5.000 Warga Afghanistan Per Hari Eksodus ke Iran: Taliban dan ISIS Beda Tipis?

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 11 November 2021 20:47 WIB

Tentara Taliban menjajal permainan menembak di sebuah taman hiburan di Kabul, Afghanistan, 8 September 2021. Rezim baru Taliban menyatakan tidak akan melarang kegiatan sosial budaya selama tidak bertentangan dengan syariah dan budaya Islam Afghanistan. WANA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -ISIS Khorasan atau ISIS-K, secara historis adalah pecahan dari milisi Taliban.

Mereka berbelok dan membentuk cabang regional Pakistan-Afghanistan dan berjanji setia kepada ISIS.

Namun, ISIS-K gagal menguasai wilayah mana pun di kawasan Pakistan-Afghanistan.

Dilansir dari berbagai sumber, mereka mengalami kerugian besar akibat operasi militer pimpinan Taliban dan AS, dibantu para sekutu Barat.

Sebenarnya, kedua kelompok itu pada dasarnya adalah militan aliran Islam Sunni garis keras. Namun, keduanya berbeda dalam hal-hal kecil, seperti agama dan strategi.

Keduanya mengklaim sebagai yang paling benar dalam menegakkan hukum agama. Perselisihan inilah yang menyebabkan pertempuran berdarah antara kedua kelompok ini. Lalu, apa beda di antara keduanya?

Taliban

Taliban dibentuk pada tahun 1994 dan terdiri dari pejuang perlawanan Afghanistan yang bertempur menyerang pasukan Soviet pada 1980-an.

Dikutip dari wtsp.com, prioritas utama bagi para pejuang ini adalah mengendalikan Afghanistan, dan Taliban melakukannya sebentar pada tahun 1996. Selama lima tahun pemerintahannya, pemerintahan Taliban telah digambarkan sebagai brutal. Mereka menolak 160.000 warga sipil pasokan makanan dari PBB, membakar lahan, menghancurkan rumah, dan membunuh warga Afghanistan.

Advertising
Advertising

Hubungan antara AS dan Taliban sangat rumit. Antara tahun 1994 dan 1996, AS mungkin secara tidak langsung mendanai Taliban melalui Pakistan, sekutu pada saat itu. Pada akhir 1970-an, Uni Soviet menginvasi Afghanistan, yang mengakibatkan AS mendanai pejuang gaya gerilya yang dikenal sebagai mujahidin.

Pada tahun 1989, Uni Soviet menarik diri dari Afghanistan dan Taliban lahir. Komandan Islam Mullah Mohammad Omar membentuk sekelompok pemuda Afghanistan, sebagian besar dari kamp-kamp pengungsi, dan melatih mereka dalam ideologi Islam yang ketat.

Sekarang Taliban mengambil alih Afghanistan lagi. Kami sudah melihat kelompok-kelompok lain menjadi berita utama seperti ISIS-K, yang menewaskan 13 anggota layanan Amerika di bandara Kabul.

Sementara Taliban mencari kontrol lokalnya sendiri atas Afghanistan, kelompok lain memiliki tujuan yang lebih besar.

ISIS

Negara Islam Irak dan Suriah, yang alias ISIS, memicu ancaman bagi stabilitas di banyak wilayah Timur Tengah dan Afrika.

Ada juga cabang dari ISIS, yang dikenal sebagai ISIS-K. Namun, kedua kelompok fokus untuk membersihkan seluruh Timur Tengah dari pengaruh Barat.

Dilansir dari forces.net, ISIS-K terbentuk sekitar tahun 2015. 'K' dalam namanya adalah singkatan dari Khorasan. Ini adalah nama sejarah untuk wilayah yang mencakup Pakistan, Iran, Afghanistan, dan bagian dari Asia Tengah.

Bahkan dengan keyakinan yang sama, ISIS-K jauh lebih intens daripada ISIS. ISIS-K cenderung merekrut pembelot Afghanistan dan Taliban yang merasa metode Taliban tidak cukup ekstrem.

M. RIZQI AKBAR
Baca: PBB Salurkan Gaji Tenaga Kesehatan Afghanistan Rp 114 M Tanpa Lewat Taliban

Berita terkait

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

20 jam lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

10 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

16 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

17 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

26 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

28 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Iran Disebut Telah Peringatkan Rusia sebelum Serangan Moskow

30 hari lalu

Iran Disebut Telah Peringatkan Rusia sebelum Serangan Moskow

Tiga sumber menyebutkan bahwa Iran telah memperingatkan Rusia mengenai kemungkinan adanya "operasi teroris" besar-besaran bulan lalu.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya