Qatar Kirim Bahan Bakar Senilai Rp142 Miliar per Bulan untuk Gaji PNS di Gaza

Reporter

Tempo.co

Selasa, 23 November 2021 16:30 WIB

Seorang pria Palestina berdiri di samping sebuah truk yang membawa pakaian untuk diekspor, di pintu perbatasan Kerem Shalom di Rafah di Jalur Gaza selatan, 21 Juni 2021. [REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa]

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pejabat Hamas mengatakan pada Senin bahwa Qatar akan mulai mengirim Gaza hingga US$10 juta (Rp142 miliar) bahan bakar melalui perbatasan Mesir per bulan di bawah rencana untuk mendanai gaji pegawai negeri di kantong Palestina yang diperintah oleh Hamas.

Qatar mengumumkan pada 17 November bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan Mesir untuk memasok bahan bakar dan bahan bangunan ke Gaza. Pihak berwenang Qatar tidak menanggapi permintaan komentar pada Senin tentang bahan bakar yang digunakan untuk membayar pegawai negeri sipil Gaza.

Dikutip dari Reuters, 23 November 2021, salah satu sumber yang mengetahui pembicaraan itu mengatakan Qatar dan Hamas belum menyelesaikan kesepakatan atas inisiatif tersebut, yang akan membuat Hamas menjual bahan bakar ke pompa bensin Gaza dan menggunakan hasilnya untuk membayar pegawai negeri, termasuk dokter dan guru.

Qatar dan Hamas masih dalam diskusi mengenai pemeriksaan yang diperlukan Doha untuk memastikan hasil dari penjualan bahan bakar mencapai pegawai negeri yang dituju, kata sumber tersebut.

Inisiatif ini akan membantu melewati pembatasan Israel pada bantuan Qatar ke Gaza yang diberlakukan sebelum perang antara Israel dan Hamas pada Mei.

Advertising
Advertising

Israel dulu mengizinkan negara Teluk untuk mengirim jutaan dolar AS ke Gaza melalui penyeberangan perbatasan Israel untuk mendukung pemerintah Hamas yang kekurangan uang. Tetapi pihak berwenang Israel menghentikan bantuan Qatar semacam itu pada bulan Mei, menuntut lebih banyak pemeriksaan tentang bagaimana uang itu digunakan.

"Menurut perjanjian, Qatar akan membayar setara dengan bantuan bulanannya kepada pegawai sipil Gaza, yaitu antara US$7 hingga US$10 juta (Rp99-142 miliar) dalam bentuk bahan bakar," kata Salama Marouf, direktur kantor media pemerintah Gaza.

"Bahan bakar akan datang melalui perbatasan (Mesir), dan kemudian akan dijual di pasar...hasilnya kemudian akan masuk ke kas kementerian keuangan Gaza, yang nantinya akan dibayarkan kepada karyawan," katanya.

Marouf mengatakan uang tunai yang diperoleh dari penjualan bahan bakar akan membantu membayar sekitar 40.000 pegawai negeri sipil di Gaza, yang memiliki 2 juta penduduk.

Juru bicara Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Kementerian Pertahanan Israel menolak berkomentar.

Israel merebut Gaza dalam perang Timur Tengah 1967. Sejak itu, Israel menarik pemukim dan militernya keluar dari kantong itu pada tahun 2005, tetapi telah menerapkan blokade wilayah itu dengan alasan ancaman dari Hamas. Barat menganggap kelompok Hamas sebagai organisasi teroris.

Bank Dunia mengatakan pembatasan Israel telah berkontribusi pada melonjaknya kemiskinan di Gaza. Qatar, yang telah memompa bantuan lebih dari US$1 miliar (Rp14,2 triliun) ke Gaza sejak 2014, mengatakan bantuannya dimaksudkan untuk memperkuat ketenangan di sepanjang perbatasan dengan Israel.

Baca juga: Qatar Janjikan Bantuan Rp 7 Triliun untuk Gaza

REUTERS

Berita terkait

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

2 jam lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

2 jam lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

7 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

8 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

10 jam lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

11 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

13 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

14 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

16 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya