TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 69 orang tewas ketika rombongan yang dipimpin walikota Banibangou disergap sekelompok orang bersenjata di kampung terpencil di barat daya Niger, Selasa, 2 November 2021.
Penyerangan itu terjadi di lokasi berjarak 50 km dari kota, dekat perbatasan dengan Mali. Daerah itu dikuasai oleh kelompok pendukung ISIS yang telah menewaskan ratusan warga sipil di komunitas pedesaan tahun ini.
Menteri Dalam Negeri Alkache Alhada di televisi pemerintah, Kamis, 4 November 2021, mengatakan, 15 orang selamat dan operasi pencarian sedang berlangsung. Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Sebuah zona gersang dan miskin di Afrika Barat yang meliputi perbatasan Niger, Mali dan Burkina Faso dihantui kekerasan dalam beberapa tahun terakhir ketika kelompok-kelompok bersenjata, beberapa terkait dengan al Qaeda, membangun kontrol atas masyarakat. Ribuan warga sipil tewas dan ratusan ribu orang mengungsi.
Peta Niger (kirksvilledailyexpress)
Sebelumnya, kelompok yang terkait ISIS dan al Qaeda membunuh lebih dari 530 orang dalam serangan terhadap warga sipil di wilayah perbatasan barat daya Niger tahun ini, lima kali lebih banyak dari pada tahun 2020, menurut data yang diberikan oleh Proyek Data Lokasi & Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED), sebuah konsultan yang melacak kekerasan politik.
Pada Agustus, gerilyawan melakukan serangkaian serangan di daerah itu, termasuk yang menewaskan 37 warga sipil.
Militan sering menargetkan pejabat lokal termasuk walikota, kepala desa dan tokoh agama. Ratusan pejabat tersebut telah dibunuh atau diculik sejak awal 2018. Rakyat sipil juga seringkali menjadi korban pemerasan.