Rumah Umat Muslim India Dihancurkan, Pemerintah Dituding Terlibat
Reporter
Daniel Ahmad
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 19 April 2022 14:26 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi sosial-keagamaan di India, Jamiat Ulama-e-Hind, mengajukan banding ke Mahkamah Agung. Banding dilakukan guna mencegah Partai Penguasa, Hindu Bharatiya Janata (BJP), menghancurkan rumah-rumah Muslim di negara-negara bagian dengan menggunakan buldoser.
Dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari TRT World, Selasa, 19 April 2022, Majelis Muslim itu mengatakan telah mengajukan petisi di pengadilan. Partai eksrem sayap kanan hindu itu dituding menggunakan kedok pencegahan kejahatan dalam melakukan aksinya itu. Pihak berwenang juga dituduh berpartisipasi dalam insiden kekerasan.
Keputusan mengajukan banding ini diambil setelah pemerintah di negara bagian Madhya Pradesh menghancurkan puluhan rumah dan toko milik banyak Muslim setelah mereka dituduh melempari batu pada prosesi Hindu. Tindakan serupa dilaporkan terjadi di negara bagian Gujarat.
Kekerasan komunal pecah di beberapa negara bagian India baru-baru ini selama festival suci Hindu.
Dalam pembelaannya, Jamiat Ulama-e-Hind telah mendesak pengadilan untuk mengeluarkan instruksi untuk para menteri, legislator, dan siapa pun yang tidak terkait dengan penyelidikan kriminal ini untuk menahan diri. Langkah hati-hati perlu dijalani, sampai ada putusan resmi oleh pengadilan pidana.
Dalam pernyataannya, mereka juga mengatakan telah mengajukan petisi secara online dan meminta sidang awal petisi dapat diajukan kepada Ketua Mahkamah Agung India dalam beberapa hari ke depan.
"Petisi tersebut membuat pemerintah pusat serta negara bagian Uttar Pradesh, Madhya Pradesh dan Gujarat menjadi responden, di mana umat Islam telah dilecehkan dalam beberapa hari terakhir," katanya.
Di Khargone, sebuah kota di negara bagian Madhya Pradesh tengah, "slogan-slogan provokatif diduga dikibarkan di dekat sebuah masjid selama perayaan Ram Navami, yang menyebabkan kerusuhan, pelemparan batu dan kekerasan," kata Amnesty International pekan lalu.
Para pejabat segera mengklaim, mereka telah mengidentifikasi para perusuh dan kerusakan akan dipulihkan dari properti pribadi atau publik (mereka).
Namun begitu, pihak berwenang kemudian melanjutkan untuk menghancurkan beberapa properti dan rumah, kebanyakan dari mereka milik "keluarga Muslim yang kurang beruntung secara ekonomi," tambah pernyataan itu.
Baca: Empat Pria India Ditangkap karena Perkosa Biawak di Taman Nasional
TRT World