Perdana Menteri Sudan Ditahan Usai Rumah Dikepung Militer

Reporter

Tempo.co

Senin, 25 Oktober 2021 12:28 WIB

Rakyat Sudan meneriakkan slogan-slogan dan mengibarkan bendera nasional mereka saat merayakannya kesepakatan dewan militer Sudan dan koalisi oposisi untuk berbagi kekuasaan selama masa transisi menuju pemilihan, di sepanjang jalan-jalan Khartoum, Sudan, 5 Juli , 2019. [REUTERS / Mohamed Nureldin Abdallah / File Photo]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Sudan Abdallah Hamdok menjadi tahanan rumah setelah pasukan militer tak dikenal mengepung kediamannya pagi tadi, Senin, 25 Oktober 2021. Informasi itu dilansir jaringan televisi Al Hadath.

Penahanan PM Sudan Abdallah Hamdok tak lama setelah pihak militer menangkap sejumlah pejabat negara. Militer telah menangkap pejabat sipil termasuk menteri kabinet, penasihat media perdana menteri dan anggota dewan kedaulatan di negara itu.

Nasib Sudan berada di ujung tanduk sejak kudeta yang gagal bulan lalu. Pemerintah menyatakan berhasil menggagalkan kudeta, yang diduga digerakkan loyalis mantan Presiden Omar al-Bashir, Selasa, 21 September 2021.

Pemimpin Sudan sebelumnya, Omar al-Bashir digulingkan setelah berbulan-bulan terjadi unjuk rasa di jalanan pada 2019. Usai al-Bashir turun, terjadi transisi politik.

Hiba Morgan dari Al Jazeera, melaporkan dari ibu kota Sudan, Khartoum. Saat ini akses telekomunikasi telah dibatasi di sana. "Jadi sangat sulit untuk mendapatkan informasi tentang apa yang sedang terjadi," ujarnya.

Advertising
Advertising

“Yang kami tahu pasti menteri perindustrian sudah ditangkap. Dia mengunggah status di media sosial beberapa sebelum penangkapan. Dia mengatakan bahwa tentara di luar rumahnya,” kata Morgan.

Dalam laporannya, Morgan juga mengatakan bahwa menteri penerangan telah ditangkap bersama dengan penasihat perdana menteri. Sejumlah pejabat lain juga sudah ditangkap.

Nama-nama pejabat yang ditahan adalah Ibrahim al-Sheikh, menteri perindustrian; Hamza Baloul, Menteri Penerangan; Mohammed al-Fiky Suliman, anggota dewan kedaulatan; dan Faisal Mohammed Saleh, penasihat media perdana menteri. Ayman Khalid, gubernur negara bagian Khartoum juga ditangkap, menurut halaman Facebook resmi kantornya.

Asosiasi Profesional Sudan, kelompok politik pro-demokrasi utama di negara itu, menyebut langkah militer pada Senin sebagai kudeta militer. Mereka meminta masyarakat untuk turun ke jalan sebagai protes.

Baca: Upaya Kudeta di Sudan Gagal, Diduga Dilakukan Loyalis Rezim Lama

AL JAZEERA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kontroversi Robert Fico, PM Slovakia yang Ditembak Orang Tak Dikenal

20 jam lalu

Kontroversi Robert Fico, PM Slovakia yang Ditembak Orang Tak Dikenal

Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, ditembak beberapa kali oleh orang tak dikenal pada Rabu siang

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

20 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

1 hari lalu

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

Prabowo mengatakan, pengalamannya di militer tak akan memengaruhi kebijakan di pemerintahan yang bakal dia pimpin.

Baca Selengkapnya

BREAKING NEWS: PM Slovakia Ditembak Orang Tak Dikenal, Kondisinya Kritis

1 hari lalu

BREAKING NEWS: PM Slovakia Ditembak Orang Tak Dikenal, Kondisinya Kritis

Perdana Menteri Slovakia ditembak oleh orang tak dikenal hari ini. Kondisinnya kritis.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

2 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

2 hari lalu

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

2 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

4 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan enggan mendaftar ke militer.

Baca Selengkapnya

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

6 hari lalu

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

RECONEX adalah latihan bilateral yang dipimpin oleh KORMAR dan USMC bertujuan untuk mempromosikan interoperabilitas anggota marinir

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

6 hari lalu

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

Joe Biden sangat yakin operasi militer di Rafah oleh tentara Israel tidak akan membuat kemajuan apapun dalam memerangi kelompok Hamas

Baca Selengkapnya