Harga Tes Cepat Antigen di Australia Naik 10 Kali Lipat Hingga Jutaan Rupiah

Reporter

Tempo.co

Senin, 17 Januari 2022 19:17 WIB

Wisatawan menerima tes untuk penyakit coronavirus (COVID-19) di fasilitas pengujian pra-keberangkatan, ketika negara-negara bereaksi terhadap varian baru coronavirus Omicron, di luar terminal internasional di Bandara Sydney, Australia, 29 November 2021. [REUTERS/ Loren Elliot]

TEMPO.CO, Jakarta - Australia mulai kekurangan alat tes cepat antigen di tengah tingginya kasus Covid-19 di negara tersebut. Regulator persaingan khawatir harga tes antigen melambung tinggi karena kurangnya pasokan. Regulator sedang menyelidiki pemasok, pengecer, dan apotek di balik kenaikan harga tersebut.

"Di tengah pandemi Covid-19, penetapan harga yang tinggi dari tes antigen cepat menjadi perhatian yang signifikan," kata Ketua Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC), Rod Sims dikutip dari Reuters, Senin, 17 Januari 2022.

Sims mengatakan telah menerima laporan tes cepat antigen mencapai A$ 500 atau sekitar Rp 5 juta di pengecer online. Harganya lebih tinggi dibandingkan dijual di toko resmi yaitu A$ 70 per tes dan A$ 10 di apotek beberapa minggu yang lalu. Namun stok barang tersebut mulai langka. "Ini jelas keterlaluan," kata Sims dalam sebuah pernyataan.

Australia saat ini sedang menghadapi kekurangan alat tes cepat antigen, yang bisa digunakan masyarakat di rumah setelah pemerintah mengizinkan warga yang close contact melakukan tes virus corona sendiri. Pasalnya fasilitas tes virus corona yang didanai Pemerintah Australia kewalahan sehingga banyak hasil tes yang tertunda dalam beberapa hari terakhir.

Menurut Sims, pengecer yang secara sengaja menaikkan harga tes antigen akan menghadapi denda hingga A$ 10 juta atau lebih. ACC menerima rata-rata sekitar 150 laporan dari konsumen per hari tentang harga tes antigen cepat yang melambung tinggi.

Advertising
Advertising

Menurut Sims, jika toko dan pemasok besar ditemukan menjual tes dengan harga mahal dapat didenda hingga A$ 10 juta atau 10 persen dari omset per pelanggaran. Hukuman untuk toko independen lebih rendah.

Perdana Menteri Scott Morrison pada Senin, 17 Januari 2022, menyebut kekurangan pasokan tes cepat antigen bukan hal yang mengejutkan. Sebab otoritas di Australia saat ini sedang bergulat menekan wabah omicron, yang telah memicu lonjakan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan tes virus corona.

“Pasokan alat tes antigen banyak mengalami kekurangan di hampir seluruh negara di dunia. Ini bukan sesuatu yang mengejutkan bagi Australia untuk melaluinya. Ini bagian dari berurusan dengan omicron. Omicron telah mengganggu semuanya,” kata Morrison.

Baca: Australia Mulai Kekurangan Pasokan Alat Antigen

REUTERS | 9NEWS.COM

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

3 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

6 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

6 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

6 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

7 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

7 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

7 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya