WTO Ingatkan Perang Rusia Ukraina Bisa Berdampak ke Harga Pangan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 27 Maret 2022 08:00 WIB

Warga melihat seorang pria yang tewas dekat sebuah bangunan yang dihancurkan serangan Rusia di Kyiv, Ukraina, 14 Maret 2022. REUTERS/Mikhail Palinchak

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, memperingatkan konflik di Ukraina dan sanksi-sanksi yang dijatuhkan ke Rusia oleh negara-negara Barat bisa membuat kenaikan harga pangan dunia. Pasalnya, banyak pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam yang biasa digunakan untuk ekspor gandum, masih ditutup.

Menurut Okonjo-Iweala, situasi ini bisa mengarah ke bencan kelaparan dan kerusuhan di negara-negara miskin, yang berebut pangan dan ketahanan pangan sangat bergantung pada impor. Negara-negara miskin dan kelompok masyarakat miskin di negara miskin, akan menjadi kelompok yang paling menderita (dari konflik Ukraina).

“Saya rasa kita harusnya khawatir. Dampaknya pada tahun ini bisa ke harga pangan dan bencana kelaparan serta ke sektor substansial lainnya. Pangan dan energi adalah dua hal terbesar dalam keranjang konsumsi masyarakat miskin di seluruh dunia,” kata Okonjo-Iweala.

Advertising
Advertising

Mayat tergeletak di jalanan perbatasan antara Bucha dan Irpin, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di Irpin, Ukraina 11 Maret 2022. REUTERS/Serhii Nuzhnenko

Okonjo-Iweala menjelaskan Rusia dan Ukraina menyediakan 24 persen suplai gandum dunia. Semua bahan pangan impor, yang melintasi Laut Hitam adalah bahan pokok, yang penting bagi keberlangsungan 35 negara – negara Afrika.

WTO pun secara resmi mendorong agar negara-negara yang memproduksi pangan, tidak membuat kesalahan yang sama lagi dengan kesalahan terkait vaksin virus corona. Ketika itu, negara-negara kaya menimbun (vaksin) sehingga negara-negara miskin dibiarkan menunggu.

“Ini adalah tindakan yang natural untuk mempertahankan apa yang Anda punya. Kita sudah melihat contoh kasusnya di vaksin virus corona. Jadi, kita jangan lagi membuat kesalahan yang sama dengan pangan. Kita harus mengambil pelajaran dari kasus vaksin virus corona dan krisis pangan sebelumnya,” kata Okonjo-Iweala.

Sumber: RT.com

Baca juga : Cina Siap Hadapi Gugatan Hak Paten Uni Eropa di WTO

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

1 hari lalu

Satgas Pangan TNI Dukung Program Pompanisasi Kementan

Program ini memungkinkan Indonesia mandiri untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

2 hari lalu

Jokowi Sebut Bantuan Beras Langkah Konkret Ringankan Beban Masyarakat: Patut Disyukuri Lho

Menurut Jokowi di semua negara sekarang menghadapi kesulitan karena kenaikan harga pangan

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

4 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

5 hari lalu

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) membeberkan bagaimana ramainya kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan yang dikelolanya belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

6 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

7 hari lalu

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan akan perbaiki masa simpan pangan.

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

8 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kemenhub: Ada Penambahan Dermaga di Lintas Merak - Bakauheni

8 hari lalu

Kemenhub: Ada Penambahan Dermaga di Lintas Merak - Bakauheni

Kemenhub memastikan ada penambahan dermaga baru di lintas penyeberangan Pelabuhan Merak - Bakauheni untuk mengantisipasi potensi kepadatan penumpang.

Baca Selengkapnya