TEMPO.CO, Jakarta - PBB telah membayar gaji 23.500 petugas kesehatan di seluruh Afghanistan sebesar US$ 8 juta selama sebulan terakhir. Dana itu disalurkan tanpa melalui Kementerian Kesehatan di bawah Taliban.
Penyaluran dana itu dilakukan dalam uji coba penyaluran likuditas yang dibutuhkan untuk rakyat Afghanistan. Sejak dikuasai Taliban pada Agustus lalu, Afghanistan berada di jurang keruntuhan ekonomi.
Lembaga United Nations Development Programme atau UNDP yang berada di bawah PBB dan organisasi kesehatan Global Fund bekerja sama untuk menghidupkan kembali program yang telah didanai oleh Bank Dunia. Kerja sama itu berhenti ketika Taliban menggulingkan pemerintah Afghanistan yang didukung Barat pada Agustus.
PBB telah berjuang mendapatkan cukup uang untuk membantu jutaan warga Afghanistan yang di ambang kelaparan. Dana itu juga untuk mencegah runtuhnya ekonomi dan layanan kesehatan dan pendidikan di Afghanistan.
"Harus ada yang turun tangan. Kami dihadapkan tidak hanya dengan sistem kesehatan yang runtuh, tetapi juga sistem keuangan yang runtuh," ujar Direktur Regional UNDP untuk Asia dan Pasifik, Kanni Wignaraja kepada Reuters.
Global Fund menyediakan dana sebesar US$ 15 juta. Dari jumlah tersebut hampir US$ 8 juta digunakan untuk gaji dan sisanya untuk menyediakan peralatan medis dasar, obat-obatan esensial, dan persediaan. UNDP sedang mencari cara agar dana itu bisa masuk ke Afghanistan dan disalurkan langsung ke petugas kesehatan di 31 dari 34 provinsi Afghanistan.
Wignaraja mengatakan UNDP mengirimkan sebagian uang ke Bank Internasional Afghanistan dan menyalurkannya melalui penyedia layanan uang terpercaya. Namun ia menolak menyebutkan nama lembaga yang menyalurkan bantuan tersebut dengan alasan keamanan.
Baca: Taliban Pilih Anggotanya Jadi Gubernur dan Kepala Kepolisian Afghanistan
REUTERS