Pakar Ingatkan Ancaman Pembunuhan Massal Umat Muslim India, Seperti Rohingya

Reporter

Tempo.co

Selasa, 18 Januari 2022 07:01 WIB

Para pelayat Muslim Syiah melukai diri mereka sendiri selama prosesi Muharram menjelang Asyura di Ahmedabad, India, 17 Agustus 2021. Asyura menjadi hari berkabung bagi kalangan Syi'ah atas wafatnyaa Husain bin Ali, cucu dari Nabi Muhammad pada Pertempuran Karbala tahun 61 Hijriah. REUTERS/Amit Dave

TEMPO.CO, Jakarta - Pembunuhan besar-berasan terhadap muslim di India bisa saja terjadi. Menurut Gregory Stanton, pendiri sekaligus Direktur Genocide Watch, selama pengarahan kongres Amerika Serikat, tanda dan proses awal genosida di negara bagian Assam, India, dan Kashmir di India mulai tampak.

“Kami memperingatkan bahwa genosida bisa saja terjadi di India,” kata Stanton.

Stanton mengatakan genosida bukanlah sebuah peristiwa tetapi sebuah proses terhadap kebijakan Perdana Menteri India Narendra Modi. Kebijakan diskriminatif juga dilakukan oleh pemerintah Myanmar terhadap Muslim Rohingya pada 2017.

Di antara kebijakan yang dikutip adalah pencabutan status otonomi khusus Kashmir yang dikelola India pada 2019. Selain itu adanya Undang-Undang Amendemen Kewarganegaraan di tahun yang sama, yang memberikan kewarganegaraan kepada minoritas agama namun mengecualikan umat Islam.

Stanton, mantan dosen studi genosida dan pencegahan di Universitas George Mason di Virginia, mengatakan dia khawatir skenario serupa dengan Myanmar diterapkan di India. Di Myanmar, Rohingya pertama kali secara hukum dinyatakan bukan warga negara dan kemudian diusir melalui kekerasan dan genosida. "Apa yang kita hadapi sekarang adalah jenis plot yang sangat mirip," katanya.

Advertising
Advertising

Stanton mengatakan ideologi Hindutva bertentangan dengan sejarah India dan konstitusi India. Ia juga menyebut Modi sebagai ekstremis yang telah mengambil alih pemerintahan.

Pada 1989, Stanton mengatakan telah memperingatkan presiden Rwanda saat itu Juvénal Habyarimana bahwa akan terjadi genosida di negara tersebut. "Jika Anda tidak melakukan sesuatu untuk mencegah genosida di negara Anda, akan ada genosida di sini dalam waktu lima tahun," katanya mengenang percakapannya saat itu. “Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi di India,” kata Stanton.

Genocide Watch mulai memperingatkan genosida di India pada 2002, ketika periode tiga hari kekerasan antar-komunal di negara bagian Gujarat di India barat mengakibatkan pembunuhan lebih dari 1.000 Muslim.

Baca: Kasus Corona di India Turun Drastis, Rumah Sakit Kosong

AL JAZEERA

Berita terkait

Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

1 hari lalu

Temuan Kuburan Massal, Bisakah Menjadi Bukti Kejahatan Perang Israel?

Penemuan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza telah memicu seruan kepala HAM PBB dan pihak lainnya untuk penyelidikan internasional.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

1 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

2 hari lalu

Tolak Proyek Cloud untuk Israel, 50 Karyawan Google Akhirnya Dipecat

Google menjalin kerja sama dengan Israel lewat kontrak Project Nimbus untuk layanan komputasi awan atau cloud senilai hampir Rp 20 triliun.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

4 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Kepala Negara yang Ditangkap dan Diadili Mahkamah Pidana Internasional atau ICC, Berikutnya Netanyahu?

4 hari lalu

Kepala Negara yang Ditangkap dan Diadili Mahkamah Pidana Internasional atau ICC, Berikutnya Netanyahu?

PM Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan beberapa negara ke ICC atas genosida Gaza, Palestina. Berikut pemimpin dunia pernah diadili ICC?

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

6 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

8 hari lalu

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.

Baca Selengkapnya

Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

8 hari lalu

Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

Dua lelaki memberondong rumah aktor India Salman Khan di daerah Mumbai Bandra, belum lama ini. Bintang Bollywood ini pernah dapat ancaman pembunuhan.

Baca Selengkapnya

Vivo T3x 5G Resmi Diluncurkan di India, Ini Spesifikasinya

9 hari lalu

Vivo T3x 5G Resmi Diluncurkan di India, Ini Spesifikasinya

Vivo T3x 5G ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 6 Gen 1.

Baca Selengkapnya

Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

10 hari lalu

Staf Google Gelar Aksi Duduk Memprotes Kontrak dengan Israel

Para pengunjuk rasa menekan Google untuk mengakhiri kontraknya dengan Amazon untuk proyek cloud dan pembelajaran mesin Israel.

Baca Selengkapnya