Polisi Sri Lanka Gunakan Peluru Tajam, Seorang Pengunjuk Rasa Tewas

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 19 April 2022 23:25 WIB

Tentara Sri Lanka berjaga di dekat Lapangan Kemerdekaan saat anggota partai aliansi oposisi Samagi Jana Balawegaya memprotes Presiden Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, Sri Lanka 3 April 2022. Sebanyak 26 menteri, tiga di antaranya masih keluarga presiden telah mengundurkan diri dari kabinet. REUTERS/Dinuka Liyanawatt

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Sri Lanka menembakkan peluru tajam untuk membubarkan pengunjuk rasa hingga menewaskan satu orang dan melukai belasan lainnya, Selasa, 19 April 2022.

Unjuk rasa telah berkecamuk di negara kepulauan Asia Selatan berpenduduk 22 juta orang ini selama berminggu-minggu, menyuarakan kemarahan terhadap kesalahan penanganan ekonomi oleh pemerintah yang menyebabkan kekurangan kebutuhan pokok dan pemadaman listrik berkepanjangan.

Mihiri Priyangani, direktur Rumah Sakit Pendidikan Kegalle, mengatakan setidaknya satu pengunjuk rasa tewas dan 12 lainnya dirawat di rumah sakit, termasuk dua dalam kondisi kritis, setelah bentrokan pecah antara demonstran dan polisi di pusat kota Rambukkana.

Orang yang meninggal - kematian pertama sejak protes damai dimulai bulan lalu - kemungkinan telah ditembak, kata Priyangani kepada Reuters. "Kami menduga ada luka tembak, tapi perlu pemeriksaan post-mortem untuk memastikan penyebab pasti kematiannya."

Gangguan meletus setelah polisi meminta pengunjuk rasa untuk menjauh dari jalur kereta api utama yang telah mereka blokir selama berjam-jam, kata juru bicara polisi Nalin Thalduwa.

Advertising
Advertising

"Untuk mengendalikan situasi, polisi menembaki para pengunjuk rasa," kata Thalduwa kepada Reuters.

"Beberapa polisi yang terluka juga dirawat di rumah sakit," katanya, dab menambahkan peluru tajam dan gas air mata telah digunakan untuk mengusir massa yang melempari batu dan benda-benda lain. "Polisi masih di daerah itu dan berusaha memulihkan ketenangan."

Saat ini, Sri Lanka sedang mencari bantuan keuangan cepat dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk meredakan krisis ekonomi yang memburuk.

Berita terkait

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

Polisi kembali mengambil alih gedung kampus Universitas California Irvine dari para pengunjuk rasa pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

7 hari lalu

Sri Lanka Bebas Visa Hingga Akhir Mei 2024 Ini 8 Destinasi Menarik yang Harus Dikunjungi

Jelajahi keajaiban Sri Lanka dari Sigiriya, Anuradhapura, Kandy, Ella, Galle, Mirissa, Nuwara Eliya, Yala

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Perpanjang Bebas Visa untuk 7 Negara Hingga Akhir Mei 2024

7 hari lalu

Sri Lanka Perpanjang Bebas Visa untuk 7 Negara Hingga Akhir Mei 2024

Kebijakan bebas visa untuk menarik jumlah wisatawan ke Sri Lanka

Baca Selengkapnya

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

10 hari lalu

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

Kasus sejumlah nasabah yang mengklaim dananya hilang bermula ketika mereka menempatkan dana di BTN melalui pegawai perseroan.

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

13 hari lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

15 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

15 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

15 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

16 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya