Mark Rutte Sebut Perusuh Demonstrasi Tolak Lockdown Belanda Idiot
Reporter
Tempo.co
Editor
Eka Yudha Saputra
Selasa, 23 November 2021 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan perusuh dalam demonstrasi menolak lockdown hanyalah idiot yang menyamar untuk melakukan kekerasan berkedok protes.
Perusuh mengamuk di kota-kota di seluruh Belanda akhir pekan ini ketika protes terhadap kebijakan virus corona berubah menjadi kekerasan. Lebih dari 100 orang ditangkap selama tiga malam kekerasan, dengan polisi melepaskan tembakan ke perusuh di Rotterdam pada Jumat, Reuters melaporkan.
"Ini adalah kekerasan murni berkedok protes," kata Mark Rutte dalam menanggapi kekerasan terburuk sejak lockdown total pada Januari, dikutip dari Reuters, 22 November 2021.
"Ada banyak keresahan di masyarakat karena kita telah lama berurusan dengan kesengsaraan corona. Tapi saya tidak akan pernah menerima orang idiot yang menggunakan kekerasan murni hanya karena mereka tidak senang," tegasnya.
Serikat polisi Belanda (NPB) juga mengecam kerusuhan tersebut, dengan mengatakan bahwa polisi menghadapi tugas yang mustahil.
"Di sejumlah besar kota, petugas polisi terus dihadapkan dengan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tak kenal ampun," kata ketua NPB Jan Struijs kepada surat kabar AD, dikutip dari NL Times.
"Ini menuntut yang terbaik dari petugas polisi untuk melindungi warga dan harta benda mereka. Ini akan menjadi hari dan minggu yang melelahkan," katanya.
Sekitar 30 orang ditangkap pada Ahad, menyusul puluhan penangkapan pada dua hari sebelumnya, ketika gerombolan massa yang marah membakar benda-benda dan melemparkan batu.
Kelompok berpakaian hitam melempari van polisi dengan batu, dan di Den Haag sebuah batu dilemparkan ke kaca depan ambulans yang mencoba membawa pasien ke rumah sakit, Reuters melaporkan.
Kekerasan dimulai di Rotterdam pada Jumat malam, sebagai protes terhadap rencana pemerintah untuk melarang sebagian besar orang yang belum divaksinasi dari tempat umum. Protes ini dengan cepat berubah menjadi kekerasan.
Meskipun beberapa tindakan lockdown diberlakukan kembali di Belanda pada 13 November, infeksi harian melonjak ke level tertinggi sejak awal pandemi pekan lalu. Ini telah memaksa rumah sakit Belanda untuk mengurangi perawatan rutin dan mendesak pemerintah agar mengambil lebih banyak tindakan untuk memastikan perawatan tetap tersedia untuk semua kasus yang mendesak.
Baca juga: Protes Lockdown di Belanda Ricuh, Tiga Orang Dirawat di Rumah Sakit
REUTERS | NL TIMES