nanti.
Sedangkan Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrel mengusulkan opsi lain dalam upaya membangun kembali Ukraina, mengingat saat ini cadangan devisa asing Rusia sudah dibekukan di bawah sanksi Uni Eropa. Ucapan Borrel itu merujuk pada sikap yang dilakukan Washington dengan membekukan dana bank sentral Afghanistan setelah Amerika menarik tentaranya dari negara itu dan Taliban mengambil alih.
“Ini sangat masuk akal untuk menggunakan aset-aset milik Rusia,” kata Borrel dalam wawancara dengan FT, yang dipublikasi pada Senin, 9 Mei 2022.
Sumber: RT.com
Baca juga: Italia Menyita Kapal Pesiar dari Rusia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.