Tarik 10.000 Pasukan dari Perbatasan Ukraina, Rusia Siap Dialog dengan Barat

Reporter

Tempo.co

Senin, 27 Desember 2021 13:30 WIB

Gambar satelit menunjukkan peralatan militer Rusia di Yelnya, Rusia, 9 November 2021. Satellite Image 2021 Maxar Technologies/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - 10.000 lebih tentara Rusia telah kembali ke pangkalan permanen mereka setelah latihan selama sebulan di dekat Ukraina, kantor berita Interfax melaporkan pada Sabtu, 25 Desember 2021, mengutip militer Rusia.

Interfax mengatakan latihan itu diadakan di beberapa wilayah dekat Ukraina, termasuk di Krimea, yang dianeksasi Rusia pada 2014, serta di wilayah Rostov dan Kuban di Rusia selatan.

Dikutip dalam laporan Reuters, 27 Desember 2021, pengerahan puluhan ribu tentara Rusia ke utara, timur dan selatan Ukraina telah memicu kekhawatiran Ukraina dan negara-negara Barat bahwa Rusia sedang merencanakan serangan.

Rusia menyangkal rencana semacam itu, dengan mengatakan pihaknya menuntut jaminan dari Barat, termasuk janji dari NATO untuk tidak memperluas aliansi ke arah timur menuju perbatasan Rusia, karena keamanannya sendiri terancam oleh hubungan Ukraina yang berkembang dengan aliansi Barat.

Kremlin juga mengatakan bahwa mereka dapat mengerahkan pasukannya di wilayahnya sesuai keinginan.

Advertising
Advertising

Perkiraan jumlah pasukan Rusia yang baru-baru ini ditempatkan lebih dekat ke Ukraina bervariasi dari 60.000 hingga 90.000, dengan satu dokumen intelijen AS menunjukkan bahwa jumlah itu dapat ditingkatkan hingga 175.000.

"Tahap koordinasi tempur divisi, kru tempur, regu di unit bermotor...telah selesai. Lebih dari 10.000 prajurit militer...akan berbaris ke pangkalan permanen mereka dari wilayah area latihan senjata gabungan," Interfax mengutip pernyataan tentara.

Gambar satelit menunjukkan unit lapis baja Rusia berlatih di Area Pelatihan Pogonovo dekat Voronezh, Rusia, 26 November 2021.[Gambar Satelit ?2021 Maxar Technologies/Handout via REUTERS]

Rusia pekan lalu meluncurkan proposal daftar tuntutan keamanan yang ingin dinegosiasikan, termasuk janji NATO akan menghentikan aktivitas militer di Eropa Timur dan Ukraina.

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Kamis bahwa Rusia ingin menghindari konflik tetapi membutuhkan tanggapan "segera" dari Amerika Serikat dan sekutunya terhadap tuntutannya akan jaminan keamanan. Moskow mengatakan pihaknya mengharapkan pembicaraan dengan para pejabat AS tentang masalah itu akan dimulai pada Januari di Jenewa.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan beberapa proposal keamanan Rusia jelas tidak dapat diterima, tetapi Washington akan menanggapi dengan ide-ide yang lebih konkret mengenai format pembicaraan apa pun.

Baca juga: Joe Biden Siapkan Sanksi untuk Hancurkan Industri Pesawat dan Smartphone Rusia

REUTERS | INTERFAX

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

7 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

1 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

2 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

2 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

4 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya