Jumlah Orang Terlantar di Yaman Naik Hampir 10 Kali Lipat

Reporter

Tempo.co

Rabu, 24 November 2021 15:00 WIB

Bangunan bersejarah yang sebagian runtuh akibat hujan tanpa henti di Kota Tua Sanaa, Yaman, Ahad, 9 Agustus 2020. Pemerintah Yaman yang sudah terhuyung-huyung karena perang, kekurangan makanan, serta penyakit telah bekerja dengan UNESCO dan donatur lain untuk melestarikan sebagian. (Xinhua/Mohammed Mohammed)

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah orang yang terlantar di kamp-kamp di Provinsi Marib, Yaman, meningkat sampai hampir 10 kali lipat pada September 2021. IOM pada Rabu, 23 November 2021, mengatakan lebih dari 45 ribu orang melarikan diri dari rumah mereka menyusul tekanan dari kelompok radikal Houthi.

IOM pun mengungkap kondisi dari 137 kamp – kamp tersebut sangat buruk. Maka IOM menyerukan agar dikucurkan lebih banyak dana bantuan dan memperingatkan eksodus yang lebih besar mungkin bisa terjadi jika pertempuran sampai ke Kota Marib.

“Kami tidak menyaksikan keputusasaan sebesar ini di Marib dalam dua tahun terakhir seperti yang telah kami saksikan dalam dua bulan ini. Masyarakat berulang kali mengungsi dan saat tiba di tempat-tempat kami mereka dalam kondisi yang amat membutuhkan,” kata Kepala perwakilan IOM wilayah Yaman Christa Rottensteiner.

Advertising
Advertising

Seorang anak laki-laki Yaman memanggul jeriken air plastik di dekat keran air hasil sumbangan di Sanaa, Yaman, 28 Oktober 2021. Selain mengalami krisis kelaparan, 15 juta warga di negara yang hancur akibat perang itu juga tidak memiliki akses air minum bersih. Xinhua/Mohammed Mohammed

Rottensteiner menceritakan dalam satu tenda yang kecil, kadang terisi sampai 40 orang. Kelompok radikal Houthi di Yaman telah merangsek ke sebagian besar distrik di Marib. Wilayah Marib dikenal kaya akan sumber energi, yang secara internasional diakui sebagai pertahanan terakhir Pemerintah Yaman di wilayah utara.

Kota Marib berpopulasi 3 juta orang, di mana hampir 1 juta orang melarikan diri ke wilayah lain di Yaman setelah Houthi menggulingkan Pemerintahan berkuasa di Yaman pada akhir 2014.

“IOM sangat waswas dengan kondisi ratusan ribu orang yang dipaksa untuk pindah lagi jika kekerasan mencapai ke kota lagi (Marib) dan meningkatnya kerugian pada warga sipil serta kehancuran infrastruktur sipil,” kata Rottensteiner.

PBB menggambarkan perang sipil di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk. Sedangkan IOM mengatakan dari anggaran bantuan USD 3,85 miliar (Rp 54 triliun), baru 57 persen yang didanai.

PBB telah mengupayakan agar tercapai kesepakatan gencatan senjata dalam perang sipil Yaman, yang dipandang secara luas sebagai perang proxy antara Arab Saudi dengan Iran. Kelompok Houthi mengatakan mereka sedang memerangi sebuah sistem yang korup dan agresi asing.

Baca juga: Saudi Bantah Tarik Pasukan dari Yaman

Sumber: Reuters

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

8 hari lalu

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

Israel telah menghabiskan dana sebesar 60 miliar shekel atau sekitar Rp258 triliun setelah tujuh bulan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Lawan Pasukan TNI Polri di Papua, TPNPB Mengaku Berbaur dengan Masyarakat adalah Strategi Perang

8 hari lalu

Lawan Pasukan TNI Polri di Papua, TPNPB Mengaku Berbaur dengan Masyarakat adalah Strategi Perang

TPNPB menyatakan sudah meminta masyarakat untuk meninggalkan delapan daerah yang mereka klaim sebagai wilayah perang di Papua.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

15 hari lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

15 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

21 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

23 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

25 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

29 hari lalu

5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

Sejak revolusi 1979, Iran telah membangun jaringan proksi di seluruh Timur Tengah. Pengawal Revolusi Iran dan Pasukan elit Quds memberikan senjata, pelatihan dan dukungan keuangan kepada gerakan milisi tersebut.

Baca Selengkapnya

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

32 hari lalu

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

33 hari lalu

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

Israel membahas kemungkinan serangan balasan ke Iran setelah 300 misil dan drone Iran menyerang Israel pada Ahad dinihari.

Baca Selengkapnya