TEMPO.CO, Jakarta - Tiga orang dirawat di rumah sakit di Rotterdam pada Sabtu setelah mereka terluka parah ketika polisi Belanda melepaskan tembakan selama protes menentang lockdown Covid-19, kata pihak berwenang.
Kerumunan beberapa ratus perusuh membakar mobil, menyalakan kembang api dan melemparkan batu ke arah polisi selama protes pada Jumat malam. Polisi membalas dengan tembakan peringatan dan meriam air.
Kepolisian Rotterdam menyatakan di Twitter pada Sabtu bahwa 51 orang telah ditangkap, setengah di antaranya berusia di bawah 18 tahun.
"Tiga perusuh terluka ketika mereka terkena peluru, mereka tetap di rumah sakit," kata polisi dikutip dari Reuters, 21 November 2021, dalam pembaruan informasi setelah sebelumnya melaporkan dua orang terluka.
Pihak berwenang sedang menyelidiki penembakan itu termasuk apakah orang-orang yang terluka terkena peluru polisi.
Wali Kota Rotterdam, Ahmed Aboutaleb, mengatakan protes itu telah berubah menjadi ajang kekerasan.
"Polisi dipaksa untuk menarik senjata mereka dan bahkan melepaskan tembakan langsung," katanya dalam konferensi pers Sabtu pagi.
Menteri Kehakiman Belanda Ferd Grapperhaus mengatakan kekerasan ekstrem terhadap polisi dan petugas pemadam kebakaran di Rotterdam adalah tindakan "menjijikkan."
"Hak untuk memprotes sangat penting dalam masyarakat kita, tetapi apa yang kita lihat tadi malam hanyalah perilaku kriminal," kata Grapperhaus.
Para pengunjuk rasa telah berkumpul untuk menyuarakan penentangan terhadap rencana pemerintah untuk membatasi akses ke tempat-tempat dalam ruangan bagi orang-orang yang memiliki "corona pass", yang menunjukkan bahwa mereka telah divaksinasi atau telah pulih dari infeksi.
Paspor corona ini juga tersedia untuk orang yang belum divaksinasi, tetapi memiliki bukti tes negatif Covid-19.
Di beberapa kota di Belanda pada Sabtu malam ada kantong-kantong kecil kerusuhan ketika para pemuda bentrok dengan polisi.
Di Den Haag, polisi anti-huru hara menggunakan meriam air untuk membersihkan bagian dari daerah pusat Schilderswijk setelah perusuh melemparkan kembang api ke polisi dan merusak lampu lalu lintas, kata polisi setempat di Twitter.
Ada banyak polisi di beberapa kota besar lainnya setelah seruan media sosial untuk membuat kerusuhan menyusul bentrokan Rotterdam, tetapi kekerasan lebih lanjut sebagian besar dapat dikendalikan, dengan hanya sedikit penangkapan, media Belanda melaporkan.
Penyelenggara protes yang telah direncanakan di Amsterdam pada hari Sabtu terhadap tindakan virus corona mengatakan mereka telah membatalkan acara tersebut setelah kekerasan pada hari Jumat.
Meski begitu, beberapa ribu pengunjuk rasa kembali protes di sekitar alun-alun Dam pusat kota. Demonstrasi tetap damai dan dipantau oleh kehadiran polisi yang ketat.
Belanda menerapkan kembali beberapa tindakan lockdown akhir pekan lalu selama tiga minggu awal dalam upaya untuk memperlambat kebangkitan penularan virus corona, tetapi infeksi harian tetap pada level tertinggi sejak awal pandemi.
Baca juga: Covid-19: Austria Lockdown Total, Jerman Darurat Nasional
REUTERS