TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Hizbullah Lebanon mengutuk keputusan Inggris yang memasukkan kelompok perjuangan Palestina Hamas sebagai organisasi teroris.
Sementara Israel, menyambut baik keputusan Inggris itu. Selama ini, Hamas menjadi musuh utama Israel dalam upayanya bertahan di tanah pendudukan Palestina.
Menteri Dalam Negeri Inggris Priti Patel pada hari Jumat menyatakan Hamas sebagai organisasi terlarang. Sikap terhadap penguasa Gaza ini sejalan dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.
"Hamas memiliki kemampuan teroris yang signifikan, termasuk akses ke persenjataan yang luas dan canggih, serta fasilitas pelatihan teroris," kata Patel dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Sabtu, 20 November 2021.
"Itulah sebabnya hari ini saya bertindak untuk melarang Hamas secara keseluruhan."
Organisasi itu akan dilarang di bawah Undang-Undang Terorisme dan siapa pun yang menyatakan dukungan untuk Hamas, mengibarkan benderanya atau mengatur pertemuan untuk organisasi itu di wilayah Inggris, akan melanggar hukum. Patel diperkirakan akan mempresentasikan perubahan itu ke parlemen minggu depan.
Hamas memiliki sayap politik dan militer. Didirikan pada 1987, organisasi ini aktif menentang keberadaan Israel dan pembicaraan damai, dengan menganjurkan "perlawanan bersenjata" terhadap pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
Sebelumnya, Inggris hanya melarang sayap militer Hamas yang bernama Brigade Izz al-Din al-Qassam.
Pejabat politik Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan langkah Inggris menunjukkan "bias mutlak terhadap pendudukan Israel dan tunduk pada pemerasan dan dikte Israel".
"Menolak pendudukan dengan segala cara yang tersedia, termasuk perlawanan bersenjata, adalah hak yang diberikan kepada orang-orang yang berada di bawah pendudukan sebagaimana dinyatakan oleh hukum internasional," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Misi Palestina untuk Inggris, yang mewakili Otoritas Palestina yang didukung Barat, juga mengutuk langkah pemerintah Inggris tersebut.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyambut baik keputusan itu, dengan mengatakan di Twitter, "Hamas adalah organisasi teroris, sederhananya. 'lengan politik' memungkinkan aktivitas militernya."
Hamas dan Israel bentrok baru-baru ini dalam konflik 11 hari yang mematikan pada bulan Mei. Selama perlawanan Palestina dua dekade lalu, pembom bunuh diri Hamas menewaskan ratusan orang Israel, sebuah kampanye yang didukung secara terbuka oleh sayap politiknya.
Pada 2017 Patel dipaksa mengundurkan diri sebagai menteri pembangunan internasional Inggris setelah dia menolak mengungkapkan pertemuan dengan pejabat senior Israel selama liburan pribadi ke negara itu, termasuk pemimpin oposisi saat itu Yair Lapid.
Lapid, sekarang menteri luar negeri Israel, memuji keputusan Patel soal Hamas sebagai "bagian dari memperkuat hubungan dengan Inggris".
Hamas ada dalam daftar organisasi teroris asing AS. Uni Eropa juga menganggapnya sebagai gerakan teroris.
Berbasis di Gaza, Hamas memenangkan pemilihan parlemen Palestina 2006, mengalahkan Fatah. Mereka merebut kendali militer atas Gaza pada tahun berikutnya.