Pakistan International Airlines Hentikan Penerbangan karena Intimidasi Taliban

Reporter

Tempo.co

Kamis, 14 Oktober 2021 19:00 WIB

Pesawat penumpang Pakistan International Airlines (PIA) bersiap lepas landas dari bandara Internasional Benazir di Islamabad, Pakistan, 9 Februari 2016. [REUTERS/Faisal Mahmood]

TEMPO.CO, Jakarta - Pakistan International Airlines (PIA) menangguhkan penerbangan ke ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Kamis setelah menuduh ada campur tangan oleh otoritas Taliban, termasuk perubahan aturan sewenang-wenang dan intimidasi staf.

Penangguhan itu terjadi ketika pemerintah Taliban memerintahkan maskapai itu, satu-satunya perusahaan internasional yang beroperasi secara teratur di luar Kabul, untuk memotong harga tiket sangat rendah.

"Kami menangguhkan operasi penerbangan kami ke Kabul mulai hari ini karena ketegasan pihak berwenang," kata seorang juru bicara Pakistan International Airlines, dikutip dari Reuters, 14 Oktober 2021.

Sebelumnya, Taliban memperingatkan PIA dan maskapai Afghanistan Kam Air bahwa operasi Afghanistan mereka berisiko diblokir kecuali mereka setuju untuk memotong harga tiket, yang kini semakin sulit dibeli oleh sebagian besar warga Afghanistan.

Dengan sebagian besar maskapai internasional tidak lagi terbang ke Afghanistan, tiket untuk penerbangan ke ibu kota Pakistan, Islamabad, telah dijual seharga US$2.500 (Rp35 juta) untuk penerbangan PIA, menurut agen perjalanan di Kabul, dibandingkan dengan US$120-US$150 (Rp1,6-2,1 juta) sebelumnya.

Advertising
Advertising

Anggota Taliban berjaga di bandara Kabul yang kembali beroperasi di Afghanistan, 9 September 2021. Pesawat Qatar Airways menjadi maskapai pertama yang melakukan penerbangan saat bandara Kabul kembali beroperasi. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

Kementerian Transportasi Afghanistan mengatakan harga pada rute harus disesuaikan dengan kondisi tiket sebelum kemenangan Imarah Islam atau penerbangan akan dihentikan.

Kementerian juga meminta penumpang dan orang lain untuk melaporkan setiap pelanggaran.

Penerbangan antara Afghanistan dan Pakistan telah sangat dibatasi sejak bandara Kabul dibuka kembali bulan lalu setelah evakuasi kacau lebih dari 100.000 orang Barat dan warga Afghanistan yang rentan menyusul kemenangan Taliban.

PIA mengatakan sejak pemerintah baru Taliban dibentuk, stafnya di Kabul menghadapi perubahan menit terakhir dalam peraturan dan izin terbang dan "perilaku yang sangat mengintimidasi" dari para komandan Taliban.

PIA mengatakan perwakilan negaranya sempat ditahan di bawah todongan senjata selama berjam-jam dan baru dibebaskan setelah kedutaan besar Pakistan di Kabul turun tangan.

Dengan meningkatnya krisis ekonomi menambah kekhawatiran tentang masa depan Afghanistan di bawah Taliban, ada permintaan besar untuk penerbangan keluar dan kantor paspor utama di Kabul telah dibanjiri oleh orang-orang yang mencoba mendapatkan dokumen perjalanan sejak dibuka kembali bulan ini.

Permintaan untuk penerbangan semakin didorong oleh kesulitan yang berulang di penyeberangan perbatasan darat Afghanistan ke Pakistan setelah Taliban berkuasa.

Baca juga: G20 Sepakat Bantu Rakyat Afghanistan, Tapi Tak Mau Akui Taliban

REUTERS

Berita terkait

Bawa Cairan ke Dalam Pesawat Pahami Aturan 3-1-1

1 hari lalu

Bawa Cairan ke Dalam Pesawat Pahami Aturan 3-1-1

menurut Transportation Security Administration atau TSA wisatawan harus mengikuti aturan 3-1-1 saat membawa cairan dalam hand luggage di pesawat

Baca Selengkapnya

5 Tips Mengemas Barang Bawaan dengan Hand Luggage

1 hari lalu

5 Tips Mengemas Barang Bawaan dengan Hand Luggage

Tips mengemas barang bawaan dengan hand luggage bermanfaat bagi yang sering mengemas barang bawaaan berlebihan saat bepergiaan

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Penyaluran Avtur Penerbangan Haji Meningkat hingga Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Penyaluran Avtur Penerbangan Haji Meningkat hingga Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

PT Pertamina Patra Niaga memproyeksikan penyaluran avtur untuk penerbangan haji 2024 mencapai 100 ribu kilo liter (KL).

Baca Selengkapnya

Mengintip Penerbangan Komersial Termahal di Dunia Rute Abu Dhabi - New York

2 hari lalu

Mengintip Penerbangan Komersial Termahal di Dunia Rute Abu Dhabi - New York

The Residence terdiri dari tiga ruangan, ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi pribadi. Penumpang dimanjakan selama 13 jam penerbangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

7 Daftar Sekolah Pilot di Indonesia, Ada Kedinasan dan Swasta

2 hari lalu

7 Daftar Sekolah Pilot di Indonesia, Ada Kedinasan dan Swasta

Ada beberapa daftar sekolah pilot di Indonesia yang bisa Anda pilih untuk pendidikan. Anda bisa memilih dari sekolah kedinasan atau swasta.

Baca Selengkapnya

Keluar Percikan Api, Penerbangan Haji Garuda Indonesia Rute Makassar-Madinah Kembali ke Landasan

3 hari lalu

Keluar Percikan Api, Penerbangan Haji Garuda Indonesia Rute Makassar-Madinah Kembali ke Landasan

Penerbangan Garuda Indonesia telah mendarat dengan selamat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar pada pukul 17.15 LT.

Baca Selengkapnya

Berisiko Sakit, Jemaah Haji Jangan Menahan Kencing selama di Pesawat

3 hari lalu

Berisiko Sakit, Jemaah Haji Jangan Menahan Kencing selama di Pesawat

Banyak kasus jemaah haji jatuh sakit begitu sampai di Arab Saudi karena menahan kencing saat dalam penerbangan.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

3 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya