Kisah Muammar Gaddafi Hari Ini di 1970 Jadi PM Libya hingga Ujung Kekuasaannya

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 16 Januari 2022 18:24 WIB

Muammar Gaddafi. AP/Ben Curtis

TEMPO.CO, Tripoli -Muammar al-Qadhafi atau alias Muammar Gaddahi resmi menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Libya periode 16 Januari 1970 sampai 16 Juli 1972 melalui Kongres Rakyat Umum.

Keberhasilannya menjadi PM Libya tersebut, tak terlepas dari kesuksesannya dalam mengkudeta Raja Idris pada September 1969.

Lahir pada tanggal 7 Juni 1942 di Sirte, Libya, Muammar Gaddafi adalah seorang kapten muda tentara Libya dengan pangkat tertinggi kolonel.

Melansir Biography, Qadhafi tumbuh dan besar dari keluarga suku al-Qadhafah yang tinggal di gurun Libya. Akibat pengaruh Gerakan Nasionalis Arab, pada 1961 ia memutuskan untuk bergabung di akademi militer di Kota Benghazi dan lulus empat tahun kemudian.

Selain itu, Gaddafi pernah mengenyam pendidikan militer selama empat bulan di Inggris. Setelah lulus, karirnya melalui jajaran militer semakin naik. Puncaknya, saat Qadhafi mencapai pangkat kapten di usianya yang ke-27 tahun. Saat itulah, ia diplot untuk menggulingkan monarki Libya melalui jalur kudeta militer pada tahun 1969.

Melansir History, Gaddafi yang bekerja sama dengan rekan perwira berhasil menggulingkan Raja Idris. Kaum revolusioner Gaddafi mulai menyerang, saat Raja Idris dirawat di spa Turki karena penyakit kaki.

Alasan melakukan kudeta terhadapnya, yakni karena dipandang terlalu konservatif dan acuh terhadap persatuan politik negara-negara Arab.

Setelah berhasil menggulingkan Raja Idris, melalui Kongres Rakyat Umum Gaddafi terpilih sebagai PM Libya mulai 16 Januari 1970. Dia lantas membangun sistem pemerintahan baru dengan memadukan ortodoksi Islam, sosialisme revolusioner, dan nasionalisme Arab.

Sejak saat itu, Gaddafi menjadi seorang pemimpin diktator yang membawahi pemerintahan Libya.

Advertising
Advertising

Gaddafi juga juga mendirikan kediktatoran anti-Barat yang kuat di Libya. Terbukti, tatkala ia menghancurkan pangkalan militer Amerika Serikat dan Inggris pada 1970 dan mengusir Yahudi Italia dan Libya.

Muammar Gaddafi. REUTERS/Louafi Larbi

Namun, ambisinya untuk menyatukan negara Arab, terutama Mesir berakhir gagal. Sebab, negara-negara Arab melakukan proses perdamaian dengan Israel sehingga Libya menjadi kian terisolasi secara internasional.

Demi keluar dari isolasi tersebut, pemerintah Gaddafi mencoba membangun kekuatan dari hasil petrodollar. Namun juga diduga dengan membiayai kelompok teroris di seluruh dunia. Sekitar akhir 1980-an, AS berhasil membongkar kedok tersebut.

Berbagai usaha untuk menjatuhkan Gaddafi semakin masif dari tahun ke tahun.

Puncaknya di tahun 2011, Kolonel Muammar Gaddafi digulingkan dari jabatannya dan ditemukan tewas di depan kampung halamannya, Sirte. Sekaligus mengakhiri masa kediktatorannya memimpin Libya selama 40 tahun.

HARIS SETYAWAN
Baca juga : Arab Spring dan Proses Demokratisasi Dunia Arab yang Dipicu Demonstrasi Massa

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

23 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

2 hari lalu

39 Tahun Gal Gadot, Pemeran Film Wonder Woman yang Bela Israel Asal Negaranya

Artis Hollywood Gal Gadot belakangan menuai banyak sorotan karena aksi bela Israel yang dilakukannya. Ini perjalanan karier pemeran film Wonder Woman.

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

3 hari lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

6 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

9 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi hingga Israel Minta Bantuan Senjata ke AS

12 hari lalu

Top 3 Dunia: Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi hingga Israel Minta Bantuan Senjata ke AS

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 21 April 2024 masih berkutat seputar konflik terbaru Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

13 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Mengenal Yahudi Isfahan, Komunitas Tertua di Iran

13 hari lalu

Mengenal Yahudi Isfahan, Komunitas Tertua di Iran

Komunitas Yahudi di Isfahan merupakan yang tertua. Kota yang diduga diserang Israel pada Jumat lalu dihuni sekitar 1.500 orang Yahudi.

Baca Selengkapnya

Ini Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi

13 hari lalu

Ini Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi

Ayah mantan presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad dituding merubah nama untuk menghapus identitas Yahudi sebelum pindah agama.

Baca Selengkapnya

Palestina Desak ICC Keluarkan Surat Penangkapan bagi Pemukim Ilegal di Tepi Barat

19 hari lalu

Palestina Desak ICC Keluarkan Surat Penangkapan bagi Pemukim Ilegal di Tepi Barat

Palestina menyerukan komunitas internasional untuk melakukan intervensi memaksa Israel menghentikan semua aktivitas pemukiman ilegal

Baca Selengkapnya