TEMPO.CO, Jakarta - Ibu kota India, Delhi dan pusat keuangan Mumbai melaporkan penurunan besar kasus infeksi Corona dalam dua hari terakhir. Dilansir dari Reuters, sebagian besar pasien yang tertular virus juga telah pulih di rumah.
Infeksi baru harian Mumbai turun di bawah 10.000 pada hari Minggu, untuk pertama kalinya sejak awal bulan ini. Sebelumnya angka harian Covid-19, menyentuh level tertinggi sepanjang masa 20.971 pada 7 Januari. Pada Minggu malam, kasusnya turun menjadi 7.895.
Begitu pula di Delhi, kasus mulai turun secara konsisten sejak mencapai puncak yaitu 28.867 pada 13 Januari 2022. Kasusnya diperkirakan kurang dari 15.000 pada Senin.
Baik di Delhi maupun Mumbai, lebih dari 80 persen tempat tidur rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 tetap kosong. Padahal varian Omicron merebak di India yang menyebabkan lonjakan besar di awal tahun.
"Dengan jumlah kasus subklinis, tanpa gejala, dan tidak terdeteksi yang sangat besar, sulit untuk menentukan puncak kasus baru," kata Rajib Dasgupta, kepala Pusat Kedokteran Sosial & Kesehatan Masyarakat di Universitas Jawaharlal Nehru New Delhi.
"Dalam situasi ini, lebih baik memantau jumlah rawat inap. Kasus hari ini bisa dirawat inap minggu depan," katanya.
Ahli epidemiologi lain mengatakan puncak kasus bisa terjadi di awal atau pertengahan Februari. Para ahli telah menghubungkan rawat inap yang rendah dengan tingkat infeksi dan vaksinasi di India yang cukup tinggi.
India telah memvaksinasi penuh sekitar 70 persen dari 939 juta orang dewasanya. Saat ini India sedang berancang-ancang memberikan dua dosis utama kepada 70 juta remaja atau lebih di bulan depan.
Pemerintah telah menyarankan negara bagian untuk meminta orang dengan gejala Covid-19 dites, alih-alih melakuan pelacakan yang sangat menguras sumber daya. Pada puncak kasus April dan Mei tahun lalu, pelacakan dilakukan.
Infeksi COVID-19 India naik 258.089 dalam 24 jam terakhir. Menurut Kementerian Kesehatan pada Senin, jumlah total kasus adalah 37,38 juta, atau urutan kedua terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat. Kematian meningkat 385 atau hampir 40 persen karena penundaan pencatatan di negara bagian selatan Kerala.
Baca: Corona Melonjak, Jutaan Umat Hindu India Tetap Gelar Ritual di Sungai Gangga
REUTERS