AUKUS Umumkan Kerja Sama Bikin Rudal Hipersonik

Reporter

Daniel Ahmad

Rabu, 6 April 2022 17:00 WIB

Cuplikan video yang menunjukkan rudal hipersonik Kinzhal ditembakkan dari kapal penjelajah dalam sebuah latihan perang. Rusia menembakkan rudal hipersonik Kinzhal terbarunya untuk kali pertama ke Ukraina pada Sabtu, 19 Maret 2022. TV ZVEZDA

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat, Inggris, dan Australia yang tergabung dalam aliansi AUKUS, mengumumkan kerja sama untuk mengembangkan rudal hipersonik pada Selasa, 5 April 2022. Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyampaikan rencana tersebut setelah memeriksa kemajuan AUKUS.


"Kami berkomitmen pada hari ini untuk memulai kerja sama trilateral baru pada hipersonik dan kontra-hipersonik, dan kemampuan peperangan elektronik, serta untuk memperluas berbagi informasi dan untuk memperdalam kerja sama dalam inovasi pertahanan," kata para pemimpin AUKUS dalam pernyataan bersama, dilansir dari NPR, Rabu, 6 April 2022



Langkah itu dilakukan di tengah kekhawatiran Negeri Abang Sam dan sekutunya terhadap meningkatnya manuver militer Cina di Pasifik. Amerika Serikat, Rusia, dan Cina, memang tengah berupaya mengembangkan lebih lanjut rudal hipersonik, yakni sebuah sistem yang sangat cepat dan tidak dapat dicegat oleh pertahanan rudal saat ini.

Rudal hipersonik Kinzhal adalah salah satu dari beberapa senjata andalan yang diungkapkan oleh presiden Rusia Vladimir Putin. Rudal ini memiliki kecepatan dan kapasitas rudal untuk bermanuver di tengah penerbangan serta memiliki jangkauan dugaan 2.000 hingga 3.000 kilometer. Foto : TASS

Advertising
Advertising


Sebelumnya pada Oktober 2021 lalu, Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, Mark Milley, mengkonfirmasi bahwa Cina telah melakukan uji coba sistem senjata hipersonik sebagai bagian dari upaya agresifnya untuk memajukan teknologi luar angkasa dan militer.



Amerika Serikat menduga Rusia telah menggunakan rudal hipersonik beberapa kali di Ukraina. Pada pertengahan Maret, Moskow mengakui menggunakan rudal hipersonik untuk menyerang gudang amunisi di Ukraina barat.


Sejauh ini, permintaan anggaran 2023 Pentagon sudah mencakup USD 4,7 miliar atau Rp 67,3 triliun untuk penelitian dan pengembangan senjata hipersonik. Jumlah tersebut termasuk perencanaan baterai rudal hipersonik yang diterjunkan pada tahun depan, rudal berbasis laut pada tahun 2025, dan rudal jelajah berbasis udara pada tahun 2027.


Biden, Johnson, dan Morrison menyebut pembentukan AUKUS sebagai peluang untuk membangun pembagian kemampuan pertahanan yang lebih besar. Sebagai tindakan besar pertama mereka, aliansi tersebut mengatakan akan membantu melengkapi Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir.


Morrison mengatakan pengembangan rudal hipersonik sesuai dengan rencana strategis Australia yang dirilis dua tahun lalu untuk meningkatkan kemampuan serangan jarak jauh militernya. "Tujuan terpenting adalah untuk memastikan kami mendapatkan kemampuan itu sesegera mungkin dan itu dalam bentuk terbaik yang dapat bekerja dengan mitra kami," katanya kepada wartawan.



Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton sebelumnya telah mengumumkan rencana menghabiskan USD 2,6 miliar atau Rp 37.3 triliun untuk memperoleh rudal serangan jarak jauh untuk jet tempur dan kapal perang. Rencana ini dipercepat dari jadwal karena meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia dan Cina.


Rancangan pakta keamanan antara Kepulauan Solomon dan Cina telah memicu kekhawatiran tentang kemungkinan kehadiran angkatan laut Negeri Tirai Bambu itu, di 1.200 mil wilayah lepas pantai timur laut Australia. Pemerintah Kepulauan Solomon mengatakan tidak akan mengizinkan Cina membangun pangkalan militer di sana, dan Beijing telah membantah mencari pijakan militer di pulau-pulau itu.



Sumber: NPR

Baca juga: Uni Eropa Akan Kirim Tim Investigasi Kejahatan Perang ke Ukraina

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

1 jam lalu

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

Prabowo mengatakan, pengalamannya di militer tak akan memengaruhi kebijakan di pemerintahan yang bakal dia pimpin.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

7 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

14 jam lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

22 jam lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

23 jam lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

1 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

1 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya