Roman Abramovich Diracun, Ini Kasus Serupa yang Pernah Terjadi di Rusia

Selasa, 29 Maret 2022 18:26 WIB

Roman Abramovich. REUTERS/Andrew Winning

TEMPO.CO, Jakarta - Roman Abramovich, pengusaha asal Rusia diduga diracun saat menjadi anggota delegasi pembicaraan damai antara Rusia Ukraina di Kiev. Menurut outlet investigasi Bellingcat melalui pernyataan di akun Twitter pada Senin, 28 Maret 2022 selain Abramovich, racun juga ditujukan untuk dua orang lainnya.

Wall Street Journal menyebutkan dalam laporannya pada Senin, 28 Maret 2022, bahwa keracunan itu disinyalir merupakan serangan dari kelompok garis keras di Moskow yang ingin menyabot pembicaraan untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina. Saat berita ini dinaikan, Kremlin belum memberikan tanggapan resmi soal keracunan Abramovich dan negosiator Ukraina ini.

Jauh sebelum keracunan yang dialami Roman Abramovich, Rusia sering kali diasosiasikan dengan serangan racun. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut lini masa serangan racun yang dikaitkan dengan Rusia di masa lalu.

1957 - Talium
Nikolai Khokhlov mantan agen KGB Uni Soviet dirawat karena keracunan talium di Frankfurt, Jerman, pada tahun 1957, setelah upaya pembunuhan yang gagal oleh KGB. Talium adalah unsur kimia yang ditemukan dalam bijih berbasis kalium, tetapi juga merupakan produk sampingan dari pemurnian bijih logam berat sulfida.

Radioisotop thallium-201 dalam jumlah kecil dan tidak beracun digunakan dalam pemindaian kedokteran nuklir. Garam thallium sangat beracun dan telah digunakan dalam racun tikus dan insektisida. Keracunan talium menyebabkan rambut rontok.

Kemungkinan serangan terhadap Khokhlkov ini adalah manuver radiologi pertama oleh agen KGB. Khokhlkov sendiri adalah agen KGB Soviet yang membelot ke Amerika Serikat pada tahun 1953 dan bersaksi tentang operasi KGB.

1978 - Ricin
Kasus yang paling terkenal adalah payung pembunuhan jurnalis pembangkang Bulgaria Georgi Markov di London pada September 1978. Markov, yang bekerja untuk BBC dan Radio Free Europe, meninggal empat hari setelah pelet mikro yang mengandung racun risin disuntikkan ke dalam tubuh dan kakinya.

Uni Soviet memiliki versi senjata racun risin selama Perang Dingin, ketika KGB dicurigai dalam upaya pembunuhan terhadap setidaknya tiga pembelot Pakta Warsawa yang terkenal. Ricin diproduksi secara alami di dalam biji tanaman Ricinus communis, yang dihancurkan untuk menghasilkan minyak jarak.

Dalam bentuk bubuk yang dimurnikan, dosis seukuran beberapa butir garam meja cukup kuat untuk membunuh orang dewasa.

Penyelidik Inggris menduga pelet itu ditembakkan oleh seorang pembunuh yang menggunakan alat yang disembunyikan di ujung payung saat Markov sedang mengejar bus di Jembatan Waterloo London.

<!--more-->

2004 - Dioksin
Seorang politisi Ukraina, Viktor Yushchenko diracun dengan TCDD atau dioksin dalam jumlah yang berbahaya pada akhir tahun 2004. Saat itu, Viktor Yushchenko mencalonkan diri sebagai presiden melawan kandidat yang didukung Rusia, Viktor Yanukovych.

TCDD yang umumnya juga disebut dioksin, adalah senyawa padat tidak berwarna dan tidak berbau pada suhu kamar. Dioksin merupaka zat defoliasi yang digunakan oleh militer AS dalam Perang Vietnam. TCDD diklasifikasikan sebagai karsinogen bagi manusia oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker.

Tes pada saat itu menunjukkan Yushchenko memiliki konsentrasi TCDD tertinggi kedua yang pernah diukur pada manusia. Akibatnya, wajahnya rusak selama bertahun-tahun oleh chloracne, tetapi dia perlahan pulih.

Yuschenko, yang menyukai integrasi Eropa dan keanggotaan Ukraina di NATO, mengatakan bahwa peracunannya bukan tindakan pribadi. Dia menuduh pejabat Rusia menghalangi penyelidikan atas siapa yang bertanggung jawab telah meracuninya.

2004 - Tidak Teridentifikasi
Jurnalis investigasi Rusia, aktivis hak asasi manusia, dan kritikus Kremlin, Anna Politkovskaya, jatuh sakit parah pada September 2004. Dia mengalami itu setelah minum teh dalam penerbangan Aeroflot dari Moskow ke Rusia selatan selama krisis penyanderaan sekolah di Beslan.

Politkovskaya yakin bahwa dia diracun oleh FSB. Laporan media mengatakan penyerangnya menggunakan racun yang tidak diketahui yang disiapkan di bekas fasilitas racun polisi rahasia Soviet.

Politkovskaya selamat, tetapi dia ditembak mati dua tahun kemudian di lift gedung apartemennya di Moskow.

Jenis racun yang tidak teridentifikasi juga terjadi pada aktivis yang menjadi korban, seperti Vladimir Kara dan Pyotyr Verzilov, secara beruturut-turut pada 2017 dan 2018.

2006 - Polonium
Seorang mantan perwira dinas keamanan FSB Rusia, Aleksandr Litvinenko diracun di sebuah bar sushi London pada November 2006 dan otopsi mengungkapkan, jejak polonium-210 ada di dalam tubuhnya. Pakar Inggris mengatakan dia mungkin adalah orang pertama yang meninggal karena efek radiasi akut polonium-210.

Polonium adalah unsur langka sarat radioaktif yang terjadi pada bijih uranium. Polonium-210 bisa 250.000 kali lebih beracun daripada hidrogen sianida, yang merupakan cairan sangat beracun yang dapat membunuh dengan cepat dalam dosis terkonsentrasi.

Penyelidikan Inggris pada Januari 2016 menyimpulkan ada bukti tidak langsung yang kuat tentang tanggung jawab negara Rusia dan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala mata-matanya pada saat itu, Nikolai Patrushev, mungkin menyetujui peracunan Litvinenko.

Pada 21 September 2021, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) memutuskan bahwa Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan Litvinenko. Dalam putusannya, ECHR telah menetapkan tanpa keraguan bahwa pembunuhan itu telah dilakukan oleh Lugovoi dan Kovtun sebagai agen Rusia.

<!--more-->

2018 dan 2020 - Novichok
Pada 4 Maret 2018, eks perwira intelijen militer sekaligus agen ganda Rusia, Sergei Skripal, ditemukan tidak sadarkan diri di sebuah taman di kota Salisbury, Inggris. Kejadian yang sama juga menimpa putrinya Yulia.

Novichok adalah agen saraf yang dikembangkan di lembaga penelitian kimia negara GosNIIOKHT di Rusia. Novichok mengganggu mekanisme di mana saraf mentransfer pesan ke organ, dengan menghambat bahan kimia dalam tubuh yang digunakan sel saraf untuk mengatur fungsi penting dan memblokir neurotransmiter.

Penyelidikan Inggris menemukan bahwa Skripal telah diserang dengan racun saraf Novichok. Serangan itu dituduh dilakukan oleh agen negara Rusia. Identifikasi tersebut menemukan dua pria yang bepergian dengan nama Aleksandr Petrov dan Ruslan Boshirov alias Aleksandr Mishkin dan Anatoly Chepiga, agen dinas intelijen militer Rusia yang dikenal sebagai GRU.

Pemimpin oposisi Alexei Navalny juga jatuh sakit dalam penerbangan maskapai domestik di Siberia pada Agustus 2020. Dia kemudian diterbangkan ke Jerman dua hari kemudian untuk perawatan.

Pemerintah Jerman pada 2 September mengumumkan bahwa tes darah menunjukkan adanya agen saraf kimia dari kelompok Novichok. Temuan Jerman segera dikonfirmasi oleh laboratorium di Prancis dan Swedia.

Navalny dan para pendukungnya mengatakan racun itu diberikan melalui pakaian dalamnya, oleh tim rahasia dari Dinas Keamanan Federal (FSB). Kritikus Kremlin yang sekarang dipenjara berpendapat bahwa Putin berusaha membunuhnya.

Baca: Kronologi Dugaan Peracunan Roman Abramovich

RADIO FREE EUROPE | ABC

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

2 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

4 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

4 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

5 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

6 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya